Jumat, 30 November 2012

An Example of Curriculum Vitae (CV) for Propose a Job


 
        
If you guys want to propose a job , usually you should have to make a CV (Curriculum Vitae) or Cover Letter, right??.. So i want to give you an example CV  of mine . Yeah, it's made by my self if i'm going to search a job..Hope u enjoy it!!!!











                                                                 AFIFAH AMANI


Term address :Jln. Raya Jatinangor, number 128, Pondok Sonjaya Putri,   Jatinangor, Sumedang , Jawa Barat 45363.
Home Address : Jln.STA Hamzah Tobing, gg cendana 2 no 3, Tarutung, Sumatra Utara.
Mobile phone : 089699126027                    Email : fifarushers@yahoo.com


PROFILE



 

An ambitious and articulate students of English Department (Faculty of Arts in ‘’Universitas Padjadjaran’’) on the third semester with an excellent academic record in addition to wide experience in broadcast and public speaking. Following activity of public speaking in my university I am very keen to enter a career in a part of presenter in RCTI’s Company.

FELLOWSHIPS AND AWARDS


 

-               Fellowship of PPA on the third semester in ‘’Universitas Padjadjaran’’.
-               The second rank of Public Speaking in Senior High School.
-               The third rank in the first class of Senior High School.
-               The third rank in the second class of Senior High School.
-               The second rank in the third class of Senior High School.
-               The third rank of MTQ in Junior High School.
-               The fifth rank in the fourth, fifth, and sixth class in elementary school.
-               The third rank of English Speech in Senior High School.

SKILLS AND QUALITIES


 


·         Communication Skills – used widely both in my  studies placements with friends has been a key factor.
  • Time Management – the need to manage time with my academic studies has focussed my mind  on studying efficiently in order to meet my deadline.
·         Flexibility – the ability to adapt rapidly to a new work environment and also a new cultural environment.
  • Interpersonal Skills – developed initially when speaking in public with my ability in English language. I can speak English fluently, and know a little about French language.
  • Ambition – the will, ability and confidence to succeed in any chosen environment that related to be a presenter.

PROFESSIONAL WORK AND PROFESSIONAL EXPERIENCE


 

·        Teaching Experience
-           PKM ( a program of dedication to society )
I followed an activity of PKM ( a program of dedication to society) in my faculty and I was involved in a variety of the program to bring forward a backward society in a village, named ‘’Desa Banyuresmi’’. This experience may confirmed my desire to develop a career as a presenter.
-           Teached English Language to some students there.
-           Made a communication with the backward society of Banyuresmi.
-           Given a contribution to the backward society.

  • Bonafit F.M Radio as a Broadcaster
Only 2 months as a broadcaster when I was study in Senior High School in Medan. I was a broadcaster of Request Songs program in Bonafit F.M Radio.



  • Public Speaking
I was in the second rank of Public Speaking contest in Senior High School. I believe it is related with a good presenter that must have a braveness to speak in public.
  • English Speech
I was in the third rank of English Speech contest in Senior High School. It is related too with a good presenter that must have a good quality of English Language.

Interest And Activities



 

My experience that related to English language like a broadcaster and public speaking opened my eyes to give an awareness and braveness to speak in public. I used to see some presenters in some TV Stations, how they can have their braveness to speak in public.
In University I have an organization named ESU (English Speaking Union) to upgrade my ability in English language, and I am following some activities like PKM (dedication to society), and some committees of events in my campus.

References

   Details of academic and professional referees are available











Selasa, 20 November 2012

Cristiano Ronaldo Biography :)








BAB 1                                                                            
RONALDO, MADEIRA, MARADONA
    Tak ada waktu seindah masa kecil. Ketika cerita demi cerita selalu mengisi keseharian. Ketika beribu cita-cita dan impian digantungkan. Ketika banyak kenangan yang terlalu sayang untuk dilupakan.
      Funchal. Nama kota ini barangkali terdengar kurang akrab di telinga orang-orang luar Portugal. Maklum saja, letaknya kurang strategis, hanya di salah satu pulau kecil bernama Madeira. Karena bukan Negara kepulauan, pulau ini cukup berarti.
      Secara geografis, Madeira adalah sebuah pulau lepas pantai barat daya Portugal, terletak di Samudra Atlantik, sekitar 360 mil barat Maroko, dan 540 mil barat daya Lisbon. Di area ini hanya dua pulau, Madeira dan Porto Santo yang aktif dan ditinggali. Meski tidak besar, kepulauan Madeira cukup dikenal di daratan Eropa. Kepulauan ini terkenal dengan pantainya yang menawan. Banyak wisatawan yang datang untuk menghabiskan  liburannya disini. Selain itu, Madeira juga terkenal akan anggurnya,’’ombroidery artisan’’, serta kebun bunga yang indah. Pulau-pulau lain yang dikenal adalah Deserta Grande Island, Selvagem Grande Island (Savage Island), Bugio Island, Selavgem Pequena Island, Selvagens’ For a Islet, dan Desertas’ Chao Islet.
       Funchal adalah kota terbesar di kepulauan Madeira. Dari catatan tahun 2004, penduduknya berjumlah 110.000 jiwa. Pulau ini cukup bersih dan tenang. Dari catatan sejarah,kepulauan Madeira awalnya dikenal sebagai Pulau Ungu oleh orang Roma. Pulau ini sempat tidak dikenal sampai akhirnya ditemukan kembali (secara tidak sengaja) oleh pelayar Portugis dan ditempati oleh Portugal pada 1418 dan sekarang menjadi region autonomous.
        Republik Portugal adalah sebuah Negara di Eropa bagian barat daya. Negara ini berbatasan dengan Spanyol di sebelah Utara dan Timur. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Atlantik. Poertugal mengklaim sebuah daerah kecil bernama Olivenca yang dikuasai Spanyol sejak Kongres Wina 1815.
       Funchal memang tak sebesar dan seramai Porto, Lisbon, atau Benfica. Ketiga kota itu telah berpredikat kota metropolitan. Ketiganya juga identic dengan klub sepak bola yang kiprahnya tidak boleh dianggap enteng di kawasan Eropa. Sementara itu, Funchal hanya kota kecil, tersudut diantara gemerlap Portugal yang bercita rasa Spanyol. Ya, orang-orang Portugal identic dengan cita rasa Spanyol. Tak butuh waktu lama untuk mengitari Funchal. Juga tak banyak yang bisa dicari disini. Berbeda dengan Madeira.
                                                                                                                                                 2
Meski tergolong pulau kecil, Madeira menyimpan sebuah pesona yang besar. Keindahan alamnya mengundang decak kagum para pecinta laut dan garis pantai. Pesona yang ditawarkan tak hanya mengundang para wisatawan domestic, tapi juga mancanegara. Letaknya beberapa ratus mil sebelah selatan pulau utama tempat pusat pemerintahan. Pulau Madeira mempunyai panjang 57 km dan lebar 22km. Alamnya yang hijau, dikelilingi gunung, bukit, serta lembah membuat Madeira memperoleh julukan ‘’Permata Atlantik’’(The Pearl Of The Atlantic). Indah sekali, dan itu membuat siapa saja yang lahir disini akan merindukannya. Kembali ke Madeira selalu menjadi mimpi saya. Saya selalu mencari-cari waktu untuk bisa pulang kampong, menghirup segarnya hawa Madeira.
                                  
                                                                ***
Di Funchal saya dilahirkan, 5 Februari 1985. Saya bersyukur dilahirkan di sebuah tempat yang dikaruniai keindahan alam, hijaunya gunung, dan damainya pantai. Ibu saya, Maria Dolores dos Santos Aveiro, tiada henti mengucap do’a bahagia dan keselamatan kepada Tuhan usai tangisan panjang saya terdengar lewat persalinan normal. Pertaruhan nyawa, cucuran keringat serta raungan kesakitan seketika berubah menjadi kebahagiaan tak terhingga begitu saya dilahirkan dan menghirup udara bumi untuk pertama kali.
       Ayahku, Jose Diniz Aveiro, yang tadinya diliputi perasaan cemas luar biasa sepanjang proses persalinan tersenyum lebar begitu mengetahui saya menjadi penghuni baru bumi dalam keadaan selamat dan fisik sempurna.
       Saya pun menyandang nama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro. Cukup panjang memang. Tetapi itulah yang lazim di masyarakat kami. Menghargai nama-nama baik, dan ingin sebanyak mungkin menyandangkan nama-nama itu pada anak-anaknya. Jika melihat dari nama, ada yang bertanya apakah saya keturunan Brazil? Seperti Ricardo Kaka yang mempunyai buntut nama ‘’ dos Santos Aveiro’’. Sejarah menerangkan bahwa keturunan Brazil memang banyak yang bermukim di Portugal. Saya tidak tahu pasti saya, apakah saya orang Brazil atau tidak. Yang jelas, saya merasa menjadi orang Portugal, dan saya mencintai negeri ini.
       Sampai sekarang, meski saya sudah sangat akrab dengan kehidupan kota metropolitan yang hingar binger, saya tetap merasa Madeira lebih baik. Agak melankolis memang. Tetapi siapa yang sanggup untuk melupakan romantisme masa lalu selama-lamanya? Tanah kelahiran tetap tumpah darah, tempat sebuah harapan dan cita-cita digantungkan. Tempat kita pertama kali menapak dan menghirup udaranya.
                                                                                                                                                   3

RONALDO DAN RONALD REAGAN
           Kata kedua dari nama lengkap saya (Ronaldo) adalah nama pemberian Ayah. Dengan nama itu, kini saya dikenal banyak orang, utamanya pecinta bola. Nama itu benar-benar menjadi peruntungan karena membawa saya pada jalan karier sebagai pemain sepak bola. Nama saya masuk jajaran elit pemain dunia, salah satu pemain terbaik dunia, dan berstatus sebagai pemain termahal di dunia. Nama sekarang bukan sekedar panggilan, tetapi sudah menjadi merk yang memiliki nilai komersial.
        Saya harus mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ayah. Namun, saya sebagai manusia sadar kalau semua itu kehendak Tuhan. Bukan hanya soal nama, tapi juga jalan karir yang saya lalui hingga terasa indah. Saya menikmatinya, meski kini kehidupan pemain sepak bola tak berbeda dengan selebritis. Harga kontrak dan gaji yang terus melambung tiap tahun membuat para pemain bergelimang uang. Mereka bebas berbuat apa saja dengan uang yang diperoleh dengan cara berlari, menendang, mengumpan, menyundul, serta mencetak gol. Bergelimang uang  berarti pula objek liputaan yang menjual bagi media. Media menganggap keseharian pemain sepak bola, termasuk saya, layak jadi konsumsi publik. Tak hanya sisi baik saya yang mereka beberkan, sisi buruk pun menjadi komoditi yang wajib diketahui public. Sama sekali tak menyangka kalau saya termasuk salah satu selebritis bola. Hidup menjadi pesepak bola terkenal memang terasa berbeda. Di satu sisi kita punya fisik yang sama sebagai manusia biasa. Namun di sisi lain, kita seperti tidak punya kesempatan dan kehilangan ruang untuk diri sendiri. Kita sulit berekspresi. Kita selalu berusaha tampil baik di setiap kesempatan. Padahal itu jelas tidak mungkin, Setiap orang pasti punya sisi negative. Saya terkadang ingin tampil cuek karena malas. Saya kadang ingin memanjakn diri dengan berjalan kemanapun saya mau. Tapi jelas itu tidak mungkin karena jadwal saya sangat padat. Satu dengan yang lain seakan saling memburu dan kemudian menghadang di depan mata. Belum lagi mata-mata para pemburu berita yang ingin mencari sisi-sisi keseharian kita. Dengan kamera-kamera berlensa panjangnya mereka berusaha membidik di setiap kesempatan. Mereka beradu mendapatkan yang terbaru. Yang sering menjengkelkan adalah ketika mereka ingin mengungkapkan sisi negative saya. Saya kesal sekali, mereka tidak menghargai privacy orang lain.
        Kembali ke soal nama. Ada 2 alasan mengapa Ayah memilih nama ‘’Ronaldo’’. Pertama, karena nama Ronaldo memang jarang digunakan oleh orang-orang Portugal. Nama ini terdengar cukup unik, tetapi punya power yang kuat. Alasan yang lain, ini menarik, karena
                                                                                                                                                   4
 ayah saya mengidolakan Ronald Reagan. Mungkin terdengar sedikit konyol, tetapi itulah kenyataannya. Tokoh Amerika Serikat itulah yang menjadi inspirasi beliau untuk memanggilku dengan nai ma ‘’Ronny’’. Katanya, nama ini menggugah semangat untuk maju.
        Ini cerita menarik lainnya. Mungkin banyak orang yang lebih mengenal Ronald Reagan sebagai salah satu presiden Amerika Serikat. Anehnya, kekaguman ayah saya kepada Ronald Reagan bukan karena ketampana ataupun menduduki jabatan tertinggi sebagai Presiden Amerika Serikat, melainkan karena Reagan menjadi bintang film. Ayah adalah salah satu fans beratnya. Akting Reagan yang membuat Ayah terpesona. Beberapa judul film pernah dibintanginya sebelum banting stir ke dunia politik. Ayah kurang suka Reagan berkiprah di paanggung politik. Menurutnya, itu menghancurkan minat para penggemarnya. Sebagai pekerja seni, ia lebih tampak humanis. Maklum, Ayah tak menyukai bidang yang di dalamnya rentan akan hasutan, gesekan, serta tak jarang terjadi adu fisik. Sepanjang hidupnya, Ayah tak pernah sama sekali bersinggungan dengan politik.
     Nama ‘’ Cristiano’’ adalah nama pemberian Ibuku. Tak ada alasan pasti mengapa beliau mengusulkan nama tersebut. Ibuku hanya berfikir jika nama ‘’ Cristiano’’ lebih enak didengar sebagai kata pertama sebelum kata ‘’Ronaldo’’. Ibu hanya tersenyum ketika ditanya mengapa saya diberi nama itu. Setelah saya dewasa, saya baru mengerti ternyata nama ini memang bagus dan cocok dengan kata ‘’Ronaldo’’. Tetapi saya belum juga mengerti ada arti apa dibalik nama itu.  
        Saya anak bungsu dar 4 bersaudara. Elma adalah kakak perempua tertua. Dua saudara lainnya adalah Hugo kakak lelakiku dan Katia kakak perempuanku. Hugo senang dengan kehadiranku, ia tidak lagi bermain sendiri.
Saya menikmati masa kanak-kanak yang menyenangkan. Ketika itu, saya termasuk paling sering bermain diluar rumah. Tak jarang Ibu sampai marah-marah karena mengetahui saya tidak ada dirumah. Masa kecil saya dihiasi dengan beragam permainan dan kesenangan. Saya biasa bermain dengan teman-teman jika berada diluar rumah,  jarang dengan Hugo kakak saya. Hugo lebih banyak membantu saya. Ia adalah kakak yang baik, karene sering membantu saya jika sedang berkelahi dengan teman-teman.
       Sebagai anak ‘’desa’’, gaya bermain kami agak berbeda. Tidak seperti di kota-kota besar, anak-anak lebih sering memainkan permainan dengan teknologi atau permainan yang menggunakan listrik. Sedangkan kami hanya bermain dengan memanfaatkan alam Madeira yang indah. Karena itu, sampai sekarang saya masih memiliki keinginan agar tetap bersahabat dengan alam. Kenanagn waktu kecil itu tak bisa terhapus. Teman-teman dan jenis-jenis permainan disana selalu saya rindukan. Terkadang, saya suka tersenyum sendiri mengingat kekonyolan-kekonyolan sewaktu kecil.
    Kami hidup dengan sederhana. Tapi kami tidak kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi terkadang, kalau ingin membeli sesuatu yang baru, kai harus menabung. Kami sekeluarga nyaris tak pernah berlibur ketika itu. Sebab kami beruntung memiliki alam Madeira yang benar-benar indah, sehinnga setiap hari seperti liburan rasanya.
Tuntutan hidup mengharuskan Ayah bekerja keras demi menghidupi keempat anaknya. Pekerjaannya tidak tetap. Beberapa kali ia harus berpindah kantor. Dari cerita Ibu, bahwa Ayah itu tidak sabar menanti karier. Begitu tidak ada perkembangan dalam pekerjaannya, 1-2 tahun ia sudah pindah ke kantor lain. Selain itu, ia juga pindah jika mendapatkan tawaran gaji yang lebih besar. Ayah selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ia tampak tidak mengurus dirinya sendiri. Ia banting tulang, bekerja apa saja untuk menghidupi keluarganya. Hidup untuk berjuang dan pantang menyerah di tengah jalan. Kehidupan penuh perjuangan ini selalu membayang di kepala saya. Sebagai pekerja keras, Ayah kerap pulang larut malam. Biasanya tak ada senyum yang mengembang sebagai symbol penyambutan dari kami anak-anaknya ketika pintu rumah terbuka. Ibu yang selalu membukakan pintu meski dalam balutan wajah yang jauh dari senyum karena Ibu mengantuk. Hilang sudah waktu beliau menghabiskan waktu dengan keempat anaknya. Hari demi hari kami jarang makan bersama. Hanya akhir pekan saja kami berkumpul seharian, bermain, dan berbincang. Saya banyak belajar dari Ayah, terutama soal kerja keras dan semangat seorang laki-laki.
       Kata Ibu, sejak usia satu tahun saya tumbuh menjadi bayi yang mungil dan sehat. Kedua orang tua saya dan ketiga kakak saya begitu bahagia melihat pertumbuhan saya. Sampailah pada tanda-tanda awal yang  kemudian membawa saya berkiprah di panggung sepak bola.
      Saya mulai tertarik pada ‘’si kulit bundar’’ di usia 3 tahun. Saat itu taka da permainan yang lebih menarik selain sepak bola. Begitu juga dengan teman-teman sepermainanku, semua mrnyukai sepak bola seakan-akan bola sudah menjadi sahabat terdekat.
    Di Portugal, sepak bola sudah menjadi salah satu sendi kehidupan. Dimana-mana kita akan menemui orang-orang bermain bola, di lapangan, di pantai, di jalan-jalan kota, sampai di pelosok-pelosok desa. Olahraga rakyat ini seperti sudah mendarah daging. Melihat kenyataan ini, sangat mungkin darah Brazil dekat dengan orang-orang Portugal.
      Waktu terus berkembang. Pengetahuan saya tentang sepak bola juga terus bertambah. Gaya permainan yang itu-itu saja membuat saya jenuh. Saya terus mencari, dan akhirnya punya kebiasaan baru. Saya mulai gemar menonton pertandingan di depan televisi. Saya biasa bermain di tanah kosong bekas perkebunan atau jalanan. Melihat hobi saya seperti itu, Ayah menghadiahi saya sebuah bola. Mulanya saya puas dengan hanya mendekap gemas sambil memandangi si kulit bundar tersebut. Tetapi kemudian Ayah menyuruh saya untuk segera memainkannya dengan kaki. Ia ingin mengajari saya dan meminta saya mengambil jarak beberapa meter dalam posisi berhadapan. Dia memberi contoh gerakan menendang dan mengoper. Seperti masyarakat Portugal lainnya, Ayah saya juga gila sepak bola. Ia cukup senang melihat saya sudah mencintai bola sejak kecil. Ayah biasanya menghabiskan banyak waktu di akhir pecan dengan menonton pertandingan dan sesekali ikut bertanding di lapangan. Ayah saya termasuk cukup ahli bermain bola. Ia punya kemampuan yang bagus dan gaya permainannya enak dilihat. Ayah pun menyuruh saya bermain dengan teman-teman. Saya sangat menikmati ketika bermain bola dengan mereka. Begitu sore dating, tanpa di
komando, kami menuju tanah lapang yang tak jauh dari rumah. Kehadiran saya selalu ditunggu oleh teman-teman, karena waktu itu hanya saya yang masih memiliki bola sendiri. Permainan pun berlangsung seru. Pola permainan anak-anak di usia tersebut masih ala kadarnya. Sifat dan perilaku kami saat ramai-ramai memainkan si kulit bundar dipenuhi kepolosan. Masing-masing hanya bertujuan mengincar bola. Dimana  bola berada, disitulah kami berlari.haha…:D Nyaris tak mengenal kawan atau lawan dalam situasi bergerombol seperti ikan kecil di laut. Namun untuk ukuran usia kami saat itu, hal tersebut sangat menghibur. Yang penting bagaimana bisa menguasai bola dan menciptakan gol ke kandang lawan. Usai bermain, kami pulang kerumah sambil membawa kotoran yang melekat di baju. Ibu tidak marah, tetapi kalau sampai kotor sekali, saya disuruh membantu mencucinya. Jika saya sedang tidak bermain dengan teman-teman saya, saya pun mengajak Hugo kakak lelaki saya. Kami bermain di halaman rumah yang sempit. Dibanding saya, Hugo tak begitu tertarik bermain bola. Terlihat dari semangat tandingnya yang mudah menyerah.

