( A novel pieces by Afifah Amani / INDONESIAN VERSION)
Aku berlari secepat angin musim gugur yang saat itu bertiup sangat kencang. Aku merasa seperti orang bodoh yang sudah sering mendapatkan pengalaman buruk, namun aku tak juga belajar dari pengalaman- pengalaman itu. Aku tak tahu apa yang membawaku untuk segera menuju ke sebuah jembatan di tengah kota London yang disebut dengan Tower Bridge. Yang jelas aku merasa tidak tahan dengan semua ini.
Aku berlari secepat angin musim gugur yang saat itu bertiup sangat kencang. Aku merasa seperti orang bodoh yang sudah sering mendapatkan pengalaman buruk, namun aku tak juga belajar dari pengalaman- pengalaman itu. Aku tak tahu apa yang membawaku untuk segera menuju ke sebuah jembatan di tengah kota London yang disebut dengan Tower Bridge. Yang jelas aku merasa tidak tahan dengan semua ini.
Tanganku bergetar ketika
memegang sisi jembatan. Sore itu Sungai Thames di bawah jembatan seolah
memanggilku untuk melompat ke dalamnya dan mengakhiri hidupku saat itu juga.
Aku masih menangis mengingat kejadian yang baru saja aku saksikan secara
langsung.
Hatiku terpukul ketika
melihat Zayn membuka kotak cincin itu dan menunjukkannya kepada gadis cantik
itu, seorang Londoner sepertinya, yang sedang duduk di depannya. Gadis itu
tersenyum. Siapa gadis itu? Rasanya aku
sangat familiar dengan wajahnya. Tapi aku benar- benar tidak ingat. Ah, aku tak
peduli. Yang ingin aku tanyakan adalah:
Kenapa Zayn tega membohongiku selama ini? Apakah dia akan bertunangan
dengan gadis itu?. Sudah pasti jawabannya ‘ya’. Cincin itu buktinya. Zayn sudah
berani berselingkuh di belakangku. Aku tak heran jika penyanyi terkenal yang tampan seperti
Zayn sudah pasti akan mudah mendapatkan gadis- gadis cantik. Ya. Kenapa aku tak
memikirkan hal itu?.Aku berbicara pada diriku sendiri.’’ Ayolah Bella, kenapa kau tak sadar juga? Zayn itu Londoner, bule,actor
terkenal, kaya, dan tampan. Kau hanyalah satu dari seribu gadis yang pernah
dikencaninya. Mungkin saja kau dijadikannya sebagai kekasih hanya untuk
mempermainkanmu. Dia mempunyai kekasih yang jauh lebih ideal daripadamu. Ingat,
kau bukan artis.!’’
Kata- kata yang baru saja
kuucapkan bukannya membuat hatiku tenang, malah membuat aku semakin terpukul
dan menangis sejadi- jadinya. Aku tak peduli dengan orang- orang yang berlalu-
lalang di sekitar jembatan yang melihatku dengan tatapan aneh. Mungkin saja
mereka menganggapku gila karena baru saja aku berbicara seorang diri dan
menangis sambil memandang sungai Thames yang sudah siap menjemputku. Tapi itu
tak masalah bagiku. Aku hanya ingin menangis untuk membuang kesedihanku. Hatiku
benar- benar pilu. Angin musim gugur masih bertiup sangat kencang. Aku tak
peduli meskipun aku merasa kedinginan. Secara spontan, aku mengangkat kaki
kananku ke salah satu pegangan jembatan. Aku merasakan angin bertiup kencang
ketika aku menutup mataku. Aku merentangkan kedua tanganku seperti tokoh Jack
and Rose di film Titanic saat mereka berada di ujung kapal dan menikmati udara
sore. Aku merasa ringan dan bersayap. Ya, aku ingin terbang dan jatuh ke dasar
sungai Thames. Aku siap melompat ketika tiba- tiba aku mendengar suara lelaki
itu. Ya, suara Zayn Malik, salah satu personel One Direction.
‘’Bella. Please, stop
doing that! You don’t know what you are doing! Please come back, don’t leave
alone! Please, I beg of you!’’ Zayn menghampiriku dan meraih tanganku.
‘’No, just stay away from
me. No need to help me.!’’ Teriakku sambil menangis.