TRIK DARI TELEVISI
   Waktu terus bergulir. Tiga tahun kemudian saya masuk sekolah dasar. Tetapi saya lebih berminat untuk menggeluti sepak bola. Ketika jam pelajaran olahraga, saya bermain  bola dengan teman-teman di sekolah saya, mereka tak segan memuji penampilan saya. Sebab, kemampuan saya memang terbilang paling menonjol di antara teman-teman saya. Sanjungan mereka tak lepas dari trik-trik yang sudah saya peragakan. Meski saat itu masih jauh dari kesan sempurna, tetapi saya bisa melakukan tipuan yang mengelabui lawan. Menurut mereka kemampuan saya ini sungguh mengagumkan dan sulit ditiru. Mereka sering bertanya dari siapa saya belajar trik-trik permainan itu, lalu saya jawab bahwa saya tak punya pelatih, sebab saya hanya belajar dari bimbingan Ayah dan trik dari televisi.
    Kegemaran saya menonton pertandingan bola di televisi membuat pandangan saya terasa lebih lebar. Saya pun mulai tahu tehnik-tehnik gerakan tipu, mendribbling, hattrick, mengumpan, menggiring, menyundul, mematahkan serangan lawan, sampai  gol dengan cara backheel ( gol dengan memakai tumit kaki belakang). Itulah kombinasi permainan yang enak dilihat. Hari demi hari, saya banyak belajar dari televise. Saya meniru trik-trik yang dilakukan para pemain bintang . Setelah berhari-hari saya bisa mempraktekkannya dan langsung tersenyum lebar ketika ada trik baru yang sudah saya kuasai.
     Teman-teman hampir tidak percaya kalau saya hanya belajar sendiri. Tetapi itulah kenyataannya. Sore hari saya langsung menuju lapangan kecil untuk belajar trik-trik permainan dari pertandingan yang sudah saya lihat di televisi. Ayah ikut membantu menyempurnakan gerakan-gerakan saya.
     Seperti kebanyakan anak kecil lainnya yang selain menggemari pemain-pemain bola yang sedang bersinar, saya juga menjadi pendukung salah satu klub di liga Portugal. Dulu, Benfica adalah klub favorite saya, lalu di urutan kedua saya menyukai Sporting Lisbon. Tetapi, justru awal karier saya berada di Sporting Lisbon, yang tak lain adalah rival terkuat Benfica.
     Meski saya mencintai sepak bola, saya justru hampir tidak pernah melihat pertandingan secara langsung. Keinginan untuk menonton pertandingan Benfica secara langsung menjadi keinginan yang dipendam dalam-dalam. Sebab Ayah tak punya cukup uang untuk datang ke stadion. Lagi pula, jarak Funchal, tempat saya tinggal antara Benfica sangat jauh, harus menyeberangi pulau.
    Ibuku justru pendukung berat Sporting Lisbon.  Meski kami berbeda selera, Ibuku menyimpan keinginan besar seiring munculnya bakat permainanku. Ia ingin suatu saat nanti aku bisa memakai mostum kebesaran Sporting Lisbon.
    Suatu hari, Ayah bertanya apakah saya ingin benar-benar menjadi pemain bola yang hebat? Sambil menganggukkan kepala saya menjawab ‘’ya’’. Polosnya jawaban tersebut membuat Ayah terkesan.
    Melihat kesungguhan saya, umur 8 tahun Ayah mendaftarkan saya ke sebuah klub amatir, Andhorina. Klub inilah jalan pertama yang saya lalui guna mewujudkan mimpi saya. Kemampuan dasar sepak bola saya boleh dibilang sudah saya kuasai. Kini tinggal bagaimana mematangkan lewat latihan yang terprogram. Di Andhorina , saya selalu semangat berlatih dan serius mendengarkan instruksi pelatih.



INSPIRASI MARADONA
     Ayah sempat  membayangkan saya bisa seperti Diego Maradona. Sejak kecil, saya memang menyukai Maradona, sebab keahliannya di lapangan membuat saya kagum. Jika sekarang kehidupan Maradona dirundung kemuraman karena narkoba dan obat bius, itu urusan lain. Saya hanya memandangnya sebagai panutan dalam bermain bola dan tidak ingin terjebak narkoba seperti dirinya.
     Pemain favorite saya yang kedua adalah Luis Figo, pemain Real Madrid. Dia berasal dari Portugal, namun saya menyukainya bukan karena dia memiliki Negara yang sama dengan saya, melainkan peran vitalnya di lini tengah permainan. Saya ingin berperan seperti Luis Figo.
  Lalu, setelah saya agak dewasa, saya juga menyukai permainan Thierry Henry. Striker asal Prancis itu punya karakter permainan yang khas.
   Ketika saya ingin berlatih, Ayah rela mengurusi semua perlengkapan latihan saya, mulai dari sepatu, kostum, sampai mengantar ke tempat latihan. Sebenarnya Ayah sudah lebih dulu bergabung di klub Andorinha, tetapi hanya sebagai manajer perlengkapan tim. Sebelumnya, dia menjabat sebagai hakim garis di lapangan.
    Setelah 2 tahun menimba ilmu di klub amatir, Andorinha, kemampuan saya mengolah bola mulai terlihat. Saya bukan sekolah di sekolah sepak bola. Sebab ketika saya berlatih di Andorinha, saya masih duduk di sekolah dasar. Trik-trik kecil dalam bermain bola yang saya perlihatkan menyita perhatian ribuan pasang mata. Saya pun menjadi pembicaraan hangat di Madeira. Ada yang mengatakan saya berlari cepat seperti menembus angin, dan cara menggiring bola saya unik, sehingga menjadi hiburan tersendiri. Saat itulah saya merasa hari-hari yang saya lalui tampak indah. Pandangan di lapangan semakin jernih. Saya bertambah yakin bahwa masa depan saya memang berhubungan dengan sepak bola. Waktu itu, orang sudah menyebut saya sebagai pemain muda terbaik di Madeira. Semakin hari, media pun mulai memghampiri saya. Baru berusia 10 tahun di tahun 1995 , saya sudah dihampiri banyak media dan penuh wawancara dari mereka. Tak lama kemudian, saya sudah mulai akrab dengan pers Portugal. Hampir setiap hari , ada saja yang ingin mewawancarai saya. Dan itu tidak hanya di tempat latihan saja, tetapi pers pun mulai berdatangan ke rumah. Tak hanya saya yang diwawancarai, tetapi seluruh anggota kelaurga pun ikut diwawancarai. Karena saat itu saya masih bau kencur, saya belum merasa terbebani dengan kondisi tersebut. Setiap pertanyaan yang diajukan saya jawab dengan polos. Akhirnya efek dari pemberitaan pers ini membuat 2 klub kawakan di Madeira, yaitu Maritimo dan Nacional terlibat persaingan ketat untuk mendapatkan saya. Wah wah wah..saya jadi heran sendiri. Ketika itu saya tidak berat sebelah untuk memilih klub mana yang akan saya masuki diantara 2 klub kawakan tersebut. Akhirnya, Nacional yang berhasil merekrut saya dari Andorinha.
  



BAB 2
SPORTING LISBON
    Dari segi prestasi tak ada yang bisa saya banggakan selama bergabung di Nacional de Madeira. Saya memang memiliki kemampuan yang menonjol, tetapi Nacional tetap miskin gelar di level Junior. Kiprah Nacional di berbagai kejuaraan tak menuai hasil maksimal.
   Setelah menghabiskan waktu dua tahun bergabung di Nacional barulah saya menemukan jawaban atas kegagalan tim ini. Pengalaman dan kemampuan. Itulah jawaban pastinya. Dua tahun yang begitu cepat berlalu memberi saya banyak pemgalaman berharga.
        Setelah saya mendapat predikat sebagai pemain muda paling berbakat di Madeira, kini wilayah jelajah saya melebar hingga seantero Portugal. Masih di usia 12 tahun, saya dilirik sejumlah klub tenar Portrugal. FC Porto dan Boavista adalah 2 klub besar Portugal yang ingin mendatangkan saya sebagai asset. Keduanya terang-terangan ingin menggaet saya. Tetapi ambisi keduanya bertepuk sebelah tangan. Di akhir episode perebutan justru Sporting Lisbon yang mendapatkan saya di tahun 1997. Keberhasilan Sporting Lisbon mendapatkan saya sama sekali tak di sangka oleh FC Porto dan Boavista. Sporting lebih cerdik, mereka membuat negosiasi lebih cepat ketika Porto dan Boavista sedang berebutan untuk mendapatkan saya. Cerita ini berawal ketika saya yang masih memakai jersey Nacional akan mengadakan laga eksebisi. Berita ini langsung terdengar ke markas Sporting Lisbon yang memang menyimpan rasa penasaran kepada saya. Kesempatan pun tak disia-siakan. Sporting Lisbon mengirim utusan untuk mengamati penampilan saya. Utusan tersebut adalah Presiden Sporting Lisbon, Marques Freitas  dan pelatih Sporting Lisbon, Leonel Pontes yang datang secara langsung ke Funchal. Pertama kali melihat cara saya mempertontonkan kemampuan mengolah bola, Freitas langsung terheran-heran. Ia seakan tak percaya pemain seusia saya yang tergolong masih kecil bisa dengan enaknya mempermainkan bola. Kecepatan lari saya pun tak luput dari pujian. Berkali-kali Freitas dan Pontes terlibat diskusi panjang mengenai penilaian mereka tentang saya. Sampai akhirnya keduanya menyatakan niat ingin memboyong saya dan mereka membuat penawaran resmi.
         Sepertinya keinginan Ibu agar saya memakai kostum Sporting Lisbon memang terwujud. Usai kesepakatan, saya tak dapat menyembunyikan kebahagiaan. Pengalaman baru yang lebih menantang di salah satu klub impian segera saya lalui.
         Kepindahan saya ke Sporting Lisbon membuat saya harus rela berpisah dengan kedua orang tua dan ketiga saudara. Sebab, jarak antara Funchal, tempat kami tinggal, dan  Lisbon 600 mil. Terasa cukup untuk memendam kerinduan akan kampong halaman. Inilah pertama kali saya harus menjalani kehidupan sendiri. Tak ada lagi orang-orang tercinta yang mendampingi saya. Saya dipaksa oleh keadaan. Bukan tangisan dan ketakutan yang saya tunjukkan pada mereka, sebab hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Saya harus lebih mandiri dan harus mempersiapkan perlengakapan latihan tanpa dibantu Ayah lagi.
Berpisah dengan keluarga adalah salah satu pengorbanan yang harus saya jalani.


FOTO PENGOBAT  RINDU

        Sebelum menuju Sporting Lisbon, Ayah sempat mengatakan pada saya, bahwa bukan hanya saya yang mengalami situasi seperti ini. Sebab pemain bola terkenal juga dulunya mengalami hal yang sama sepertiku. Sebenarnya ketika itu tak mudah untuk melaksanakannnya. Sebab saya selalu rindu dengan keluarga. Sebagai pengobat rindu , saya hanya bisa melihat foto mereka yang terpajang di atas meja. Foto itu diselipkan oleh Ibu di tumpukan baju saya.
        Baru beberapa hari merasakan atmosfer Sporting Lisbon dan menikmati fasilitas yang disediakan, emosi saya langsung diuji. Bukan karena kekerasan. Sebagai penghuni baru, saya harus tahu diri. Tujuan saya adalah menimba ilmu sepak bola, lalu menjadi pemain yang hebat dan terkenal di dunia. Kami disini saling bersaing secara sehat. Tetapi ada cerita yang masih membuat saya kesal hingga saat ini. Ceritanya ketika saya datang ke Sporting Lisbon, mulanya teman-teman disana menyambut kedatangan saya dengan ramah. Perkenalan berlangsung penuh persahabatan. Kami saling bertanya alamat, hobi, dan sebagainya. Dan ternyata bukan hanya saya yang datang dari luar Lisbon, bahkan beberapa ada juga datang dari luar pulau. Namun, mereka tiba-tiba berubah sikap. Saya merasa tertekan ketika mereka sengaja mengobrol dengan saya. Sebab mereka tahu logat bicara saya yang lahir di Funchal agak berbeda dengan orang-orang di Sporting Lisbon, meskipun masih berada di satu Negara, yaitu Portugal. Nah keanehan logat bicara saya tersebut menjadi bahan tertawaan bagi mereka.




MELEMPAR KURSI DI KELAS
        Merasa heran, saya pun bertanya,’’Adakah yang aneh dari ucapan saya?’’,. Bukannya menjawab, tawa mereka malah semakin lebar mendengar pertanyaan saya. Salah satu dari mereka menjawab,’’Aksen Madeira mu terdengar aneh dan lucu!’’,. Mereka tetap tertawa dan saya merasa itu adalah hinaan. Mulanya saya tidak bereaksi sedikitpun. Tetapi lama kelamaan kekesalan saya semaikin menggunung dari hari ke hari. Sebab kondisi ini berlangsung hingga beberapa bulan. Lalu suatu hari saya ceritakan hal ini pada Ayah dan Ibu. Tapi lagi-lagi keduanya hanya mengatakan bahwa saya harus bisa mengendalikan diri, sebab perjuangan pemain sepak bola terkenal pasti sangat berat. Saya sempat mengutarakan keinginan untuk keluar dari Sporting Lisbon tetapi  Ayah tak mengizinkan.
      Suatu hari, saat saya masih belajar ilmu pendidikan sekolah menengah pertama di Lisbon, guru saya juga menertawakan keanehan logat bicara saya di depan teman-teman sekelas. Tanpa memikir panjang, dengan geram saya lalu mengambil kursi dan melemparkannya kearah guru saya. Semua yang ada di kelas sama sekali tak menyangka saya bisa berbuat hal seperti itu. Tetapi guru saya sempat menghindar , tetapi dia malah marah besar kepada saya. Saya didamprat habis-habisan dan dikeluarkan dari kelas. Beberapa hari kemudian, Ayah dan Ibu dating dari Funchal ke sekolahku. Pihak sekolah sudah melaporkan kejadiannya. Kedua orang tua saya datang untuk membela saya bukan semata-mata karena saya anak kandungnya. Tetapi keduanya sangat menyesalkan seorang guru yang seharusnya menjadi contoh para siswa, malah menunjukkan sikap yang kekanak-kanakan dan tidak berwibawa kepada saya. Setelah pihak sekolah berfikir mengenai hal ini, akhirnya saya terbebas dari sanksi. Pihak sekolah sudah memaafkan guru tersebut dan juga memaafkan sikap saya yang tak bisa mengendalikan emosi. Sejak saat itu, tak ada yang berani menertawakan aksenku yang aneh.  Adapun manajemen Sporting Lisbon harus berfikir 2 kali untuk mengeluarkan saya. Sebab, saya adalah asset yang paling berharga di klub tersebut. Jika dilepas, tentu saya dengan cepat akan diperebutkan banyak klub. Hal itu diliihat dari kemampuan saya yamg lebih menonjol dibandingkan teman-teman yang sama-sama masih dalam tahap pemggemblengan. Skill individu saya paling atraktif disbanding pemain muda lainnya. Pergerakan kedua kaki saya, utamanya saat melakukan dribbling dianggap luar biasa. Naluri gol juga mulai terlihat.
                                                                      ***



ALCHOCHETE YANG TERSOHOR
       Ketika umur 13 tahun, saya berhenti sekolah di sekolah menengah pertama, sebab saya lebih memfokuskan diri dengan dunia sepak bola. Saya bergabung di Sporting Lisbon Junior. Sedikit demi sedikit, saya mulai didatangi oleh para penggemar. Saya dan pemain muda lainnya berlatih keras di Alchochete yang merupakan markas tersohor di Portugal. Fasilitas latihan tergolong lengkap dan sangat mendukung bagi pembentukan sekaligus program regenerasi pemain.
 Aturan yang ada di Sporting Lisbon sangat ketat, mulai dari pagi sampai malam hari. Lalu, di umur 16 tahun, tepatnya pertengahan 2001, saya mendapatkan kesempatan bergabung ke level Senior, karena pelatih junior Sporting Lisbon mengatakan bahwa kemampuan saya sudah bisa disejajarkan dengan pemain senior.
      Pertumbuhan fisik saya semakin terlihat di usia 16 tahun. Saya tak lagi terlihat kurus. Porsi latihan fisik telah mengubah bentuk tubuh saya menjadi atletis dan saya merasa lebih kuat di lapangan. Sebab tak mudah jatuh saat neradu badan dan juga terlihat lentur dalam setipa pergerakan. Karena perubahan fisik itulah saya kemudian mendapat julukan ‘’The New Patrick Kluivert’’. Meski saya tak mengagumi Patrick,striker Belanda, namun julukan itu membuat saya lebih percaya diri.
      Kehadiran saya di usia 16 tahun yang sudah masuk ke level senior pun ‘’tercium’’ hingga ke Inggris. Pujian datang dari pelatih Liverpool, Gerard Houllier. Namun ia hanya sebatas kagum dan belum berniat merekrut saya, sebab masih terlalu muda untuk masuk skuad Liverpool.

LIMA TIM DALAM SEMUSIM
        Tak lama kemudian Liga Portugal 2001/2002 bergulir. Namun nama saya masih belum terdaftar sebagai pemain inti Sporting Lisbon. Bukan tak pernah merasakan pertandingan, sebab tenaga dan kemampuan saya justru terbagi dalam 5 tim berbeda : Sporting Lisbon U-16, U-17, U-18, U-21, dan Sporting Lisbon B. Dalam semusim saya bermain untuk 5 tim berbeda. Cukup membanggakan.
        Sebelum masuk pekan keenam, saya masih diperbolehkan duduk di bangku cadangan. Barulah tanggal 5 Oktober 2002, saya dipercaya tampil. Saya mendadak terkejut ketika pelatih menyebutkan nama saya sebagai starter. Saya pun bertekad harus bisa memanfaatkan kesempatan dan berdo’a dalam hati. Ibu menyempatkaan diri datang dari Funchal untuk melihat secara langsung penampilan perdana saya di Sporting Lisbon. Beliau sama sekali tak menduga anaknya berada diantara 11 pemain Sporting Lisbon yang berjalan ke tengah lapangan. Begitu melihat saya melambaikan tangan kea rah supporter, Ibu berteriak histeris sambil menyebut nama saya. Julukan ‘’ The New Patrick Kluivert’’ kepada saya benar-benar menjadi inspirasi di lapangan. Saya sama sekali tidak demam panggung dan memainkan bola dengan lincahnya. Koran pun memberitakan bahwa saya tampil luar biasa. Aksi dribbling saya sambil melewati pemain Moreirense menjadi daya tarik penonton. Ribuan pasang mata tanpa ragu memberikan tepuk tangan sewaktu saya beraksi menembus pertahanan lawan. Pemain Sporting Lisbon lainnya pun memuji penampilan saya dan mereka juga bermain semakin impresif. Saya sering membuat assist  sampai saya sendiri yang menciptakan gol kedua ke gawang Moreirense, (gol pertama oleh Vitaly Kutuzov). Bermula dari umpan sector tengah, saya langsung berlari ke sayap kanan. Bola saya dribbling maju, melewati 2 pemain lawan dan langsung menembaknya ke gawang. Goooooolll!!!!! Saya senang sekali, sambil berlari saya berteriak sekeras-kerasnya dan kemudian dikerumuni oleh pemain-pemain Sporting Lisbon. Semua orang terpana dan berteriak. Para pelatih, manajer, dan fans fanatic Sporting Lisbon seakan tak percaya kalau seorang anak kecil yang baru tampil di liga professional bisa mencetak gol pada penampilan perdananya untuk Sporting. Hingga jeda babak pertama, skor masih tetap untuk Sporting 2-0. Di babak kedua, meskipun pemain lawan mengubah strategi permainan, tetap saja Sporting Lisbon lebih unggul. Sebab di injury time ,saya mendapat peluang emas, yaitu menciptakan gol dari tendangan jarak jauh. Akhir pertandingan ,skor 3-0 untuk Sporting Lisbon. Debut yang cukup membanggakan.
       Saya masih mengingat kenangan itu. Sepertinya kaki ini seakan ringan sekali dibawa berlari, dan peluang mencetak gol itu ada di depan mata. Begitu seterusnya, sampai saya banyak menciptakan gol untuk Sporting Lisbon. Pelan tapi pasti, pelatih mulai menaruh kepercayaan di pundak saya. Mereka berharap besar jika di setiap pertandingan saya bisa mencetak gol. Sejak itu, saya tak pernah absen dari posisi starter. Dengan langkah mantap, Sporting Lisbon melaju di urutan teratas klasemen Liga Portugal.
      Saya yang sejak awal sudah memiliki fans, kini semakin menjadi favorite di Sporting Lisbon. Fans berkumpul dan membentuk fans club. Saya hanya tersenyum mengingatnya. Nama saya pun masuk daftar paling atas dengan jumlah penggemar paling banyak diantara pemain-pemain Sporting Lisbon.
        Sekembalinya Ibu dari Lisbon, Ayah dan ketiga saudara saya tak dapat menyembunyikan kebahagiaan. Dukungan terus mereka berikan meski lebih sering melihat penampilan saya dari televisi.
       Ternyata, tak hanya pers Portugal yang membesarkan nama saya. Gazzetta dello Sport ,salah satu media cetak terbesar Italia turut mengabarkan kiprah professional saya di Sporting Lisbon. Dalam ulasannya, saya dianggap sebagai salah satu pemain muda dari kawasan Eropa yang punya prospek cerah. Keluarga saya menangis terharu ketika pendukung Sporting Lisbon meneriakkan nama saya serta yel-yel penyebar semangat bertanding. Mereka ikut bertepuk tangan ketika saya melewati pertahanan lawan sambil menggiring bola.
      Banyak yang mengatakan saya punya sejumlah kelebihan. Fisik kuat, keseimbangan, kecepatan, pergerakan yang sulit diduga, dan macam-macam pujian lain sudah saya dengar. Tetapi di akhir musim 2002/2003, Sporting menempati posisi 3 klasemen. Juara direbut FC Porto, klub yang dulu memperebutkan saya, dengan mengantongi 86 poin. Peringkat kedua, Benfica 75 poin, disusul Sporting Lisbon dengan 59 poin.
   Saya juga tidak hanya berkiprah di Liga Portugal. Sebab debut kancah Eropa lebih dulu saya lalui. Peristiwa ini terjadi saat saya memperkuat Sporting Lisbon melawan Inter Milan di laga putaran ketiga babak kualifikasi Liga Champions. Sebelumnya, saya juga tampil membela Portugal di pentas Piala Eropa U-17.
     Suatu pagi, saya melihat ada sebuah jalan jernih di depan mata. Meskipun itu maya, saya telah melihat masa depan saya akan lebih bersinar di dunia sepak bola.

























BAB 3
MANCHESTER UNITED

       Ada perasaan tak percaya ketika Manchester United menyatakan ingin merekreu saya. Sesungguhnya saya menyimpan tanda Tanya besar dalam hati, benarkah tawaran dating dari Manchester United? Apakah saya sedang bermimpi bisa bermain di Old Trafford?
        Tak terbayangkan sebelumnya bermain bersama deretan pemain bintang di bawah arahan Sir Alex Ferguson. Nama Ferguson tentu taka sing di telinga. Di Portugal sendiri, nama pelatih MU yang berasal dari Skotlandia ini sangat popular. Ferguson memang identic dengan Manchester United. Publik pun mengenalnya sebagai sutradara bola dengan reputasi kelas dunia. Kadang saya berfikir, apakah Ferguson memang benar-benar ingin merekrut saya di timnya? Padahal saya samasekali minim di pentas sepak bola Eropa ketika itu. Baru semusim menjalani karier di Sporting Lisbon, saya langsung diminati salah satu klub tenar dan kaya di dunia ( saat itu MU berpredikat sebagai klub terkaya di dunia,tetapi posisi klub terkaya dunia sejak tahun 2009 hingga kini telah didapatkan oleh Real Madrid ).

 UNITED ADALAH IMPIAN
       Mungkin kedatangan saya ke Manchester United membuat pemain lain merasa iri. Mereka yang lebih dulu memendam impian ingin bermain di Old Trafford harus gigit jari setelah mereka tahu saya berada di jajaran pemain baru MU. Bayangkan, seorang anak muda belia dari Portugal sudah bermain untuk MU.
     Setan Merah (julukan MU) memang magnet. Sebab MU adalah momen yang ditunggu-tunggu banyak pemain dunia. Bisa memperkuat MU dianggap lompatan karier yang harus dicatat tebal dengan tinta emas.

                                                                  ***
    Cerita manis bergabungnya saya ke Manchester United sebenarnya terjadi secara tak terduga. Saat itu, tanggal 6 Agustus 2003 digelar pertandingan persahabatan antara Sporting Lisbon melawan Manchester United. Saat itu saya menginjak usia 18 tahun dan masih berstatus pemain Sporting Lisbon. Sebelum aba-aba memasuki lapangan terdengar, kedua tim terlebih dahulu bersiap di ruang koridor. Masing-masing pemain terlihat melakukan pemanasan ringan. Beberapa pemain Sporting Lisbon saling berjabat tangan sambil melempar senyum kearah pemain-pemain Manchester United. Mereka sudah saling kenal. Entah apa yang menjadikan saya gugup dan sedikit tegang. Untuk menghindari perasaan itu, saya melakukan pemanasan ringan. Sambil melakukan hal itu, saya mengarahkan pandangan kearah pemain-pemain Manchester United. Baru kali ini saya melihat langsung wajah-wajah pasukan Sir Alex Ferguson. Tampak Gary Neville sedang bercanda, Paul Scholes menggerak-gerakkan kedua kakinya, sementara Ryan Giggs terlibat perbincangan santai dengan salah satu asisten wasit.
       Begitu aba-aba masuk lapangan diberikan, kedua tim berjalan menuju lapangan. Sambutan pendukung kedua tim terlihat luar biasa. Laga ini berlangsung di kandang Sporting Lisbon, sehingga wajar pendukung Sporting Lisbon lebih banyak menduduki tribun daripada pendukung Manchester United. Teriakan para fans sangat membahana. Dalam pertandingan, saya langsung menunjukkan skill individu dan kecepatan saya di depan lawan. Akhir pertandingan ternyata justru Sporting Lisbon yang berhasil mempecundangi Manchester United dengan skor telak 3-1. Dua dari gol Sporting Lisbon adalah hasil ciptaan saya.
     Usai bertanding dan bersalaman, kedua tim berjalan menuju ruang ganti. Terdengar suara gaduh dari ruang ganti Manchester United. Bukan karena Sir Alex Ferguson marah besar karena timnya kalah, tetapi ternyata para pemain Manchester United ramai-ramai membicarakan penampilan saya di lapangan tadi. Dengan terang-terangan mereka membeberkan apa yang saya peragakan selama pertandinagn berlangsung.
      Pembicaraan Ryan Giggs dan kawan-kawan akhirnya bermuara pada satu keinginan, yakni sepakat ingin mndapatkan saya untuk Manchester United. Mereka lalu menyampaikan keinginan tersebut kepada Sir Alex Ferguson. Salah satu pemain Manchester United sempat mengeluarkan pernyataan yang bernada bergurau tapi pasti. Bunyinya kira-kira begini :’’ Daripada kita susah-susah menghentikan gerakan licinnya ketika bertemu lagi, lebih baik jika dia menjadi bagian dari Manchester United’’.
       Tanpa fikir panjang, Sir Alex Ferguson merspons positif keinginan para pasukannya. Pihak MU langsung bergerak cepat dan langsung mengadakan pembicaraan dengan kubu Sporting Lisbon hingga tercapainya kesepakatan soal harga. Sikap tenang yang diperlihatkan Ferguson pada saat perundingan mengundang tanda Tanya. Sebab seorang pelatih pastilah menampakkan rasa gembira ketika pemain yang diincar berhasil didapat. Raut muka Ferguson terkesan biasa saja. Misteri itu naru terpecahkan setelah saya mengetahui bahwa sebenarnya Ferguson sudah lama mengincar saya. Tepatnya sejak saya berumur 14 tahun.
  Kabar ini kontan membuat beberapa klub yang jauh-jauh hari ingin mendapatkan saya harus gigit jari. AC Milan dan Juventus adalah 2 klub yang kabarnya mengincar saya. Begitu juga dengan Chelsea dan Liverpool. Padahal dulu pelatih Liverpool belum berminat merekrut saya, karena dia menganggap saya masih terlalu muda untuk bermain. Tetapi di akhir musim, Liverpool mulai serius ingin mendapatkan saya. Tetapi saya masih berfikir untuk hal yang satu ini.
     Pada musim terakir saya di Sporting Lisbon dan Liga Portugal saya meraih yang terbaik. Sporting neraih gelar juara Liga Portugal. Teman saya di Sporting, Quaresma juga telah mencapai hasil yang maksimal. Quaresma kemudian terbang ke Spanyol dan bergabung dengan Barcelona, sementara saya terbang ke Inggris dan bergabung dengan Manchester United. Publikasi Inggris telah memberitakan bahwa MU telah mendapatkan pengganti David Beckham, yaitu saya. Beckham dulu bermain untuk MU lalu kemudiam hijrah ke Spanyol dan bergabung dengan Real Madrid.
      Saya resmi bergabung dengan Manchester United pada 12 Agustus 2003 dalam ikatan kontrak 5 musim. Harga yang jadi kesepakatan berjumlah12,24 juta pound. Padahal, untuk seusia saya ketika itu, bandrol tersebut tergolong tinggi. Bahkan menjadi yang tertinngi di kawasan Inggris raya. Bagi MU, saya adalah pemain termuda sepanjang sejarah yang pernah direkrut. Tak hanya itu, Portugal juga mencatat saya sebagai pemain Portugal pertama yang memperkuat Setan Merah. Luar biasa.

ANGKA 7, ANGKA KERAMAT.
        Dipercaya menggunakan nomor punggung 7 sungguh membahagiakan. Nomor tersebut tergolong keramat untuk Manchester United. Padahal sebelumnya, di Sporting Lisbon saya memakai nomor punggung 28. Terakhir kali nomor punggung 7 tersebut dipakai oleh David Beckham. Beckham yang pindah ke Real Madrid justru tidak memakai nomor punggung 7, sebab El Real sudah memiliki Raul Gonzales yang memakai nomor punggung 7. Beckham harus mengalah dan memilih nomor punggung 23. Awalnya para fans MU masih meragukan apakah saya pantas menggantikan posisi Beckham. Tetapi Sir Alex Ferguson tetap meyakinkan saya pasti bisa. Sebab Ferguson mendatangkan saya ke MU semata-mata karena ia ingin saya menggantikan posisi Beckham. Ferguson yakin bahwa sebentar lagi saya akan menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Fergusonlah yang membujuk manajemen MU untuk memberikan nomor punggung 7 itu kepada saya.
    George Best, Bryan Robson,dan Eric Cantona adalah 3 legenda Manchester United yang lebih dulu menggunakan nomor keramat tersebut. Ketiganya telah mengarumkan nama Manchester United. Dan ternyata, saya juga menjadi salah satu legenda Manchester United. Sebab di musim 2007-2008, saya berhasil membawa Manchester United menjuarai Liga Champion dan saya mendapatkan gelar pemain terbaik dunia 2008. Ceritanya sangat panjang. Saya harus menguraikannya satu persatu dari awal karier saya di Manchester United.
Ketika saya baru dating, Ryan Giggs dan kawan-kawan menyambut hangat kehadiran saya di markas Setan Merah. Satu persatu mereka menyalami saya sambil tersenyum, dan saya pun membalas dengan senyuman pula. Berbagai pertanyaan mereka lontarkan, mulai dari menyakan kabar sampai dengan pendapat saya mengenai atmosfer sepak bola Inggris.  Saya yang awalnya pemalu merasa harus berubah mulai saat itu dan harus beradaptasi dengan Inggris.