‘’ W..what? I don’t
understand what you have said. Why do you want me to leave you?’’ Zayn bertanya
dengan nada hati- hati. Air mukanya menunjukkan kecemasan yang luar biasa. Aku
bisa melihat aura kekhawatiran dari matanya. Namun kali ini, aku tak mau
tertipu oleh sikapnya yang seperti itu. Aku hanya menjawab sejujurnya.
‘’Because you have a
fiancée. I saw you were giving an engaged ring to her! You lied to me all
along, Zayn. You did the affair. So, now
just leave me alone and don’t come back to my life. If I jump in to this river,
please don’t help me. It’s none of your business. I don’t need you anymore!’’
teriakku lebih keras lagi. Kembali orang- orang disekitarku merasa heran dengan
tingkahku. Hanya saja, kali ini mereka yang baru saja lewat di sampingku
menutup telinga mereka rapat- rapat ketika kau berteriak sekencang mungkin.
Sebelum aku berbuat lebih jauh lagi, Zayn segera menarikku dari sisi jembatan
dan segera memelukku dengan erat. Aku memberontak, namun usahaku sia- sia
karena tenaga Zayn lebih kuat dariku.
Akhirnya aku menyerah . Ketika Zayn merasa aku sudah tenang, ia
mengendurkan pelukannya, lalu mendekap kedua pundakku. Aku hanya bisa menunduk.
Sungguh, aku tak mau memandang awajah rupawan Zayn saat ini. Hal itu akan
membuatku semakin sakit. Seolah ingin melawan pikiranku, tiba- tiba Zayn
memegang daguku dan memaksaku untuk menatapnya. Dengan terpaksa, aku
menatapnya. Ah, wajah rupan campuran Inggris- Pakistan itu sedang menatap
mataku dalam- dalam. Jujur, aku cukup puas-tepatnya puas sekali- memandangi
wajah Inggris dan sedikit kearab- araban itu. Mata yang dihiasi bulu hitam dan
lentik itu mampu membuatku meleleh dan terpesona. Mata itu seolah menarikku
semakin mendekat dan membawaku masuk ke dalamnya. Alis mata itu- Ah, ya…Alis
mata hitam tebal namun rapi itu juga membuatku iri pada Zayn. Sekali lagi, aku
ingin memiliki alis seperti itu. Rasanya menyebalkan memiliki alis rapi dan
natural sepertiku, namun tidak hitam seperti punya Zayn. Aku harus menggunakan
pensil alis untuk membuat alisku terlihat hitam.
‘’Hey, calm down, Bella.
I have to explain something for you. I get your point when you said you saw me
giving a ring to a girl. For your information, the girl is my sister. See? She
is my sister and we are not engaged as you imagine!’’ Zayn berkata dengan aksen
British yang kental itu. Aku sudah lama menyukai aksen British yang khas. Aksen
itu sangat berkelas menurutku. Sangat berkelas seperti aksen yang digunakan
oleh para bangsawan, para raja, ratu, dan putri, juga seorang terpelajar.
‘’Your sister?’’ tanyaku
dengan nada terkejut. Aku benar- benar tak menyangka bahwa gadis yang kulihat
tadi adalah kakak perempuan Zayn.
‘’ Yeah. Don’t you know
her? I suppose you know her well, because you are directioner and especially
you are Zaynster as you have ever said to me, Princess Bella!’’ Zayn tersenyum
dan tetap menatapku. Kali ini tatapannya menyiratkan rasa ingin tahu yang
besar. Princess Bella adalah sebutan yang disukai Zayn sejak aku bertemu
dengannya. Dan satu lagi, bagi para fans
One Direction, termasuk aku, kata- kata
seperti ‘’Directioner’’ dan ‘’Zaynster ‘’
tentu sudah sangat familiar di telinga kami. Directioner adalah sebutan untuk
seorang fans One Direction, dan Zaynster adalah sebutan untuk seorang fans Zayn
Malik. Hal itu berarti aku sudah mengenal baik tentang One Direction, terutama
dengan salah satu personelnya, Zayn Malik. Aku hanya mengenal keluarga Zayn
melalui photo- photo mereka yang kusimpan di laptopku dan belum pernah bertemu
sama sekali sejak aku berpacaran dengan Zayn. Pastinya kau akan mengenal kakak
perempuan Zayn. Sekarang aku baru menyadari
ketololanku sendiri. Ya, tadi aku tidak berfikir jernih dan melihat
dengan jelas ketika Zayn sedang bersama kakaknya, yang kusangka adalah kekasih
barunya. Aku baru menyadari bahwa gadis itu memang kakak perempuan Zayn,
Doniyya Malik. Long dress biru yang
dipakainya sangat serasi dengan postur tubuhnya, Aku pernah melihat dress itu
dipakai ketika Doniyya menonton konser Maroon 5 di London tahun lalu. Sekali
lagi, aku melihat fotonya di Google. Dia sedang bersama keluarganya, Papanya,
Yaseer Malik,Mamanya Trisha Malik, dan kedua adik perempuan kecilnya, Waliyha
Malik dan Safa Malik. Zayn Malik sendiri saat itu sedang sibuk melakukan tour
Amerika bersama personel One Direction lainnya. Ah, betapa malunya aku di depan Zayn. Masa
seorang Zaynster tidak menegnal kakak dari idolanya dengan baik?