 UNITED ADALAH FERGIE (FERGUSON)
       Sambutan yang luar biasa juga saya dapatkan dari Sir Alex Ferguson. Bagaimana tidak, dia yang dari dulu sudah mengincar saya sejak umur 14 tahun  berhasil mendapatkan saya meski saya baru didatangkan ke MU pada umur 18 tahun. Ferguson menaruh harapan besar pada saya. Oleh karena itu, dia selalu memfokuskan diri melihat saya berlatih. Jika ada yang salah, dia langsung mengoreksi. Saya sangat dekat dengan Ferguson. Bahkan dia sudah seperti Ayah saya, sebab dia sering memperlihatkan sifat layaknya seorang Ayah di depan para pemain. Saya terus diberi semangat olehnya. Sekali lagi, dia yakin bahwa sebentar lagi saya akan menjadi pemain bintang yang terhebat di dunia.
       Pada laga perdana MU,  Ferguson masih menyimpan saya di bangku cadangan. Ya, sebagai pendatang baru, saya harus tahu diri. Yel-yel dan teriakan para pendukung MU membuat saya merinding. Gol 1-0 ke gawang Wanderers diciptakan oleh Ryan Giggs. Semenit kemudian, Ferguson memberi kepercayaan pada saya untuk segera ikut bertanding. Pendukung Setan Merah menyambut dengan standing ovation begitu saya berlari masuk lapangan. Saya bermain di posisi sayap kanan. Hingga akhirnya skor di akhir menjadi 4-0 untuk kemenangan MU. Saya pun terpilih menjadi Man of The Match (pahlawan dalam pertandingan). Di ruang ganti, semua bergantian menyalami dan memeluk saya. Akhirnya public pun tidak meragukan kapasitas saya lagi. Tak lupa saya ucapkan terimaksih pada Fergie karena sudah mengizinkan saya bermain. Ternyata kekuatan fisik, kelincahan, kecepatan, serta dribbling yang jadi gaya permainan saya masih ampuh di kancah Premiership.

       Keesokan harinya, debut saya menjadi headline di media cetak Inggris.’’Ronaldo Hipnotis Bolton’’, demikian salah satu bunyi headline tersebut. Ferguson memberikan pujian tentang saya kepada wartawan dalam jumpa pers usai pertandingan. Fergie mengatakan,’’Debut yang mengagumkan dan tak bisa dipercaya. Dia masih 18 tahun dan anda lihat sendiri bagaimana kemampuannya!,’’.
Segenap pujian tidak membuat saya menjadi silau. Justru hal itu menjadi pendorong semangat saya untuk bertanding. Ternyata, penampilan perdana saya untuk MU telah memberikan kesempatan bagi saya untuk ikut bergabung di timnas Portugal. Saya dan timnas Portugal menghadapi Kazakhstan pada tanggal 20 Agustus 2003. Senang sekali rasanya memakai kostum Negara saya sendiri. Meskipun saya diakui bermain bagus di timnas, tetapi hal itu belum mencapai hasil yang optimal menurut saya. Tak apa-apa, yang penting Portugal menang tipis 1-0. 3 hari kemudian, saya kembali ke Old Trafford untuk membela MU melawan New Castle di kandangnya. Pada babak pertama, MU kewalahan , sehingga Castle mendapatkan skor 1-0. Tetapi di babak kedua, MU membalikkan keadaan dengan skor 2-0. Ada sebuah jargon di antara klub-klub Inggris :’’hati-hati dengan Manchester United ketika memasuki injury time.’’
       Pertandingan demi pertandingan sudah dijalani, termasuk dengan pertandingan melawan Arsenal yang ketika itu menjadi musuh bebuyutan MU. Ada satu cerita yang menyesakkan dada saya. Di pertandingan melawan Aston Villa pada tanggal 15 Mei 2004., saya mendapatkan kartu merah untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Awalnya saya mampu menyumbangkan gol ketika pertandingan masih berjalan 4 menit. Lalu 6 manit kemudian Nistelrooy menggandakan kemenangan menjadi 2-0. Di babak kedua, Aston Villa mulai bermain kasar dan sering memprovokasi lawan. Akhirnya kartu kuning demi kartu kuning dikeluarkan oleh wasit. Pemain-pemain MU juga mendapatkan kartu kuning, termasuk saya setelah melakukan tackling dari belakang. Ujungnya bisa ditebak, saya mendapatkan kartu merah dan harus keluar dari lapangan. Sedih sekali rasanya, sebab emosi saya saat itu tidak terkontrol melihat kekasaran pemain lawan.
         Kekecewaan terobati dengan keberhasilan kami menjuarai Piala FA, yang sekaligus menjadi koleksi gelar ke 11 Setan Merah. Selain gelar juara tim, saya juga kebagian gelar individu. Penghargaan Sir Matt Busby Player of the year melengkapi kiprah saya musim 2003-2004. Tetapi, justru setelah itu Setan Merah agak meredup. Orang-orang mulai bertanya, ada apa dengan The Red Devils? Kemenangan baru didapat pada pecan ke 6 . Tetapi pada musim ini, saya lebih banyak mencetak gol untuk timnas Porrugal daripada untuk MU. Tetapi tak apa-apa, sebab ketika itu saya berhasil menciptakan 2 gol ke gawang Arsenal, ketika MU berhasil menggulung Arsenal 4-2 di kandangnya pada leg kedua. Musim 2004-2005 MU harus puas berada di posisi 3 klasemen liga Inggris. Musim itu, Chelsea memang sangat hebat dan merebut tahta juara dengan 95 poin. Arsenal tergeser di posisi ke2.
Terlepas dari hasil kalah menangnya kami, penampilan saya selalu ditunggu-tunggu para fans dan pendukung MU. Ternyata menurut mereka, saya memang cocok digantikan dengan David Beckham. Wilayah operasi permainan saya tidak hanya tak terpaku pada sector kanan, bisa dikiri atau tengah. Tepatnya bisa striker atau gelandang serang. Melewati pemain-pemain lawan ketika itu sangat mudah sekali. Karenanya, setiap bola sudah berada di kaki saya, pemain-pemain lawan mulai mendekat dan berusaha mendapatkan bola dari saya. Sebab saya diibaratkan musuh abadi bagi pemain lawan, khususnya pemain belakang lawan. Namun, satu kekurangan saya hingga saat ini, terkadang saya tampil egois, mungkin karena dorongan naluri gol yang tak tertahan dan melihat situasi tim yang belum juga menciptakan sebuah gol.

SEPAK BOLA ADALAH GOL
        Produktivitas gol saya mulai meningkat di musim 2005-2006. Gol terbanyak yang pernah saya buat ada di musim ini dan juga musim 2007-2008 ketika saya bergelar pemain terbaik dunia. Saya sempat absen membela Setan Merah di beberapa partai, karena harus kehilangan Ayah tercinta yang meninggal pada 7 September 2005.
        Di musim 2005-2006, kami berhasil menggeser Arsenal di posisi runner up dan kami masih tertinggal dari Chelsea. Tetapi di akhir pecan ke 10, Manchester United melesat ke posisi teratas klasemen liga Inggris dengan rekor tampilan yang memikat pada musim 2006-2007, meninggalkan Chelsea dengan selisih 6 poin, selanjutnya diikuti Liverpool, Arsenal, Tottenham Hotspur dan Everton. Gelar ini semakin membuat Sir Alex Ferguson berpredikat sebagai manajer terbaik sepanjang masa. Saya sendiri mendapatkan penghargaan ganda sebagai Pemain Terbaik dan Pemain Muda terbaik 2006-2007 oleh FPA.
                                                               ***


        Kami bersyukur ketika Chelsea sudah mulai sering kalah dalam beberapa pertandingan, sebab mereka kehilangan beberapa pemain kunci yang cedera. Sebenarnya di musim ini, ada cerita negative antara saya dan Wayne Rooney. Padahal di musim ini saya mendengar tawaran baru yang melambai-lambai di seberang sana. Klub raksasa terhebat di Spanyol, Real Madrid dikabarkan ingin mendapatkan saya, sebab Madrid yang sudah 9 kali meraih juara liga champion (melebihi rekor klub-klub lain di liga champion), di empat musim terakhir ini, Madrid kehilangan gelar tersebut. Tetapi Real Madrid saat ini sudah mengantongi rekor juara la liga terbanyak di liga Spanyol, mengalahkan rival abadinya, Barcelona. Real Madrid ingin menawar saya 40 juta euro ketika itu. Tapi MU belum mau mengirimkan saya ke Spanyol. Kabarnya, MU mau menawarkan saya jika harga sudah mencapai 70 juta euro atau sekitar Rp.840 milliar. Tetapi itu masih rumor. Lain halnya dengan pelatih timnas Portugal. Sang pelatih menyarankan saya meninggalkan MU dan bermain untuk Barcelona.
Barcelona memang sedang bersaing ketat dengan Real Madrid untuk mendapatkan saya. Barca langsung membuat tawaran terbuka, tetapi MU lagi-lagi belum mengizinkan saya hijrah ke Spanyol. Pihak MU sudah mempertegas saya akan tetap di MU sampai habis masa kontrak. Barcelona pun menarik kembali tawarannya dan menghapus nama saya dari daftar pemain yang akan dibeli pada musim panas.Di musim 2006-2007, MU masih belum bisa meraih gelar Liga Champion. Menyedihkan sekali. Tetapi, kemudian stuasi berubah sejak MU memasuki musim 2007-2008. MU menjadi musuh bebuyutan bagi klub-klub yang masuk ke kualifikasi Liga Champion. Pertandingan demi pertandingan berhasil dilalui MU dengan saya sebagai pencipta gol terbanyak. Chelsea yang merupakan musuh bebuyutan kami saat itu, berhasil dikalahkan oleh MU. Begitu juga dengan Arsenal, Real Madrid, dan Barcelona. Penampilan saya yang semakin meningkat di lapangan membuat Sir Alex Ferguson bertambah yakin di tahun ini saya akan bergelar pemain bintang yang terbaik di dunia. Hal itu terbukti ketika saya membawa MU meraih gelar Liga Champions musim 2007-2008. Di musim ini, saya mendapatkan gelar pemain terbaik dunia oleh FIFA. Saya sangat bahagia ketika itu,sebab saya menjadi salah satu pemain legendaris dunia. Nama saya mendunia dan saya dikenal sebagai pemain bola yang memiliki fans terbanyak di dunia. Keluarga saya kembali menangis terharu dan merasa bangga dengan saya. Sepak bola memang indah, dan saya menikmati setiap kemenangan maupun kekalahan.
 
















Kembali ke belakang, mengenai timnas Portugal, meskipun Negara saya itu sangat jarang meraih gelar kemenangan di Piala Dunia, saya tetap bisa bermain bagus dengan memakai nomor punggung 17  ketika membela mereka.Dan saya cukup puas meski Portugal sering mencapai hasil hingga semifinal saja di Piala Dunia.  Tetapi, apa jadinya kalau saya bermain bagus, sementara teman satu tim tidak banyak membantu? Tentu akan kacau balau. Luis Figo dan kawan-kawan pada musim 2004 mulai kewalahan mendapatkan serangan dari lawan.
Meskipun ada kepahitan dalam hal tersebut, ada hal yang membanggakan tentang saya. Ketika umur 19 tahun, saya sudah dipercaya masuk timnas Portugal.



BAB 4
PIALA DUNIA 2006
       Sebuah peristiwa pada putaran final Piala Dunia 2006 ketika Portugal melawan Inggris sempat membuat nama saya tercemar. Sial!!!! Mungkin itu kata yang tepat untuk menjabarkan apa yang saya alami. Sebab saya samasekali tidak terlibat dalam kejadian yang kemudian membuat rekan setim saya Carvalho, menjadi korban pelanggaran. Padahal Wayne Rooney yang bermain untuk Inggris adalah pelakunya. Ketika itu aku dan Rooney adalah kedua pemain yang sama-sama membela Manchester United. Yang membuat nama saya tercemar, adalah : Pertama, tentu saja karena Portugal melawan Inggris yang banyak pendukung MU-nya. Kedua, saya dianggap memprovokasi wasit hingga Rooney diusir keluar lapangan. Ketiga, karena aku dan Rooney sama-sama bermain membela MU.
Saya menyaksikan sendiri pelanggaran yang dilakukan Rooney. Meski saya berdiri dari jarak jauh, terlihat jelas kalau Rooney melakukan pelanggaran keras terhadap teman setim saya, Carvalho. Dengan sengaja Rooney mendaratkan kakinya di selangkangan Carvalho yang masih dalam posisi terjatuh. Wasit Horacio Elizondo langsung mendekaati kedua pemain. Saya juga ikut berlari menghampiri wasit. Saya katakan sampai beberapa kali kalau itu adalah pelanggaran. Wajar jika saya melakukan pembelaan sambil meyakinkan wasit karena salah satu pemain kami mendapat perlakuan yang kurang sportif dari pihak lawan. Saya berani melakukan itu karena Carvalho jelas-jelas dilanggar. Rupanya Rooney merasa kesal dengan apa yang saya lakukan. Ia mendekat lalu mendorong saya, tapi saya hanya memandang geram Rooney. Tindakan Rooney tersebut tak luput dari perhatian wasit. Elizondo langsung mengganjarnya dengan kartu merah. Kami mendapat keuntungan karena Inggris harus bermain dengan 10 pemain. Tapi jujur, saya sama sekali tidak memprovokasi wasit agar mengeluarkan kartu merah pada Rooney. Sejak Rooney mendorong saya, atmosfer stadion berunah panas. Dari pinggir lapangan, pendukung Inggris ramai-ramai menyalahkan saya. Umpatan-umpatan terlontar dari mulut mereka. Saya tak boleh terpancing situasi. Saya tak ingin permainan Portugal kacau hanya karena seorang pemain yang tak bisa mengontrol emosi. Pertandingan tetap dilanjutkan, tetapi pendukung Inggris marah besar pada saya. Mereka menganggap saya adalah dalang dari kartu merah Rooney. Inggris semakin terdepak ketika saya membuahkan gol penalty untuk kemenangan Portugal. Usai pertandingan, saya memiliki 2 perasaan yang bertolak belakang. Di satu sisi, saya gembira Portugsl lolos ke semifinal, tetapi di sisi lain saya harus menerima kenyataan jadi bahan gunjingan di balik kartu merah Rooney.
        Pers di Inggris ketika itu menempatkan kasus saya sebagai headline. Tak hanya memojokkan saya, tetapi juga mendonkrak tiras. Jelas-jelas hal tersebut menyudutkan posisi saya di Manchester United.
        Tak berapa lama, saya memutuskan untuk berlibur ke kampung halaman saya, Funchal untuk menghindari kejaran wartawan. Hari demi hari berlalu di Funchal. Ayah selalu mendorong saya untuk selalu tabah menerima perlakuan seperti itu. Ayah tak ingin melihat saya cengeng. Dari Inggris sendiri, saya sangat terkejut mendengar pendukung Manchester United meminta kepada Alev Ferguson untuk mendepak saya.
       Saya memang pernah mengutarakan ingin keluar dari Setan Merah karena tak tahan dengan situasi seperti itu. Ditambah lagi tekanan pers Inggris membuat saya emosi, sehingga saya sempat mengucapkan kata-kata selamat tinggal pada Ryan Giggs dan kawan-kawan.
Pers kemudian mengaitkan saya dengan 2 klub besar Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Real Madrid yang tengah memilih presiden baru ingin mendapatkan saya. Tetapi kabar itu hilang dengan sendirinya. Ketika itu, saya tidak mempunyai fikiran akan hijrah ke Real Madrid. Tapi sama sekali tak menyangka, di tahun 2009  saya hijrah ke klub raksasa Spanyol, Real Madrid.
       Kembali ke masalah saya dan pers Inggris. Ketika itu saya sempat dicekam rasa takut jika harus kembali ke Inggris. Tetapi Queiros, asisten Alex Ferguson dating menemui saya. Beliau meyakinkan saya agar saya tetap bermain untuk Manchester United. Dia juga menjamin bahwa pendukung Inggris akan menyambut kedatangan saya kembali tanpa ada prasangka buruk. Mulanya saya ragu. Tetapi Ayah dan Ibu tetap meyakinkan saya dengan sepenuh hati. Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho pun ikut memberi dukungan dan simpati kepada saya. Juga Eric Cantona dan Bobby Charlton mendukung saya. Akhirnya semua itu membuat saya semakin mantap untuk kembali ke Inggris.
 Beruntung saya mempunyai pelatih seperti Alex Ferguson. Saya menganggapnya sebagai seorang Ayah, sebab sosoknya memang terlihat begitu tenang di lapangan, dan selalu membantu saya. Dia selalu berfikir positif dan dia mengatakan bahwa kemarahan pendukung Inggris terhadap saya sama sekali tak beralasan. Dia masih menghargai saya dan tetap memposisikan saya di Setan Merah. Manajemen Manchester United pun mengumumkan kepada public bahwa saya tidak akan di depak dari Setan Merah dan tidak akan dilepaskan meskipun klub-klub besar ingin membayar saya dengan harga tinggi.

        Usai kejadian tersebut, saya dan Wayne Rooney tidak pernah bertemu sama sekali. Saya ke Portugal, dia dan pasukan 3 Lions terbang ke Inggris. Sama sekali tak ada komunikasi.
Tetapi hal itu berakhir ketika suatu hari secara tak terduga Rooney mengirim sms singkat pada saya. Awalnya sekadar menanyakan kabar saya di Funchal. Saya menjawab apa adanya. Lalu sms yang awalnya sangat singkat menjadi melebar. Keberanian Rooney menirim sms pada saya dikarenakan inisiatif dari Sir Alex Ferguson. Beliau menyuruh Rooney untuk berbicara empat mata, sampai akhirnya Rooney mengaku tidak memendam amarah pada saya. Rooney pun  membantu saya untuk menjernihkan segala persoalan dan mengembalikan nama baik saya. Kami saling meminta maaf satu sama lain.
 Ketika saya kembali ke markas MU, saya disambut teman-teman dengan senang hati. Tetapi kesan berbeda sangat terasa ketika ketika saya kembali bertemu dengan Rooney. Awalnya kami bersalaman dengan canggung dan jantung berdebar-debar , tetapi kemudian kami saling melempar senyum. Tepuk tangan pun pemain Setan Merah pun membahana di markas besar MU. Pemain-pemain MU sama sekali tak pernah mengungkit kejadian insiden kartu merah kembali. Saya tahu semua harus memiliki sikap professional.
Perlahan namun pasti, kebencian pendukung Inggris terhadap saya mulai sirna. Mereka kembali mendukung saya. Para fans kembali mengelu-elukan nama saya ketika bermain di lapangan. Tak ada lagi yang saya khawatirkan seiring bergulirnya musim 2006-2007. Hingga akhirnya saya terbukti bisa membawa Manchester United menjuarai Liga Champion di tahun 2007-2008 dan saya meraih gelar sebagai pemain terbaik dunia. Pendukung Manchester United semakin bangga pada saya dan menyesal sempat membenci saya.


































   


BAB 5
CERITA TENTANG WANITA

     Sebelum Cristiano Ronaldo, maksudnya saya sendiri, menjadi actor dan pangeran di Manchester United, David Beckham juga sempat menjadi bintang di Manchester United. Pemujanya bukan hanya laki-laki, tetapi wanita juga. Wanita Inggris yang awalnya tak suka bola berubah fikiran begitu mengetahui ada actor lapangan hijau berwajah tampan. Mereka rela berdesakan masuk lapangan hanya ingin melihat Beckham.
    Ketika Beckham justru hijrah ke Real Madrid, wanita Inggris menjadi galau karena tak bisa melihatnya lagi bermain di Setan Merah. Tetapi, saya sungguh tak menyangka bisa menggantikan posisi Beckham. Saya menjadi bintang baru di Old Trafford dan mendapat julukan pangeran Manchester United. Ketika saya bermain di lapangan ribuan kursi Stadion Old Trafford diisi para wanita. Ketika itu, baru 2 minggu saya menghirup udara Inggris, rasanya seperti terbang menggapai langit ketujuh. Meskipun kata mereka saya memiliki wajah tampan, tetapi pesona yang saya tebarkan bukanlah wajah, melainkan keterampilan mengolah bola.
    Tanpa disadari, rutinitas saya tak luput dari perhatian wanita Inggris. Mereka mulai membuat saya kerepotan dan salah tingkah. Saat sesi latihan, mereka berteriak histeris memanggil nama saya dari pinggir lapangan. Sifat saya dulu yang pemalu membuat saya hanya membalas dengan senyuman dan lambaian tangan. Usai latihan, mereka mencoba mendekati saya. Ada yang hanya memandang sambil senyum-senyum, minta tanda tangan, atau foto bersama. Tetapi mereka sempat mengatakan bahwa disamping pemalu, saya juga terkesan dingin. Anggapan mereka memang tak salah, sebab ketika itu saya memang tak banyak bicara. Apalagi baru beberapa hari saya di Inggris, saya belum fasih berbicara bahasa Inggris. Berbeda ketika saya sudah mulai beradaptasi di Inggris. Ketika musim 2007-2008, saya mulai fasih berbahasa Inggris dan saya tidak malu untuk berbicara. Teman-teman pun memuji bahasa Inggris saya yang memang sudah fasih. Ketika itu, sayalah satu-satunya pemain bola di Manchester United yang bisa menguasai 2 bahasa, yaitu Inggris dan Portugal. Ditambah lagi ketika tahun 2009 saya dikontrak oleh Real Madrid, saya harus bisa berbicara dengan menggunakan bahasa Spanyol.
  Kembali ke sifat saya yang pemalu, dulu saya tak pernah berteman akrab dengan lawan jenis, apalagi menjalin hubungan cinta. Tetapi para wanita tak bosan menggoda saya. Mereka mengajak saya kencan, menjadikan pacar, bahkan suami. Mereka beranggapan bahwa saya pantas menggantikan David Beckham sebagai idola baru. Mereka mengatakan penampilan saya atraktif, bentuk badan seksi dan atletis, juga wajah tampan dan baby face.
    Manchester adalah kota di Inggris yang membuat saya tumbuh menjadi pria yang mengagumi lawan jenis saya. Agresivitas wanita Inggris membuat saya semakin berani. Saya mencoba menjalin hubungan dengan wanita. Pertama kali saya menjalani hubungan dengan gadis Brazil bernama Jordana Jordan. Ketika itu, kami sama-sama berusia 18 tahun. Jordan berprofesi sebagai model di Lisbon. Sepak bola bukan hal baru baginya. Dia adalah saudara dari Mario Jardel. Mario yang memperkenalkan Jordana pada saya.\Selama Agustus 2003, media Inggris menempatkan hubungan kami sebagai headline. Nama Jordana yang sebelumnya kurang terdengan di jajaran model langsung melejit dan menjadi wanita yang paling dicari untuk diwawancarai. Selama 15 minggu wajahnya menghiasi media Inggris. Tetapi hubungan kami tak berlangsung lama, karena kesibukan profesi kami masing-masinglah yang membuat kami berpisah.
      Setelah Jordana, saya mendapatkan Lauren Frain yang juga berprofesi sebagai model. Usia saya ketika itu 19 tahun, sedankan Lauren 21 tahun. Lauren adalah mantan pacar Alan Smith yang menjadi rekan saya di Manchester United. Tetapi sama saja, hubungan saya dan Lauren tidak bertahan lama.
     Hati saya kemudian berlabuh pada wanita ketiga yang usianya lebih tua 9 tahun dari saya. Merche Romero namanya. Selain berprofesi model, Merche juga tercatat sebagai artis serta presenter di salah satu stasiun TV Portugal. Saya tidak tahu kenapa waktu itu saya bisa menyukai seorang wanita yang usianya lebih tua 9 tahun dari saya. Saya merasakan gairah setiap kali memandangnya. Merche pun sangat menggilaiku. Setiap kali bertemu, ia selalu berusaha tampil seperti wanita yang berusia 20 tahun.
Sebagai aktris, kehidupan Merche memang tak lepas dari kesan hura-hura dan glamor. Ia senang menhadiri pesta dan pergi ke klub-klub malam. Ia sering terlihat menghabiskan bergelas-gelas minuman beralkohol hingga kehilangan akal sehat. Tanpa diminta ia juga tak segan-segan menari di depan para undangan.
Tetapi entah mengapa, saya tetap menyukainya dan saya tak ingin hubungan kami diketahui media. Setiap kali wartawan menanyakan hubungan kami, saya tidak banyak menjawab. Berbeda dengan Merche, ia sama sekali tak keberatan membeberkan hubungan kami pada media. Komentar blak-blakan muncul di bibirnya sambil menunjukkan photo-photo kami saat berlibur usai Piala Dunia (pertengahan Juni 2006).
Saya tak menduga bahwa media pun sudah mengetahui tentang liburan kami. Merche justru bangga dengan artikel dan photo-photo mesra kami. Sifat Merche yang seperti itu membuat fans-fans saya membencinya. Fans saya tak rela melihat saya berpacaran dengan wanita seperti Merche. Mereka beramai-ramai menyerang Merche lewat dunia maya. Mereka membuat situs anti-merche dan situs yang menyatakan pembebasan saya dari Merche. Mereka memberi alasan bahwa Merche tak pantas menjadi pacar Ronaldo, Merche terlalu tua, brntuk kaki seperti burung gagak, serta sering operasi plastic. Ditambah lagi mereka mengetahui bahwa Ibu saya, Maria Dolores dos Santos Aveiro tak menyukai Merche. Hal ini diperkuat ketika kakak perempuan saya, Elma, diwawancarai salah satu stasiun TV Portugal (TV Guia) Juni 2006. Elma berkata, ‘’ Merche bukan wanita yang tepat untuk Ronaldo. Kami sekeluarga, terutama Ibu, berupaya sekuat tenaga agar Ronaldo tak menikah dengan Merche’’.
 Komentar Elma tersebut membuat saya sadar. Tekad saya sudah bulat untuk mengakhiri hubungan dengan Merche. Meski berat, saya sampaikan keinginan ini padanya. Kapan tepatnya perpisahan terjadi, hanya Tuhan, saya dan Merche yang tahu. Kami sepakat tak mengatakannya pada media. Namun, pada akhirnya media mengetahui bahwa kami memang sudah berpisah, tetapi media belum mengetahui kapan tepatnya kami berpisah.
Sampai sekarang saya memiliki kurang lebih 27 mantan pacar. Teman-teman mengatakan saya plaboy. Tetapi hal itu bisa saya bantah, sebab setiap kali saya memiliki hubungan dengan seorang wanita, saya tidak pernah berselingkuh. Hanya setelah putus hubungan, saya mendapatkan wanita yang saya sukai. Ke-27 mantan pacar Ronaldo yang tercatat di situs-situs internet diantaranya Jordana Jarel(2002), Karina Ferro(2003), Daniele Aguiar(2004), Isabel Figuier (2005), Diana Chaves (2006), Nuria Bermudez (2006), Soraia Chaves (2006), Merche Romero(2006), Luciana Abreu (2007), Gemma Atkinson (2007), Bipasha Basu (2007), Karina Bacchi (2007), Carolina Petrocinio (2007), Lucia Garcia (2008), Maria Sharapova (2008), Niki Ghazian (2008), Tyese Cunningham (2008), Nereida Gallardo (2008), Mia Judaken (2008), Imogen Thomas (2008), Letizia Filippi(2008), Alyona Haynes (2008), Olivia Saunders (2009), Gabriela Endringer (2009), Luana Belleti (2009), Paris Hilton (2009), Raffaella Fico (2009),.dan terakhir Ronaldo di tahun 2010 hingga 2012 sekarang mempunyai pacar bernama Irina Shayk, yang juga seorang model.  Banyak yang memperkirakan hubungan mereka akan bertahan lama, terlihat sudah hampir 3 tahun mereka menjalin hubungan.
 



BAB 6
SIMPATI UNTUK ACEH
       Kalau bukan karena bocah kecil bernama Martunis, mngkin seumur hidup saya tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia.
       Di telinga saya, nama Indonesia memang asing. Yang kerap terdengar adalah Bali. Awalnya, saya menganggap Bali adalah sebuah Negara yahng letaknya berdekatan dengan Indonesia. Tetapi setelah melihat peta dunia, barulah saya tahu kalau Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia. Keindahan Bali saya tahu dari Koran, majalah, dan televisi.
        Di penghujung tahun 2004, saya sangat terkejut ketika melihat tayangan bencana alam, gempa bumi disusul datangnya gelombang tsunami dahsyat yang menerjang Aceh pada 26 Desember 2004. Hati saya sangat tercabik-cabik begitu mengetahui dampaknya. Ribuan nyawa melayang, mereka menangis, dan bangunan-bangunan hancur rata dengan tanah. Saya pun ikut menangis karena merasa iba. Saya percaya ini kehendak Tuhan dan yakin dibalik itu semua ada hikmahnya. Karena kuasa-Nya lah saya bisa mengunjungi Aceh. Cerita awalnya bermula dari bocah kecil bernama Martunis.
SELAMAT DENGAN SIMBOL
  Sulit membayangkan bocah asal Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Allah, yang saat itu belum genap berumur 8 tahun mampu bertahan hidup dengan cara mengapung di permukaan air selama 19 hari. Namun, fakta itulah yang terjadi. Taka da yang biasa mengalahkan kuasa Tuhan.
    Sebelum bencana tsunami terjadi, Martunis hendak bermain sepak bola dengan teman-temannya di lapanagn kampong. Tetapi tiba-tiba gempa yang dahsyat menggoyang daratan Aceh, dan kemudian disusul datangnya gelombang tsunami. Martunis beserta kakak, adik, kakak menyelamatkan diri dengan menumpang mobil pick up tetangga. Ayahnya, Sarbini sedang tidak ada di rumah. Tetapi sayangnya, mobil pick up tersebut terseret arus gelombang tsunami. Sebelum keluarga tersebut terpisah, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang berteriak minta tolong. Namun apa daya, kekuatan tangan mungilnya dikalahkan arus gelombang tsunami. Sang adik pun terseret arus, begitu pula kakak dan ibunya. Martunis kehilangan ketiganya untuk selamanya.
Martunis yang juga terseret arus berhasil meraih sepotong kayu yang membuatnya terapung. Lalu ia beralih pada sebuah kasur yang dilihatnya mengambang, tetapi kasut tersebut tenggelam. Martunis pun memanjat batang pohon Bangka. Kuasa Tuhan membuatnya selamat. Martunis terapung-apung dan terdampar di kawasan rawa-rawa tak jauh dari Makam Ulama Aceh, Tgk Syiah Kuala, di desa Deah Glumpang. Dengan mengandalkan mie instan kering dan air mineral yang terapung disekitarnya, ia mampu bertahan hidup sampai akhirnya ditemukan di Pantai Kuala pada 15 Januari 2005 dengan kondisi lemah.
      Saat ditemukan, bocah kecil ini masih mengenakan kostum timnas Portugal bernomor 10 yang biasa dipakai Manuel Rui Costa, rekan saya di timnas Portugal. Martunis memang menyukai Costa. Kebetulan saat itu, kru sebuah televisi Sky News dari Inggris meliput di kawasan itu. Gambar Martunis pun beredar di stasiun televisi Eropa. Dalam sekejab, cerita tentang Martunis tersebar luas di seantero Eropa, termasuk Portugal.
Martunis dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kondisinya lemah karena kurang makan, kulitnya juga mengelupas karene terus-menerus terkena air laut. Usai perawatan, Ayahnya yang ternyata selamat dari korban tsunami pun menjemput Martunis dari rumah sakit.
                                                                  ***
  Kostum Portugal yang dipakai Martunis selama 19 hari terapung-apung, memancing rasa simpati dari pemain-pemain timnas Portugal, termasuk saya serta pelatih Luis Felipe Scolari. Simpati juga datang dari FIFA,Federasi sepakbola dunia. FPF,Federasi Sepak Bola Portugal secara khusus mengundang Martunis. Kami siap untuk membantunya.
Pada 1 Juni 2005, Martunis telah menghirup udara Lisbon, Portugal. Dia ditemani Ayahnya dan dokter yang ditugaskan memantau kesehatannya. Sayangnya, kunjungan mereka ke Portugal tidak diketahui media Indonesia. Kepergian mereka difasilitasi oleh Duta Besar Portugal untuk Indonesia, Jose Braga Saints dan pihak KBRI di Portugal. Hari itu juga Presiden FPF menyempatkan diri menemui Martunis.

SUMBANGAN UNTUK MARTUNIS
Presiden FPF,Madail, memberikan hadiah uang sebesar 40 ribu Euro (Rp 460 juta) kepada Martunis. Pelatih timnas Portugal membelikan tanh di Aceh untuk tempat tinggal Martunis, Aya, dan kakeknya. Rumah tersebut juga sudah diisi perabotan dari pemerintah Portugal. Esoknya, Martunis berkesempatan mengunjungi para pemain timnas Portugal. Kami menyambutnya dengan senang hati sambil bersalaman. Ia hanya tersenyum sambil mengumbar senyum. Sejenak ia terdiam. Dia melihat kami, pemain timnas Portugal, satu persatu. Tetapi saya bisa melihat kegelisahan di wajahnya. Rupanya ia tidak melihat sosok pemain favoritnya Rui Costa. Jelas sekali, sebab Rui Costa sudah pension dari timnas Portugal. Awalnya Martunis terlihat kecewa. Tetapi kemudian sorot matanya mengarah pada saya. Ternyata, Ayahnya berkata saya adalah pemain idola Martunis setelah Rui Costa. Untuk yang kedua kali, kami bersalaman, saling memandang dan tersenyum.
Kami telah menyiapkan sebuah kostum orisinil timnas Portugal untuk Martunis sebagai kenang-kenangan. Saya didaulat menyerahkan kostum yang telah ditanda tangani seluruh pemain timnas Portugal. Pada bagian belakang kostum, tertera nama Martunis.
Martunis juga diperlakukan bak tamu Negara yang penting. FPF mengundangnya menyaksikan secara langsung laga Portugal melawan Slovakia. Martunis yang duduk diantara para penonton VIP mengundang perhatian ribuan penonton. Betapa tidak, penonton VIP diisi oleh orang-orang penting dalam dunia Sepak bola, yaitu presiden FIFA, Presiden Portugal, Perdana Menteri Portugal,legenda Portugal,dan PM Timor Leste. Martunis duduk disamping Rui Costa. Akhirnya ia bisa bertemu Costa kembali meskipun Costa tidak bermain bola lagi.
Ketika 22 pemain memasuki lapangan, Martunis berkesempatan menyalami mereka satu persatu. Kami menyudahi pertandingan dengan kemenangan 2-0 dengan gol dari Meira dan di injury time, saya menciptakan gol.
Dua hari pasca kemenangan Portugal, saya berharap Martunis melupakan kejadian tsunami di Aceh. Sebelum Martunis pulang ke Indonesia, saya katakan padanya bahwa saya akan mengunjungi Indonesia. Mendengar itu, dia sangat senang. Sabtu, 11 Juni 2006 , untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Indonesia. Ternyata, kondisi Aceh yang saya lihat secara langsung lebih menyedihkan daripada hanya menyaksikan dari televisi. Ketika saya tiba di Aceh, anak-anak melambaikan tangan sambil memanggil nama saya. Aparat keamanan tak bisa berbuat banyak ketika anak-anak tersebut berebut mendekati saya, sehingga saya tak leluasa bergerak.
Saya langsung bertemu Martunis. Saya dan dia kembali terbang ke Jakarta. Dalam perjalanan, dia masih malu untuk berbicara. Akhirnya, saya yang mengajaknya bicara terlebih dahulu. Saya senang melihatnya bahagia.
Di Jakarta, saya berkesempatan bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla di rumah Dinas wapres pada 12 Juni. Kami terlibat perbincangan dengan dibantu seorang penerjemah Dubes Portugal di Indonesia, Jose Manuel Santos Braga. Saya memberi cindera mata pada Jusuf Kalla berupa kostum timnas Portugal bernomor 17 ( di timnas Portugal saya menggunakan nomor 17). Singkatnya, beliau mengucapkan terimakasih atas kesediaan saya mengunjungi Aceh dan simpati dari rakyat Portugal.
      Malam harinya, sebagai puncak agenda saya di Indonesia,  berlandsung acara penggalangan dana yang bertempat di Hotel Ritz Carlton. Total dana yang terkumpul malam itu sebesar Rp 842 juta. Jumlah tersebut didapat dari penjualan tiket ke Aceh, undangan makan malam, serta pelelangan 5 buah barang saya. Kelima buah barang tersebut diantaranya : bola,sepatu, 2 buah jersey Manchester United, dan  jersey timnas Portugal. Oleh PT. Bintang 7, total dana yang didapat digenapkan menjadi Rp.1 miliar, and disumbangkan untuk korban tsunami melalui Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias.