Satu hal yang tidak
kupahami adalah Zayn memberikan sebuah cincin kepada kakaknya. Apakah itu hal
yang aneh sekaligus tak wajar? Zayn mengatakan bahwa mereka tidak sedang tunangan.
Lalu, apa maksud semua ini?
Seolah membaca pikiranku,
Zayn berkata.’’ Cincin yang kutunjukkan kepada kakakku adalah cincin yang baru
saja kami beli di Toko Perhiasan Mr. Gray yang sering kita kunjungi di dekat
Universitas College London itu!. Aku tak tahu memilih cincin yang bagus untuk
wanita, sehingga aku meminta tolong
kakak perempuanku untuk membantuku memilih cincin yang tepat. Dan setelah kami
mendapatkan cicncin yang menurut kakakku bagus, kamipun segera meninggalkan
toko itu dan makan di restoran Fitzforia Tavern itu. Aku tak henti- hentinya
membicarakan cincin itu di depan kakakku dan membuatku membuka kotak nya dan
mengeluarkan cincin itu untuk kuamati lebih dalam!’’.
Secara spontan, aku tak
tahu harus berkata apa lagi. Aku benar- benar terkejut mendengar pengakuan
Zayn. Tapi aku merasa terpukul ketika
Zayn mengatakan bahwa cincin itu ditujukan untuk seorang ‘’wanita’’. Ya, wanita
mana yan ia maksud? Ah sudahlah. Tak ada harapan lagi agar Zayn memilihku.
Namun, dengan memberanikan diri, aku bertanya.
‘’ Wanita manakah yang
kau maksud akan menerima cincin itu?’’
Zayn semakin mendekatkan
dirinya ke arahku. Begitu dekatnya kami, Aku bisa mencium parfumnya yang elegan
dengan campuran wangi kayu- kayuan dan daun- daun segar. Zayn sangat ahli mencampurkan
adukkan koleksi parfumnya untuk menciptakan harum parfum yang baru. Tak heran
dia adalah personel One Direction yang paling wangi. Aku menyukai wewangian
segar dan natural seperti itu, Membuat pikiranku tenang dan nyaman. Karena
itulah aku betah dekat dengan Zayn, terutama saat dia mendekapku. Sekarang
jarakku dengannya hanya terpaut 30 cm saja. Dia belum melepaskan genggaman
kedua tangannya di bahuku. Masih dengan menatapku, Zayn pun menjawab.
‘’Kaulah wanita yang
kumaksud!’’
Setelah Zayn mengatakan
hal itu, aku lebih terkejut dari sebelumnya. Terkejut seolah aku baru saja
mendengar petir dari Dewa Olympus, Zeus di serial novel Percy Jckson and The
Lightning Thief. Aku tak percaya dengan
apa yang baru saja dikatakannya. Aku tak tahu harus berkata apa. Hati ku
diliputu perasaan senang luar biasa. Melihat reaksiku seperti itu, Zayn
menunjukkan senyuman mautnya dan mengeluarkan kotak cincin itu dari saku
celananya. Lalu, hal yang membuat jantungku semakin berdebar tak karuan adalah
Zayn berlutut di hadapanku, meraih tangan kiriku, menatapku dengan mata
indahnya, seraya berkata:
‘’Princess Bella Farhani
Fazriati. With full- hearted, I would like to present you a ring. With full-
hearted I say I love you so much, you are the best girl whom I ever met. You
are cute, nice, have white heart. I would like to bring our relationship into an engagement until we get married
soon!’’