BAB 7
SISI LAIN DARI CRISTIANO RONALDO
Berbacara tentang sepakbola memang tidak ada habisnya. Yang menyukai Fabio Cannavaro pastilah bercerita panjang lebar di tahun 2006 dengan 2 gelar yang diraihnya, yaiti Pemain Terbaik Eropa dan Pemain Terbaik Dunia 2006. Ada juga Ronaldinho, roh Barcelona, terpilih sebagai pemain pemain terbaik Dunia 2004 dan 2005, serta pemain terbaik Eropa 2005. Ditambah lagi Zinedine Zidane, mantan pemain Real Madrid yang sempat juga meraih gelar Pemain Terbaik Dunia. Saya sendiri, meraih gelar Pemain Terbaik Dunia 2008,Pemain Muda Terbaik Inggris 2006-2007 versi PFA, dua kali sebagai Pemain Muda Terbaik 2005-2006 versi FIFPro dan Barclays, Top Scor La Liga Spanyol, dan lain-lain.
Ada hal lain yang ingin diketahui oleh para fans saya selain menyangkut sepak bola. Salah satunya, badan atletis saya. Saya memanfaatkan fasilitas di markas Latihan Manchester United, berkonsultasi dengan dokter klub, dan di rumah saya sering push-up minimal 50 kali. Dengan tubuh atletis seperti itu, saya dinobatkan sebagai pemain terseksi versi Gay Krant 2004, majalah komunitas Gay terbitab Spanyol. Saya juga masuk 10 besar daftar lelaki terseksi di dunia selama 3 tahun berturut-turut. Untuk tahun 2009, ada actor baru bernama Chris Evan, pemain Fantastic 4, juga masuk 10 besar lelaki terseksi. Dan di tahun 2012, ada Taylor Lautner, pemain film Twilight, juga masuk daftar diantar 10 lelaki terseksi. Tetapi saya sempat heran mengapa kaum gay mengatakan tubuh saya yang atletis identic dengan kaum gay. Yang menggelikan lagi, saya sempat dinobatkan sabagi pemain paling cantik versi Hola, majalah Spanyol.
Saya juga harus memperhatikan pola makan, sebab saya tidak mau gemuk, karena akan mengurangi kelincahan bermain bola. Saya lebih suka mengkonsumsi ikan, daging putih/mentah, pasta, serta susu. Makanan favorite saya adalah Bacalhau a Braz (salah satu jenis ikan di Portugal). Di lidah saya, akan lebih enak jika dcampur kentang dan telur. Saya juga menyukai Santal, minuman buah yang terkenal dari Madeira, Portugal. Sebagai seorang atlit, saya tidak boleh minum minuman yang beralkohol tinggi dan tidak boleh mabuk-mabukan. Sebab, hal itu bisa memacu serangan jantung ketika bermain di lapangan. Di Manchester sendiri, saya masih bisa merasakan masakan dan minuman favorite buatan Ibu. Saya gembira akhirnya Ibu  saya mau tinggal di Manchester dengan saya, ketiga kakak saya masih di Portugal, sedangkan Ayah sudah meninggal. Dulu, karena seringnya saya pergi keluar dengan Ibu, sebutan anak mami sering terdengar di telinga saya.
Saya juga sering menabuh bongo, alat music khas Portugal. Terkadang, ketika pertandingan usai, saya pulang dan  makan, memandang kilau bintang malam sambil merebahkan diri di tempat tidur. Besoknya, saya langsung disediakan makanan favorite oleh Ibu.

Di rumah, saya juga memiliki sasana tinju untuk menghilangkan stress. Tetapi ada hal gila yang pernah aku lakukan jika stess belum juga hilang. Ceritanya, saya mengambil TV di ruang tamu, membawanya keluar, dan meletakkannya di sela-sela batang pohon yang agak tinggi. Lalu saya berdiri beberapa meter dari pohon. Dengan mengambil ancang-ancang, saya menendagn bola dengan kekuatan penuh kea rah TV tersebut. Al hasil, braakkkkk….kotak ajaib itu pun jatuh berkeping-keping. Tidak hanya itu, bola tendangan saya juga pernah memecahkan kaca rumah ketika saya bermain dengan keponakan saya, Nuno yang berlibur ke Manchester.
Saya suka jaln-jalan, mendengarkan music, dan nonton film. Tempat favorite saya untuk berlibur tentu saja Madeira, Portugal. Keindahan alam dan pantainya membuat saya tidak akan pernah lupa dengan kampong halaman saya itu. Saya juga mengagumi Australia. Ada kerabat yang tinggal disana.
Oh ya, ketika saya baru dikontrak dan awal perdana bermain untuk Manchester United, para pendukung menciptakan dan menyanyikan sebuah lagu khusus untuk saya yan berjudul ‘’ There is only one Ronaldo’’ ( Hanya ada satu Ronaldo). Ketika awal saya bermain unuk MU ketika itu, replica kostum saya terlaris kedua setelah replica kostum Rooney. Adapun setelah saya membawa MU menjuarai liga champion 2008, justru replica kostum saya lah yang paling laris. Yang membeli kebanyakan anak muda. Kabarnya para Ayah juga sempat ingin mengadopsi saya sebagai anak. Tujuannya agar saya bisa mewariskan skill saya pada anak-anak mereka. Sedangkan para Ibu beramai-ramai memperlihatkan anak perempuannya agar bisa menjadi kekasih saya.Di Real Madrid sendiri, kostum saya juga termasuk menjadi favorite para fans.
Terkadang, saya bermain bola dengan sifat individualis. Hal itu disebabkan karena saya bisa bermain di 3 posisi, yaitu gelandang serang, sayap kanan, dan sayap kiri. Dulu, saya juga terkenal suka melakukan diving(pura-pura jatuh di depan lawan). Hal itu merupakan taktik untuk menipu lawan, sehingga tak jarang wasit akan memberikan kesempatan penalty. Jadi, sebagai pemain professional, kita harus cerdik dalam permainan. Tetapi entah kenapa, semenjak saya bermain untuk Real Madrid, saya mulai jarang melakukan diving. Justru Dani Alves (Barcelona) yang sering melakukan hal itu. Entahlah, saya hanya harus melakukan yang terbaik untuk Real Madrid saat ini.



BAB 7
REAL MADRID
     Hijrah dari Manchester United awalnya memang sangat menyedihkan. Saya yang sudah terbiasa bergabung dengan teman-teman di Old Trafford rasanya sangat sulit melepaskan kebersamaan itu. Ketika saya dulu di kontrak oleh MU dengan bayaran termahal di dunia, maka di tahun 2009 pun saya kembali dikontrak dengan harga yang jauh lebih mahal dari sebelumnya. Sudah bertahun-tahun saya dinobatkan sebagai pemain termahal di dunia. Ketika MU dulu mengontrak saya dengan harga tinggi, bagi mereka itu tak masalah sebab MU sempat menjadi klub terkaya di dunia. Namun julukan itu berpindah kepada Real Madrid. Sebab, manajemen Real Madrid yang memiliki pengurus yang kaya-kaya, mampu membeli banyak pemain-pemain bintang membuat Real Madrid  mendapatkan julukan klub terkaya di dunia. Real Madrid harus merogoh kocek dalam-dalam dengan mengeluarkan dana sebesar US$ 131 juta (hampir Rp. 1,31 triliun) untuk mendapatkan saya, sekaligus memberi nomor punggung 9 untuk saya, dengan julukan CR9, (namun seiring waktu, saya kembali mendapat nomor punggung 7 dengan julukan CR7, sebagai pengganti Raul Gonzales, pangeran di Real Madrid sebelumnya). Real Madrid yang awalnya sempat saya tolak sebelumnya, tetap ingin membeli saya dari MU . Sampai akhirnya saya pun memutuskan untuk pindah ke Real Madrid dan bermain di Santiago Bernabeau, Madrid, Spanyol. Padahal beberapa hari sebelum saya di beli dengan harga mahal oleh Real Madrid, klub raksasa Spanyol ini juga memboyong Ricardo Kaka, pemain Brazil dengan harga US$ 80 juta (Rp 800 milyar). Real Madrid mampu mendapatkan pemain yang diinginkan karena mereka memiliki uang banyak. Dengan kemampuan mereka yang sering membeli mahal pemain bintang, membuat Real Madrid dijuluki Los Galacticos (tim galaksi). Sebagai klub terkaya di dunia Real Madrid memilik penghasilan sebesar 438,6 jua euro pada tahun 2011.
NOMOR PUNGGUNG 7 DAN 9
     Cukup semusim saya mengenakan nomor punggung 9 di Real Madrid. Saat nomor punggung 7 tak bertuan, sayapun menjadi pemilik nomor penting itu. Nomor 7 sebelumnya dipakai oloeh Raul Gonzales di Real Madrid. Tetapi setelah Raul pergi ke Schalke 04, nomor punggung 7 menjadi lowongan.
‘’Saya senang dan bangga akan mengenakan nomor 7 di musim mendatang,’’ tulis Ronaldo di twitter resminya, Cristiano.
‘’Saya ingin menghormati para pemain Real Madrid yang pernah mengenakan nomor ini sebelumnya,’’
Ketika itu, saya berusia 23 tahun di tahun 2009. Awal bermain untuk Real Madrid, semua pendukung El Real yakin saya bisa membawa Madrid menjadi lebih baik lagi. Sebab, sudah beberapa tahun belakangan ini, Real Madrid belum mendapatkan trophy Liga Champion kembali. Terakhir didapat pada musim 2003. Akan tetapi sejarah mencatat bahwa Real Madrid  merupakan salah satu tim terbaik dunia, sebab sejauh ini hanya Real Madrid lah yang sudah menjuarai 9 kali trophy liga Champion, mengalahkan rival abadinya, Barcelona yang masih 4 kali meraih trophy tersebut, juga Manchester United, Chelsea, Arsenal, Liverpool, dan klub-klub lainnnya.
Real Madrid berdiri pada 6 Maret 1902 di ibu kota Spanyol, Madrid. Sebelumnya bernama Madrid club de Futbol (bahasa Spanyol). Gelar ‘’Real’’ (dari kerajaan) di dapat setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920, sehingga nama Madrid menjadi Real Madrid. Real Madrid juga merupakan klub sukses di liga Spanyol berdasarkan jumlah trophy la liga yang mereka dapatkan, mengalahkan jumlah trophy Barcelona. Real Madrid juga sempat menjadi tim terbaik dunia pada abad 20 menurut FIFA.Mereka meraih 31 gelar la liga, 18 gelar Copa Del Rey, 8 piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Liga Champions, 2 piala UEFA,1 Piala Super Eropa, dan 3 piala Interkontinental.
   Kostum Real Madrid sangat indah dipandang mata. Kalau dulu saya mengenakan kostum MU yang berwarna merah, saya semakin memiliki sifat pemberani. Sedangkan kostum Real Madrid yang berwarna putih membuat hati ini menjadi damai dan tenang. Saya menyukai pemain bola yang mengenakan jersey putih, kaus kaki putih, dan sepatu putih. Itulah Real Madrid. Jika kamu melihat pemain Real Madrid dari atas stadion, atau dari TV, kamu pasti akan senang melihat kecerahan warna putih yang dikenakan pemain Real Madrid. Ketika pemain-pemain berlari di lapangan, maka mata selalu tertuju pada mereka. Dengan kostum putih ini, Real Madrid dijuluki Los Merengues (tim putih). Stadion kandang untuk Real Madrid bernama Santiago Bernabeau yang berkapasitas 80.354 penonton.




CRISTIANO RONALDO & RICARDO KAKA
            Awal saya hijrah ke Real Madrid, saya sungguh tak menyangka mendapatkan sambutan luar biasa dari pendukung El Real. Sejarah mencatat bahwa saya lah satu-satunya pemain yang ketika awal hijrah ke Real Madrid, memiliki jumlah penyambut terbanyak daripada pemain-pemain sebelumnya. Saya sangat bersyukur jika mereka memang mendukung saya sepenuh hati. Sebab saya memecahkan rekor Diego Maradona. Saya memegang rekor sebagai pemain dengan jumlah penonton terbanyak pada saat hari presentasi saya. Ketika saya diperkenalkan sebagai pemain Real Madrid yang baru di Stadio Santiago Bernabeau, stadion tersebut penuh sesak dengan kehadiran kurang lebih 80.000 penonton dan penggemar di kota Madrid. Dengan begitu, saya berhasil memecahkan rekor Diego Maradona yang hanya dihadiri 75000 penonton. Sedangkan mengenai fans terbanyak dunia, saya berada di peringkat pertama sebagai pemain bola dengan fans terbanyak dunia.
 Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho tak jauh berbeda dengan pelatih saya di MU dulu, Sir Alex Ferguson. Jose Mourinho yang sebelumnya pernah menjadi pelatih Chelsea itu juga menganggap saya sebagai anaknya. Ternyata, Mourinho pun menjabat status sebagai pelatih terbaik dunia jika dilihat dari prestasinya. Saya mengaguminya, sama seperti ketika saya mengagumi Sir Alex Ferguson.
       Teman-teman di Real Madrid yang semuanya rata-rata berstatus sebagai pemain bintang yang dulunya dibeli dari beberapa klub juga menyambut saya dengan senang hati. Ketika itu, saya mulai akrab dengan Ricardo Kaka, yang juga baru dibeli Real Madrid dari AC Milan. Sebelumnya saya ingin menceritakan bahwa saya ,ketika masih bermain untuk MU dan Kaka yang masih bermain untuk AC Milan, kami berdua sempat disandingkan sebagai pemain muda terbaik di Eropa ketika itu. Lalu, Lionel Messi (Barcelona), pemain terbaik dunia 2011 yang dulunya juga sempat meraih gelar pemain muda terbaik Eropa. Namun, nominasi mereka ketika itu masih kalah dibandingkan dengan saya. Saya sudah sering meraih title pemain muda terbaik Eropa daripada mereka ketika itu.
Seiring berjalannya waktu, saya dan Ricardo Kaka menunjukkan kekompakan yang luar biasa. Ada banyak kesamaan antara saya dan Kaka. Pertama, kami memiliki nama belakang yang sama. Jika saya memiliki nama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, maka Kaka memiliki nama lengkap Ricardo Kaka dos Santos Aveiro. Seperti yang sudah saya katakan pada bab awal, nama orang-orang Portugal memang panjang-panjang seperti nama orang Brazil yang juga banyak menetap di Portugal. Jadi tak heran nama belakang saya seperti nama belakang orang Brazil, seperti Kaka. Tetapi sungguh tak menyangka kalau nama belakang kami berdua memang benar-benar sama.
 Saya sudah menganggap Kaka seperti adik saya sendiri. Ketika saya butuh bantuan, dia dengan senang hati menolong saya, begitu juga sebaliknya. Di lapangan pun dia kerap membantu saya. Misalnya, ketika saya dijatuhkan secara sengaja oleh pemain lawan, dia akan membantu menolong saya dan segera melaporkannya pada wasit, begitupun sebaliknya. Awal musim di Real Madrid, jika Kaka mencetak gol, maka hal pertama yang  sering dia lakukan  adalah akselerasi dengan berlari sambil berteriak menuju ke arahku dan langsung memelukku erat-erat diikuti pemain-pemain Madrid lainnya. Ketika itu duet kami berdua di lapangan memang menjadi mesin utama di Real Madrid dan sangat berbahaya bagi lawan. Kami berdua pernah mengatakan hal yang tak terduga. Ketika kami ditanya mengenai siapa pemain yang paling hebat menurut kami. Dengan mantap, Kaka menjawab bahwa pemain paling hebat yang pernah dia temukan adalah saya. Saya juga menjawab bahwa pemain terhebat yang pernah saya temukan adalah Kaka. Kami hanya senyum-senyum mendengar pengakuan dari mulut kami sendiri.
Kami semua sebagai pemain Real Madrid pun sudah mengetahui sifat-sifat para pemain. Selain Kaka, saya juga terkagum-kagum dengan Mesut Ozil. Pemain bintang itu adalah seorang Muslim. Hampir di setiap tempat dia selalu berdo’a dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika Real Madrid akan bertanding melawan tim lain, maka sebelum bertanding , Ozil selalu berdo’a dan terkadang membaca Al-Qur’an demi kemenangan Real Madrid. Jika Ozil menciptakan gol, dia terkadang langsung berdo’a mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Ketika kami semua di bus, dia juga sering membaca Al-Qur’an. Saya kagum dengan sifatnya itu. Saya jadi teringat salah satu pemain legenda Real Madrid, Zinedine Zidane yang juga seorang Muslim, yang sering melakukan hal yang sama seperti Ozil. Pemain Real Madrid yang sekarang menjadi duet utama saya adalah Karim Benzema. Pemain bintang asal Prancis itu juga beragama Islam. Dia banyak membantu saya untuk menciptakan gol-gol indah. Begitu juga dengan Angel Di Maria, Callejon, Higuain, dan pemain-pemain Real Madrid lainnya.
Seiring berjalannya waktu, di musim 2012 ini Ricardo Kaka  justru sering menjadi pemain cadangan di Real Madrid. Awalnya saya  sangat sedih karena jarang di duetkan dengan Kaka. Hal itu juga yang membuat saya sering tak punya banyak waktu untuk terus bersama dengan dia. Dua orang utama yang membantu saya di bagian penyerang saat ini adalah Benzema dan Higuain. Para fans menyebut kami bertiga adalah mesin berbahaya bagi tim lawan, dan kami mendapat julukun ‘’Three HiBeRo’’ yang merupakan singkatan dari ‘’ Three Higuain Benzema Ronaldo’’. Kami hanya tersenyum mendapatkan julukan seperti itu. Mengenai Casillas, dia adalah kiper terbaik yang pernah aku lihat selama ini. Dia lah kiper yang paling sering mendapatkan penghargaan. Aku mengaguminya juga.