Bagaikan seorang putri
kerajaan di negeri dongeng, aku merasa takjub dengan kata- kata yang baru saja
diucapkan oleh seorang pangeran tampan. Dan pangeran itu, tak lain dan tak
bukan adalah Zayn Malik. Si penyanyi tampan asal Inggris. Untuk selanjutnya,
aku berpikir bahwa aku pasti akan hidup bahagia selama- lamanya. Ah, rasanya
seperti kisah- kisah di negeri dongeng. Meskipun dalam dunia nyata belum tentu
kehidupan kita tidak diwarnai oleh perbedaan pendapat antar pasangan. Ya, itu
sudah pasti terjadi. Namun yang membuat hubungan bisa bertahan lama bukan
dilihat dari berapa lama hubungan itu dijalankan, tetapi dilihat dari komitmen
masing- masing. Aku pernah mendengar kalimat itu dari seorang dosen di
kampusku. Ya, ketika itu aku dan teman- teman di kampus mengikuti kuliah
Labwork: Inferring and Responding. Saat itu kami disuguhkan sebuah tontonan
yang menggugah hati, sebuah film yang berjudul Fireproof. Aku sarankan, bagi
kalian yang berpacaran maupun sudah berumah tangga, sebaiknya menonton film
bertema tentang cinta ini. Dalam film itu, diceritakan bahwa pasangan suami-
istri yang sering bertengkar dikarenakan keegoan masing- masing. Sang suami
tidak tahan dengan istrinya yang selalu menganggapnya salah, dan sang istri
yang selalu merasa kurang diperhatikan akhirnya bisa menyatu kembali setelah
perjuangan panjang dalam empat puluh hari yang dilakukan oleh sang suami.
Aku dan teman- teman sempat menangis
ketika melihat perjuangan sang suami yang sempat tidak dihargai oleh sang
istri. Ah, film itu benar- benar mengajarkan arti dari komitmen dalam
berpasangan. Ya, kalimat itu benar. Hubungan yang baik bukan berarti pasangan
tersebut sudah lama menjalani hubungan. Logikanya memang benar. Jika seandainya
pasangan sudah berhubungan lebih dari puluhan tahun, namun hubungan tersebut
tak pernah ada kata romantic dan selalu bertengkar, tak pernah damai, maka
hubungan itupun gagal. Berbeda jika pasangan tersebut baru saja menjalani hubungan,
meskipun mereka sering berbeda pendapat, tetapi hali itu tidak membuat mereka
menjadi berpisah, melainkan menyelesaikan setipa masalh dengan komitmen itu
sendiri. Hargailah pendapat pasangan anda. Ya, kita bisa belajar dari film
Fireproof itu.
Aku tak menyangka Zayn
akan mengajakku bertunangan dalam waktu secepat ini. Namun aku bersyukur karena
imipianku pun menjadi kenyataan. Dengan perasaan gembira yang luar biasa, aku
tak tahan untuk menangis. Tangis bahagia. Aku menunjukkan senyum terbaikku
kepada Zayn. Serta merta Zayn berdiri dan mendekatiku. Kali ini kami kembali
berpandangan dalam jarak yang sangat dekat. Hatiku berdebar- debar tak karuan.
Oh my God. Pangeran tampan ini benar- benar mengajakku bertunangan. Apakah ini
hanya mimpi? . Aku mencubit pipiku sendiri dengan keras hingga aku berteriak
kesakitan. Ternyata itu bukan mimpi.
Melihat reaksiku seperti itu, Zayn tersenyum
dan berkata:
‘’You are so funny.
Listen! It is not a dream, it is real !’’ Zayn mengacak- acak rambutku dan
mencubit hidungku seolah aku menggemaskan. Padahal pipiku tidak chubby. Entah
mengapa ia sangat suka mencubit hidungku selama ini. Tapi itu tak jadi masalah,
yang terpenting adalah aku bisa bersama Zayn saat ini. Dengan pelan tapi pasti, Zayn kembali meraih
tangan kiriku, lalu memasangkan cincin itu di jari manisku. Aku memandangi
cincin itu dengan seksama. Warna
keperakan dari berlian cincin itu sangat indah dan elegan dihiasi dengan patung
kecil sepasang kekasih yang sedang berdansa. Aku menyukainya sebab cincin itu
sangat cocok dikenakan oleh jari- jari imutku. Ya, Zayn pernah mengatakan bahwa
jari- jariku terlalu imut untuk wanita seusiaku dan Zayn menyukai jari- jariku.
***