RIVAL ABADI, BARCELONA
      Real Madrid dan Barcelona merupakan 2 klub raksasa Spanyol. Keduanya juga merupakan salah satu tim terbaik dunia yang pernah ada. Jika dilihat dari hasil prestasi, Real Madrid  jauh lebih unggul dari Barcelona, namun beberapa tahun belakangan ini, Barcelona mulai menunjukkan kebolehannya. Jika keduanya sudah bertanding maka para pendukung dari kedua kubu langsung terlibat dalam pembicaraan yang sangat seru. Tak jarang mereka sering adu mulut mengenai pertandingan yang sedang berlangsung.
Sebenarnya, ada kisah yang membuat saya merasa bersalah terhadap pendukung saya. Di tahun 2011 lalu, terjadi sebuah peristiwa menyakitkan antara seorang anak dan ayah. Keduanya saling beradu mulut mengenai siapa yang akan menang, Real Madrid atau Barcelona. Karena tak sampai pada satu kesepakatan, sang anak yang sudah emosi langsung menembak mati Ayahnya. Sungguh miris sekali. Sang anak pun dipenjara selama beberapa tahun, dan saya belum mengetahui nasibnya sekarang.
Bukan hanya satu peristiwa itu yang membuat saya merasa syok. Tetapi masih banyak peristiwa mengenai para pendukung dari kedua kubu yang terlibat adu mulut. Di dunia maya saja, seperti Facebook dan Twitter, kedua pendukung tim tersebut sering adu mulut dan memberi komentar-komentar mengenai pemain Real Madrid ataupun Barcelona.
Bukan hanya para pendukung kedua tim saja yang beradu mulut. Terkadang, di lapangan para pemain dari kedua tim pun sering adu mulut di sela-sela pertandingan. Saya akui, pemain Real Madrid, termasuk saya, terkadang mudah terpancing emosi. Sehingga permainan menjadi kasar. Namun tentu saja hal itu tidak disengaja. Pemain Barcelona yang sering menimbulkan keributan membuat kami jadi hilang kendali. Para pendukung el barca sering mengatakan bahwa permainan Real Madrid sangat kasar. Padahal itu tidak selalu terjadi. Mungkin mereka hanya melihat dan mengingat dari satu peristiwa saja. Justru Barcelona juga pernah bermain kasar. Pendukung El Real mengatakan bahwa Barcelona bermain seperti perempuan. Sebab, jika disenggol sedikit saja, mereka sering terjatuh. Hal itu sering disengaja oleh mereka. Terkadang, mereka melakukan diving ( pura-pura jatuh, padahal tidak disenggol). Hal itu yang sering menjadi permasalahan antara kedua tim. Yang membuat saya geram adalah ketika Real Madrid melawan Barcelona pada Maret 2012 lalu. Saat itu Real Madrid yang lebih banyak melakukan pola penyerangan daripada Barcelona, justru harus menerima ketidak adilan wasit. Ketika di babak kedua Real Madrid mendapatkan peluang tendangan sudut, Sergio Ramos( Real Madrid) langsung mencetak gol. Tetapi apa yang terjadi? Sang wasit justru menganulir alias membatalkan gol Ramos dikarenakan Dani Alves (Barcelona), terjatuh di depan Sergio Ramos ketika Ramos menciptakan gol. Sungguh miris sekali. Sebab, ketika itu saya dan teman-teman setim melihat secara langsung bahwa Dani Alves terjatuh bukan karena dicegal oleh Ramos, tetapi Alves sendirilah yang menjatuhkan dirinya. Saya dan teman-teman sempat beradu mulut dengan wasit. Tetapi saya masih harus menyimpan emosi saya dalam-dalam, sebab saya khawatir jika melawan wasit, saya akan diberi kartu merah. Rupanya, kesabaran kami masih diuji. Disaat salah satu pemain Barcelona tak sengaja menyenggol bola dengan tangan (handsball) selama 2 kali di daerah kotak penalty, wasit tak memberi kesempatan bagi Real Madrid untuk menghasilkan gol penalty. Akhirnya skor hanya berakhir imbang 2-2. Padahal jelas, peluang lebih banyak untuk Real Madrid. Tapi tak apa-apa, sebab dari segi permainan, Real Madrid jauh lebih jujur dan terhormat. Berbeda ketika Barcelona merasa dirugikan sedikit saja, wasit langsung berpihak pada mereka. Sungguh tak adil! Dan saya menganggap permintaan para pemain Barca sangat tidak gentle.
Masih banyak kejadian-kejadian yang sangat merugikan kami di 2 tahun belakangan ini ketika menghadapi Barcelona. Tak tahu kenapa, setiap melawa tim-tim lain, kami bermain baik-baik saja dan tak ada kontroversi dengan pemain lawan. Tetapi jika bertemu Barcelona, maka dengan senang hati mereka bermain dengan tidak jujur dan sering memanfaatkan wasit.
Pernah suatu ketika, usai pertandingan pada awal 2011 lalu, pemain Real Madrid sempat beradu mulut dengan pemain Barca sambil dorong-dorongan. Tak disangka, David Villa ( Barcelona) mengeluarkan kata-kata yang tidak terpuji di depan Mesut Ozil. Villa melontarkan kalimat yang melanggar Shara, dengan melecehkan agama Islam di depan Mesut Ozil dan meninju wajah Ozil. Dengan geram dan marah, Ozil yang tidak terima diperlakukan seperti itu langsung  mencengkeram baju Villa dan membalasnya dengan tonjokan di wajah Villa. Sedangkan saya dan teman-teman lainnya saling dorong-mendorong dan adu mulut. Sampai akhirnya kedua pelatih Madrid dan Barca melerai keduanya untuk kembali ke ruang ganti baju. Hingga sekarang Villa belum meminta maaf pada Ozil.
Hal yang tak terduga langsung terjadi. Beberapa minggu kemudian, kami mendapat kabar bahwa David Villa mengalami cedera dengan patah kaki yang sangat parah. Hal itu membuatnya menjadi tidak bisa bermain bola hingga beberapa bulan ke depan, bahkan hingga memasuki 2012. Mungkin itu adalah balasan bagi mereka yang suka melecehkan agama. Saya akui, saya yang beragama Kristen saja tidak berani melecehkan Islam, apalagi di depan Ozil dan Benzema. Pemain Barcelona seperti David Villa benar-benar tidak professional. Kenapa dia membawa nama agama selama pertandingan berlangsung? Itu tak ada sangkut pautnya dengan sepak bola. Seharusnya, adu mulut hanya membahas tentang pertandingan yang baru saja dilewati.
Usut punya usut, ternyata selama beberapa musim ini, ternyata Barcelona memang sering melakukan kerjasama dengan wasit. Hal itu diperkuat dengan bukti pernyataan mantan presiden Barcelona, Godall. Godall mengatakan di akun twitternya bahwa Barcelona selama beberapa musin ini sering bekerja sama dengan wasit. Pantaslah selamai ini, mereka sering menang dengan cara tidak jujur. Juara Liga champion di 2 tahun belakangan ini memang Barcelona, tetapi itupun tak luput dari kerjasama mereka dengan wasit. Tetapi lagi-lagi anehnya, tidak ada tindak lanjut dari FIFA maupun liga Spanyol sendiri. Ini merupakan tanda Tanya besar. Apakah mereka juga bekerja sama? Hanya Tuhan yang tahu ketidak jujuran mereka. Yang jelas, prestasi Real Madrid lebih gemilang dalam meraih berbagai ajang trophy dan mengoleksinya daripada Barcelona. Berita inipun hilang dengan sendirinya tanpa ada solusi.
CERITA PADA SAAT  COPA DEL REY 2010-2011.
        Ketika itu, Real Madrid menang tipis 1-0 di leg kedua melawan Barcelona pada ajang piala Copa Del Rey. Saya dinobatkan sebagi pahlawan yang menyumbangkan gol ketika itu dengan hattrick dari saya. Kami pun  meraih piala Copa Del Rey dengan senang hati.
Ketika itu, kami berinisiatif untuk merayakannya dengan berkeliling bus di Ibu kota Spanyol, Madrid. Tetapi terlebih dahulu kami harus menyimpan piala asli ke markas besar Real Madrid. Sergio Ramos yang memegang piala duplikatnya berdiri diatas bus sambil berteriak dan mengacungkan piala tersebut tinggi-tinggi. Tapi sungguh tak disangka, piala itu terlepas dari tangan Ramos dan langsung jatuh ke jalan, menyebabkan piala tersebut menjadi lecet dan jelek. Media pun langsung menyebarkan berita ini secara cepat. Para fans sempat kecewa mendengar berita ini. Tetapi setelah dijelaskan kembali, bahwa piala yang terjatuh ini hanyalah piala duplikatnya saja. Sedangkan yang asli sudah disimpan di markas besar Real Madrid, para fans kembali tersenyum lebar. Kami semua sempat menegur Ramos. Bagaimana kalau seandainya yang jatuh adalah piala asli? Wah, kami harus menggantinya dengan biaya mahal. Dia pun meminta maaf. Dia tak sengaja karena terlalu bahagia. Kami hanya tertawa mengingat kekonyolan tersebut.



  



  Pada akhir Oktober 2012, dua klub raksasa Spanyol ,Real Madrid dan Barcelona bertanding di Camp Nou, dalam La Liga 2012 . Babak pertama, Cristiano Ronaldo berhasil menciptakan sebuah gol melalui tembakan kaki kirinya yang ganas, sehingga skor 1-0 untuk Madrid. Tak mau kalah, di babak kedua Lionel Messi (Barcelona) juga melesakkan gol yang diambilnya sebagai kesempatam karena kesalahan Pepe (Real Madrid) di lini belakang. Beberapa menit kemudian, Messi melesakkan gol melalui tendangan bebas. Skor sementara 2-1 untuk Barcelona. Namun, Cristiano Ronaldo yang sudah menunggu kesempatan, kembali menciptkan gol indah dengan kaki kirinya. Skor berakhir 2-2, imbang. Setelah pertandingan tersebut, Ronaldo dan Messi menjadi headline news di dunia sepakbola maupun TV dan koran/majalah, mengingat keduanya merupakan pemain terbaik dunia saat ini.











CERITA KEMBALI TERULANG
       Jika dulu saya pernah dikecam pers Inggris karena masalah saya dan Rooney ketika itu, maka cerita yang hampir sama kembali terulang di Real Madrid. Selama satu musim, saya memang bisa menciptakan gol lebih banyak dari Lionel Messi. Ketika itu saya di elu-elukan dan memang pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia. Tetapi di tahun 2009-2011, saya belum juga membawa Real Madrid menjuarai Liga Champion. Tuntutan dari para pendukung Real Madrid, Madridista, yang mengharuskan saya bermain lebih sempurna lagi sungguh menekankan saya. Bagaimana tidak? Saya yang sudah dinobatkan sebagai salah satu pemain terbaik dunia dituntut harus bermain secara sempurna. Padahal saya juga manusia, yang terkadang bisa melakukan kesalahan. Pernah di tahun 2011, suatu kali saya tidak memanfaatkan umpan dari teman untuk menciptakan gol, hal itu dikarenakan saya kurang focus. Tetapi apa yang terjadi? Para pendukung beramai-ramai menyalahkan saya karena tidak memanfaatkan umpan tersebut. Komentar-komentar yang tidak enak mulai bermunculan dari beberapa pendukung Real Madrid di Santiago Bernabeau. Tidak hanya di lapangan, tetapi di dunia maya seperti facebook dan twitter pun banyak yang menyalahkan saya. Sungguh tidak professional. Ketika saya bermain bagus, mereka dengan senang hati memuji saya, tetapi disaat performa saya sedang turun, saya malah disalahkan. Mungkin inilah ujian bagi seorang pemain bola yang sudah terkenal di seantero dunia. Tetapi pada saat pertandingan selanjutnya, saya bisa menyumbangkan banyak gol. Pendukung El Real pun meminta maaf pada saya karena sempat menyalahkan saya. Tetapi ini juga belum berakhir, sebab di akhir tahun 2011, saya yang baru saja melakukan kesalahan tetapi langsung menciptakan gol di menit akhir pertandingan tidak melakukan akselerasi dengan berlari sambil teriak, sebab saya langsung berjalan ke pinggir lapangan. Pendukung di Bernabeau langsung menyoraki saya. Padahal saya sengaja tidak melakukan akselerasi karena saya sudah terlalu lelah setelah menciptakan gol. Melihat hal itu, teman-teman dan pelatih saya, Mourinho segera menghibur saya. Sampai akhirnya manajemen Real Madrid dan media memberitakan bahwa akselerasi yang tidak saya lakukan karena saya terlalu lelah. Pelan tapi pasti, akhirnya kembali para Madridista meminta maaf pada saya. Baik secara langsung, maupun menuliskan sesuatu di twitter saya ataupun fans page di facebook. Mereka berjanji, bagaimanapun performa saya, mereka terus mendukung saya untuk terus bermain dengan sempurna. Dan saat ini, focus saya adalah membawa Real Madrid kembali menjuarai Liga Spanyol dan Liga Champion. Tetapi para fans sering mengatakan bahwa skill saya ketika bermain untuk Manchester United lebih bagus daripada skill saya sekarang yang sedang bermain untuk Real Madrid. Ditambah lagi, mereka berkata, ketika saya memakai jersey Real Madrid yang berwarna merah, maka keberuntungan akan terjadi. Mereka mengaitkannya dengan jersey merah MU yang dulu pernah saya pakai. Hal itu disebabkan karena saya sering menciptakan skill hebat dan gol-gol indah dengan jersey merah tersebut. Tetapi saya yakin, jika saya berusaha sungguh-sungguh, saya pasti bisa membawa Real Madrid,salah satu  tim terbaik dunia, kembali menjuarai ajang trophy yang bergengsi. Semua itu tak lepas dari dukungan keluarga, pelatih saya, Jose Mourinho,Ricardo Kaka dan kawan-kawan, juga para fans.
Perjuangan  saya di Real Madrid ternyata membuahkan hasil. Selama satu musim saya menjadi pemain yang menciptakan gol terbanyak dalam setiap kompetisi dan saya kembali mendapatkan penghargaan invidu, yaitu piala El Pichichi. Adapun mengenai liga champion 2012, banyak orang yang memfavoritekan Real Madrid juara. Dari awal hingga memasuki semifinal liga champion , Real Madrid dengan perjuangan penuh mampu melawan tim-tim lain. Rival abadi Real Madrid, yaitu Barcelona tidak mampu menembus semifinal karena mereka dikalahkan oleh Chelsea di semifinal liga champion. Saya sangat menyayangkan hal tersebut karena sejujurnya saya ingin agar Real Madrid dan Barcelona bertemu di semifinal maupun final final liga champion. Dan ketika di final tersebut, Real Madrid akan bertanding melawan Bayern Munchen , yaitu salah satu klub di liga             jerman. Kedua tim bermain sangat antusias dan mampu melakukan pertahanan dan serangan yang baik. Tetapi di akhir babak kedua, Real Madrid dan Bayern Munchen belum menciptakan gol satupun. Sehingga diadakan adu penalty sebanyak 5 kali dari setiap tim dengan syarat setiap satu pemain hanya boleh menciptaka 1 gol penalty. Entah apa yang menghalangi saya ketika itu,  baru kali ini saya gagal menciptakan gol penalty dan rekan saya Ricardo Kaka juga gagal melakukannya. Sebaliknya, beberapa pemain Bayern Munchen berhasil menciptakan gol tersebut. Skor tipis 3-2 dengan kemenangan Bayern Munchen membawa mereka di final dan bertemu Chelsea. Dan di final tersebut, Chelsea berhak mendapatkan kemenangan di liga Champion 2012.


SPONSOR
Status selebritis memang menjanjikan dari segi materi. Profesi pemain sepak bola pun tak kalah menjanjikan. Selain dari nilai kontrak, gaji dan bonus, pendapatan pribadi actor lapangan hijau pun datang dari luar lapangan. David Beckham, Alessandro Del Piero dan Raul Gonzales adalah 3 dari sekian pemain yanmg mempunyai sponsor pribadi. Kocek mereka tentu bertambah tebal. Saya sendiri hingga sekarang memiliki jumlah sponsor pribadi terbanyak. Di tahun 2006 saja, saya sudah diikiat oleh 6 perusahaan sebagai model atau bintang iklan. Soal besarnya nilai kontrak saya, tak perlu dibeberkan karena hasilnya sangat memuaskan dan lebih dari cukup.
Diantara sponsor pribadi saya hingga saat ini adalah : Coca cola (2006), FIFA Street 2 (2006), yang merupakan sebuah game sepakbola, Fuji Xerox (2006), NIKE (ada sepatu dan baju)(2006), dengan bentuk badan atletis saya dipercaya menggunakan baju NIKE ketat dengan menonjolkan bentuk badan saya untuk sebuah iklan, Extra Joss (2005) (orang Indonesia tak menyangka kalau Extra Joss mengontrak saya sebagai bintang iklan), Suzuki (2005),.Clear Shampoo (2010), Kacang Dua Kelinci (2011) untuk sponsor saya dan untuk tim saya saat ini, Real Madrid.
Hingga saat ini, saya terus mendapat pasokan sepatu terbaru dari NIKE. Di tahun 2012 ini saya memperkenalkan Nike Mercurial Vapour Eight ketika Real Madrid menghadapi APOEL pada leg pertama liga Champion 2012.  Saya juga memakai sepatu tersebut di sebuah iklan, dimana saya dan pemain bulu tangkis nomor satu dunia, Roger Federer, sedang bermain bulu tangkis. Bedanya , di iklan itu saya memukul bola kecil tersebut dengan menggunakan kaki yang sudah mengenakan sepatu Nike, sementara Federer memukul dengan raket. Dengan cepat, saya bisa memukul bola yang diberikan Federer, sampai akhirnya saya berhasil melakukan smash dengan kaki bersepatu Nike saya. Rupanya, Federer tidak mau kalah,sebab dipenghujung iklan, dia yang memakai sepatu Nike baru itu juga melakukan smash dengan kakinya.
 Saat ini, saya dan Lionel Messi sedang bersaing untuk Perusahaan Apparel. Gaji yang saya dapat selama sepekan adalah Rp 3 miliar. Tetapi itu masih gaji dari hasil permainan, sebab saya juga mendapatkan gaji lain dari sponsor-sponsor pribadi saya. Oleh karena itu, saya berpredikat sebagai pemain termahal di dunia. Sedangkan di urutan kedua, ada Wayne Rooney, dan ketiga ada Lionel Messi, diikuti urutan selanjutnya ada Yaya Toure, Samuel Etoo, Bastian Schweinster, Zlatan Ibrahimovic, Ricardo Kaka, John Terry, Emmanuel Adebayor.
SPESIAL 10 MOMENT YANG MENJADIKAN  CRISTIANO RONALDO MENJADI PEMAIN TERBAIK 2012.
     Saya dan teman-teman di Real Madrid merasa bangga menjadi kandidat pemain terbaik dunia di tahun 2012. Saya dan 8 teman saya di Real Madrid menjadi pemain terbanyak yang berhasil dicalonkan sebagai pemain terbaik versi goal.com. Tetapi yang membuat saya merasa hebat adalah saya mendapatkan suara terbanyak dari para fans dan rekan-rekan saya, sehingga saya memenangkan gelar pemain terbaik dunia versi goal. Com di tahun 2012 dan menduduki peringkat pertama.. Saya sangat berterimakasih pada Tuhan , rekan , dan para fans.
Kesepuluh moment 2011- 2012 tersebut diantaranya :
10. Dominasi Di Derby Madrid Jilid 1.
       2 Gol lewat titik putih penalty dilesakkan Ronaldo di derby Madrid pertama pada 26 November, yang mengantar Real Madrid mencatat 13 kemenangan beruntun. Ronaldo juga sering menciptakan assist.

9  Bola Mati Mematikan di Lyon.
        Ronaldo menunjukkan kapabilitasnya dalam mengeksusi bola-bola mati. Lyon yang menjadi korban Ronaldo pada 2 november di ajang Liga Champions dengan 2 golnya dari bola mati.
8. 100 gol tercepat
 Ronaldo menjadi pemain tercepat yang bisa mencatat 100 gol di la liga dengan hanya tampil di 92 pertandingan. Sedangkan ratusan gol lainnya di ciptakan di semua ajang kompetisi.Sehinnga Ronaldo berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Spanyol , mengalahkan rival abadinya, Barcelona.
7. Dua gol penting di Benito Villamarin.
6. Catat Gol ke-4000 Di Stadion Santiago Bernabeau.
Ronaldo menjadi satu-satunya pemain Madrid yang bisa menciptakan gol sebanyak itu selama dia bermain untuk Real Madrid, melebihi legenda pemain-pemain Real Madrid lainnya.
5. Membawa Portugal Ke Semifinal.
      Ronaldo bisa menciptakan 2 gol ke gawang Republik Ceko, sehingga dia bisa membawa Portugal sampai ke semi final dengan mempermalukan Belanda yang merupakan juara 3 Piala Dunia. Namun, Ronaldo bisa menciptakan 2 gol tersebut dan menjawab serta membungkam para pengkritiknya.
4. Dominasi Derby Madrid Jilid 2.
 Dengan gol-gol indah dari Ronaldo, Real Madrid semakin melesat ke posisi puncak liga Spanyol, mengalahkan Barcelona, dengan kompetisi menyisakan 10 hari lagi.
3. Rekor Di 19 Klub
   Ronaldo tercatat sebagai pemain yang bisa mencetak gol di gawang semua lawannya di La Liga hanya dalam satu musim. Klub besar Spanyol, Real Madrid pun mengakhiri musim dengan koleksi angka 100.
2. Mengobrak- Abrik Belanda.
  Di laga terakhir fase grup Piala Eropa 2012, Ronaldo tampil kesetanan. Ia mencetak 2 gol, memporak porandakan gawang Belanda. Skuad Belanda merasa kewalahan menutup pergerakan dari Portugal dan determinasi Ronaldo. Alhasil, Belanda yang merupakan juara 3 di Piala Dunia 2010 itu mampu dikalahkan oleh 2 gol Ronaldo, sehingga Portugal mendampingi Jerman lolos ke perempat final.
  1. Membungkan Nou Camp.
Ronaldo selalu mendapatkan nilai kompetisi tinggi saat Real Madrid melawan Barcelona. Rivalitas kedua tim menjadi penyebabnya dan kedua tim adalah tim terkuat di Liga Spanyol. Dan disini Ronaldo sering menunjukkan penampilan terbaiknya , terutama saat bermain di kandang Barcelona, Camp Nou. Ditambah lagi selama pertandingan EL-CLASICO ( Real Madrid vs Barcelona ), selama 3 kali berturut-turut Ronaldo menciptakan gol-golnya. Sementara dalam waktu 3 kali berturut-turut, Lionel Messi, yang notabene adalah salah satu pemain terbaik dunia, tidak bisa menghasilkan gol satupun.
EUROPE 2012.
         Europe 2012 berjalan dengan penuh persaingan. Seperti yang sudah mendarah daging, Spanyol adalah Negara yang paling sering meraih kemenangan baik di Piala Dunia maupun piala Eropa. Saya sendiri merasa bangga dapat bermain di Real Madrid, yang notabene merupakan salah satu klub terbaik di dunia dan liga Spanyol.

SIMPATI UNTUK PALESTINE 
BERITASATU.COM - Sepatu Emas (Golden Boot) yang diraih Ronaldo pada 2011 itu berharga sekitar Rp22 miliar.

Situs resmi Real Madrid berbahasa Arab menyatakan ikon klub itu, Cristiano Ronaldo, menyumbangkan dana sekitar Rp22 miliar untuk anak-anak Palestina di Gaza. Sumbangan itu berupa tropi Sepatu Emas (Golden Boot) yang diterima Ronaldo pada 2011 lalu.

Sepatu itu akan dilelang oleh Yayasan Real Madrid, dan hasilnya seluruhnya akan digunakan untuk membangun sekolah di Jalur Gaza.

Real Madrid Foundation telah membantu pendirian 167 sekolah di 66 negara.

Ini bukan pertama kalinya Ronaldo beramal. Tahun lalu dia menjual sebagian besar sepatu olahraga miliknya pada lelang Yayasan Real Madrid, yang hasilnya juga didedikasikan untuk mengumpulkan dana bagi sekolah-sekolah di Gaza.

Ronaldo menjadi pemain sepak bola termahal dalam sejarah setelah pindah dari Manchester United ke Real Madrid. Kontraknya dengan Madrid membuat kantung Ronaldo bertambah sekitar Rp18 miliar per tahun.
CR7 juga pernah secara langsung berkunjung ke Palestina dan menyaksikan penderitaan warga setempat.



Kamis, 22 November 2012 20:37

Ronaldo dan Real Madrid Ternyata Menjadi Donatur Bagi Anak-anak Palestina


Madrid (22/11), Bantenesia - Tahukah anda? Ternyata pemain bola kawakan Cristiano Ronaldo menyumbangkan Sepatu Emas miliknya yang bernilai 1,5 juta euro untuk anak-anak Palestina, menyusul konflik yang terjadi di jalur Gaza.

Pemain Portugal yang menjadi salah satu pemain terbaik dunia ini sudah mengumpulkan uang sumbangan dari penjualan Sepatu Emas miliknya melalui yayasan amal. Kejadian ini berlangsung setahun lalu.

Dalam sebuah lelang Yayasan Real Madrid yang juga didedikasikan untuk sekolah di Gaza, Ronaldo ikut menjual sepatu miliknya yang paling berharga. Selama ini, pemain yang pernah merumput bersama Manchester United ini memang tercatat sebagai donatur tetap untuk Palestina.

Pemain Portugal yang menjadi salah satu pemain terbaik dunia ini sudah mengumpulkan uang sumbangan dari penjualan Sepatu Emas miliknya melalui yayasan amal. Uang penjualan Sepatu Emas yang didapatkan Cristiano Ronaldo pada 2011 tersebut akan didonasikan untuk sekolah-sekolah di Gaza, seperti dikutip laman footballtarget.com, Rabu (21/11).

Tak hanya ke Palestina, ternyata Ronaldo juga pernah membantu Martunis, seorang bocah asal Aceh yang selamat dari Tsunami dan tersangkut di atas pohon kelapa selama beberapa hari ditahun 2004 saat Aceh dihantam tsunami. (NWS/B01).

Barcelona zionis, real madrid dan C.Ronaldo ♥ Palestine


Republika.co.id, Tim raksasa spanyol Barcelona CF adalah teman dekat israel Lewat video berdurasi 3 menit terlihat foto Presiden Barcelona dan israel berfoto bersama dibelakang Tempat Suci Yahudi, Pemain Barcelona Gerard Pique menyembah Tempat suci tersebut dan di stadion Nou Camp para fans barcelona mengibarkan bendera zionis israel.

Berbeda dgn Rivalnya Real Madrid. Madridnsta mengibarkan bendera palestine, Dan bintang mereka Cristiano Ronaldo yang melelang sepatu emasnya untuk anak anak.

Todos Com, kata CR7 dalam bhasa spanyol menyemangati anak anak palestina

Sepatu emas Ronaldo laku dalam lelang seharga 1,4 juta pounds yg semuanya disumbang untuk Palestina dan sekaligus dengan sumbangan Real Madrid CF untuk Palestina

Tindakan Real Madrid ini segera dikecam Israel, Israel Segera memperketat Pertahanan di jalur gaza agar tak ada bantuan dari Real madrid lagi.
Itulah sebabnya terkadang FIFA (asosiasi sepakbola tertinggi dunia) yang didalamnya terdapat orang-orang Israel, lebih mendukung Messi menjadi pemain terbaik, sebab Messi dan kru-kru Barcelona sangat dekat dengan dengan oramg-orang Israel. Israel mengecam Real Madrid dan Cristiano Ronaldo hanya karena mereka memberi bantuan terhadap Palestina.
Orang-orang( haters) mungkin mengatakan bahwa Ronaldo adalah orang yang arrogan. ATas dasar apa mereka mengatakan hal itu??? Apakah mereka hanya melihat dari gaya Ronaldo ketika bermain di lapangan?? Apakah mereka selalu mencaci maki bahwa Ronaldo adalah playboy??.
Kalau kita melihat Ronaldo bermain di lapangan, dia sering menonjolkan gaya ''sok'' jagoan. Tetapi hal itu sangat wajar, karena dia memang hebat dan sering menciptakan gol yang baik. Kita seharusnya tidak melihat dari sisi tersebut, tetapi kita melihat ke dalam hati Ronaldo. Dia berhati mulia dan memiliki jiwa sosial. Terbukti, saat ini dia merupakan pemain termahal dunia dan satu- satunya pemain termahal yang mau menyumbangkan uang maupun barang-barang mahal miliknya kepada negara yang dilanda musibah. Mana Lionel Messi??? Apakah dia mau menyumbangkan uangnya meskipun dia juga termasuk pemain terkaya saat ini??..
Kenapa selalu sisi negatif yang dilihat dari seorang Ronaldo??? Justru sebenarnya dia memiliki tanggung jawab yang besar menjadi seorang bintang sepakbola. Dia tidak pernah merokok, tidak pernah mencoba Narkoba, dan mabuk- mabukan. Makanan selalu dijaga. Itulah sebabnya Ronaldo memiliki postur tubuh tinggi sebagai pemain bola, dan otot seksi yang disukai para wanita maupun lelaki. Dia teringat akan kematian ayahnya yang disebabkan oleh rokok dan minuman keras. Sehingga dia tidak ingin meninggal seperti ayahnya dahulu. Lihatlah messi, saya mendengar dan melihat fotonya sedang merokok dan mabuk-mabukan. Apakah itu yang disebut pemain bola??
Apa yang didapat oleh Ronaldo justru kecaman dari pemerintah Israel. Sungguh tidak adil mengecam seseorang yang sudah menolong negara yang susah. Tetapi itulah resiko pemain terkenal. Memiliki fans terbanyak di dunia, bukan berarti Ronaldo jauh dari kritikan dan kecaman dari orang-orang yang membencinya. Be patient Ronaldo.we proud of uuuu :)


MADRID - Situs resmi Real Madrid berbahasa Arab menyatakan ikon klub itu, Cristiano Ronaldo, telah mendonasikan 1,5 juta Euro atau sekitar Rp18,4 miliar untuk anak-anak Palestina di Gaza. Sumbangan itu berupa tropi Sepatu Emas (Golden Boot) yang diterima Ronaldo pada 2011 lalu.
Menurut Russian Today, Kamis (22/11), Sepatu itu akan dilelang oleh Yayasan Real Madrid, dan hasilnya seluruhnya akan digunakan untuk membangun sekolah di Jalur Gaza. Yayasan Real Madrid Foundation telah membantu pendirian bangunan 167 sekolah di 66 negara.
Ronaldo menjadi pemain sepak bola termahal dalam sejarah setelah pindah dari Manchester United ke Real Madrid. Kontraknya dengan Madrid menjadikannya sebagai salah satu pemain yang dibayar tertinggi sedunia. Hal ini membuat kantung Ronaldo bertambah sekitar Rp18 miliar per tahun.
Ini bukan pertama kalinya Ronaldo beramal. Tahun lalu dia menjual sebagian besar sepatu olahraga miliknya pada lelang Yayasan Real Madrid, yang hasilnya juga didedikasikan juga untuk mengumpulkan dana bagi sekolah-sekolah di Jalur Gaza.


PROFIL CRISTIANO RONALDO
Nama Lengkap      : Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro
Nama Panggilan    : Ronnie, Ron, Rocket Ronaldo, CR7,Buzzed.
Tanggal Lahir        : 5 Februari 1985
Tempat Lahir         : Funchal, Madeira, Portugal
Tinggi                    : 1.86 m (6 ft 1 in) [1] / 184 cm
Berat                      : 75 kg
Ayah                      : Jose Diniz Aveiro
Ibu                          : Maria Dolores dos Santos Aveiro
Saudara                  :  Hugo Aveiro, Elma Aveiro, Katia Aveiro
Kebangsaan            : Portugal
Julukan masa kecil : Little Kluivert
Agen                       : Luis Correia
Pemain Kebanggaan: Maradona
Pemain favorite      ; Luis Figo, Zinedine Zidane dan Thierry Henry.
Posisi bermain       : Sayap kanan, sayap kiri, penyerang.
Klub saat ini           : Real Madrid
Nomor punggung   : 7
Karier Junior          : - 1993-1995 Andorinha
-          1995-1997 Nacional
-          1997-2001 Sporting Lisbon
Karier Senior         :  - 2001-2003 Sporting Lisbon
-          2003-2009 Manchester United
-          2009-kini Real Madrid
Tim Nasional         : -  2001-2002 Portugal U-17
-          2003           Portugal U-20
-          2002-2003 Portugal U-21
-          2004          Portugal U-23
-          2003-kini  Portugal
Makanan Favorite  : Bacalhau a Braz   ( makanan Portugal yang terbuat dari ikan, kentang, 
                                  Dan orak arik telur)
Minuman favorite   : Santal ( minuman buah kemasan produk local Portugal )


Gelar Bersama Sporting Lisbon
-          Juara Liga Portugal  (2002-2003)
Gelar Bersama Manchester United
-           Juara Piala FA (2003-2004)
-           Juara Piala Coca Cola (2005-2006)
-           Juara Liga Inggris  ( 2006-2007)
-           Juara Liga Champions (2007-2008)
Gelar bersama Real Madrid
                                -      Juara La Liga 2009.
                                -      Juara La Liga 2012.
                                 -     Juara Copa Del Rey ( Piala Raja Spanyol 2010)
                                -      Juara Copa Del Rey   ( 2011 ).

Penghargaan Individu    :
-          FIFA World Player of The Year 2009.
-          Pemain Muda Terbaik 2006.
-          Barclays Player of The Month (2006).
-          Pemain Muda Terbaik PFA 2007.
-          Pemain Terbaik PFA 2007.
-          Pemain favorite Terbaik PFA 2007.
-          Penghargaan dari Asosiasi Football Writer’s
-          PFA Fans Player of the month( 2006-2007)
-          Pemain Terbaik Sir Matt Busby (2006-2007).
-          Barclays Player of the Season (2006-2007)
-          Pemain Terbaik Portugal 2007.
-          Pemain Terbaik Manchester United ( 2006-2008)
-          Pemain Terbaik Dunia  versi FIFA( 2008).
-          5 Besar Cowok Terseksi tahun 2007-2008.
-           Piala El- Pichichi di Liga Spanyol.(2009-2011)
-          Golden Boot ( Sepatu Emas) di liga Spanyol 2012.
-          Pemain Terbaik Dunia 2012 versi goal.Com
-          Kandidat pemain Terbaik Dunia versi FIFA 2012.
-          Calon pemain legenda di Real Madrid.



Referensi Penulis
(buku, majalah, surat kabar, tabloid, situs internet, Televisi)
 The Sun, The Guardian, The Observer, USA Today, BBC, Four Four Two, World Soccer, Match, FA Premiership, Ronaldo7, Ronaldo-Attack, Fifaworldcup, ManUtd.com, Redcafe, Soccer, Sportinglife, Soccerage, Soccerway, Soccerassociation, Soccernet, Football365, SkySport, TWISport, Soccerstat, OneStopFootball(Trans7), SoccerOne (TVOne),realmadridnews.com, Dunia Real Madrid (facebook), Real Madrid C.f (facebook), CR7 Fans Club (facebook), Times Online, The Independent, Sport&Style,Google search, www.realmadrid.com, Square Football, GiveMeFootball, British Soccer Week, Footie51, Football News, FoxSoccer.com, Manchester Evening News, Optasoccer, Sportculture, Telegraph.co.uk, ESPNsoccernet,TWISport.