BAB 1
RONALDO,
MADEIRA, MARADONA
Tak ada waktu seindah masa
kecil. Ketika cerita demi cerita selalu mengisi keseharian. Ketika beribu
cita-cita dan impian digantungkan. Ketika banyak kenangan yang terlalu sayang
untuk dilupakan.
Funchal. Nama kota ini barangkali terdengar kurang
akrab di telinga orang-orang luar Portugal. Maklum saja, letaknya kurang
strategis, hanya di salah satu pulau kecil bernama Madeira. Karena bukan Negara
kepulauan, pulau ini cukup berarti.
Secara geografis, Madeira adalah sebuah
pulau lepas pantai barat daya Portugal, terletak di Samudra Atlantik, sekitar
360 mil barat Maroko, dan 540 mil barat daya Lisbon. Di area ini hanya dua
pulau, Madeira dan Porto Santo yang aktif dan ditinggali. Meski tidak besar,
kepulauan Madeira cukup dikenal di daratan Eropa. Kepulauan ini terkenal dengan
pantainya yang menawan. Banyak wisatawan yang datang untuk menghabiskan liburannya disini. Selain itu, Madeira juga
terkenal akan anggurnya,’’ombroidery artisan’’, serta kebun bunga yang indah.
Pulau-pulau lain yang dikenal adalah Deserta Grande Island, Selvagem Grande
Island (Savage Island), Bugio Island, Selavgem Pequena Island, Selvagens’ For a
Islet, dan Desertas’ Chao Islet.
Funchal adalah kota terbesar di
kepulauan Madeira. Dari catatan tahun 2004, penduduknya berjumlah 110.000 jiwa.
Pulau ini cukup bersih dan tenang. Dari catatan sejarah,kepulauan Madeira
awalnya dikenal sebagai Pulau Ungu oleh orang Roma. Pulau ini sempat tidak
dikenal sampai akhirnya ditemukan kembali (secara tidak sengaja) oleh pelayar
Portugis dan ditempati oleh Portugal pada 1418 dan sekarang menjadi region autonomous.
Republik Portugal adalah sebuah Negara
di Eropa bagian barat daya. Negara ini berbatasan dengan Spanyol di sebelah
Utara dan Timur. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Atlantik. Poertugal
mengklaim sebuah daerah kecil bernama Olivenca yang dikuasai Spanyol sejak
Kongres Wina 1815.
Funchal memang tak sebesar dan seramai
Porto, Lisbon, atau Benfica. Ketiga kota itu telah berpredikat kota
metropolitan. Ketiganya juga identic dengan klub sepak bola yang kiprahnya
tidak boleh dianggap enteng di kawasan Eropa. Sementara itu, Funchal hanya kota
kecil, tersudut diantara gemerlap Portugal yang bercita rasa Spanyol. Ya,
orang-orang Portugal identic dengan cita rasa Spanyol. Tak butuh waktu lama
untuk mengitari Funchal. Juga tak banyak yang bisa dicari disini. Berbeda
dengan Madeira.
2
Meski
tergolong pulau kecil, Madeira menyimpan sebuah pesona yang besar. Keindahan
alamnya mengundang decak kagum para pecinta laut dan garis pantai. Pesona yang
ditawarkan tak hanya mengundang para wisatawan domestic, tapi juga mancanegara.
Letaknya beberapa ratus mil sebelah selatan pulau utama tempat pusat
pemerintahan. Pulau Madeira mempunyai panjang 57 km dan lebar 22km. Alamnya
yang hijau, dikelilingi gunung, bukit, serta lembah membuat Madeira memperoleh
julukan ‘’Permata Atlantik’’(The Pearl Of
The Atlantic). Indah sekali, dan itu membuat siapa saja yang lahir disini
akan merindukannya. Kembali ke Madeira selalu menjadi mimpi saya. Saya selalu
mencari-cari waktu untuk bisa pulang kampong, menghirup segarnya hawa Madeira.
***
Di
Funchal saya dilahirkan, 5 Februari 1985. Saya bersyukur dilahirkan di sebuah
tempat yang dikaruniai keindahan alam, hijaunya gunung, dan damainya pantai.
Ibu saya, Maria Dolores dos Santos Aveiro, tiada henti mengucap do’a bahagia
dan keselamatan kepada Tuhan usai tangisan panjang saya terdengar lewat
persalinan normal. Pertaruhan nyawa, cucuran keringat serta raungan kesakitan
seketika berubah menjadi kebahagiaan tak terhingga begitu saya dilahirkan dan
menghirup udara bumi untuk pertama kali.
Ayahku, Jose Diniz Aveiro, yang tadinya
diliputi perasaan cemas luar biasa sepanjang proses persalinan tersenyum lebar
begitu mengetahui saya menjadi penghuni baru bumi dalam keadaan selamat dan
fisik sempurna.
Saya pun menyandang nama lengkap
Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro. Cukup panjang memang. Tetapi itulah yang
lazim di masyarakat kami. Menghargai nama-nama baik, dan ingin sebanyak mungkin
menyandangkan nama-nama itu pada anak-anaknya. Jika melihat dari nama, ada yang
bertanya apakah saya keturunan Brazil? Seperti Ricardo Kaka yang mempunyai
buntut nama ‘’ dos Santos Aveiro’’. Sejarah menerangkan bahwa keturunan Brazil
memang banyak yang bermukim di Portugal. Saya tidak tahu pasti saya, apakah
saya orang Brazil atau tidak. Yang jelas, saya merasa menjadi orang Portugal,
dan saya mencintai negeri ini.
Sampai sekarang, meski saya sudah sangat
akrab dengan kehidupan kota metropolitan yang hingar binger, saya tetap merasa
Madeira lebih baik. Agak melankolis memang. Tetapi siapa yang sanggup untuk
melupakan romantisme masa lalu selama-lamanya? Tanah kelahiran tetap tumpah
darah, tempat sebuah harapan dan cita-cita digantungkan. Tempat kita pertama
kali menapak dan menghirup udaranya.
3
RONALDO
DAN RONALD REAGAN
Kata kedua dari nama lengkap saya
(Ronaldo) adalah nama pemberian Ayah. Dengan nama itu, kini saya dikenal banyak
orang, utamanya pecinta bola. Nama itu benar-benar menjadi peruntungan karena
membawa saya pada jalan karier sebagai pemain sepak bola. Nama saya masuk
jajaran elit pemain dunia, salah satu pemain terbaik dunia, dan berstatus
sebagai pemain termahal di dunia. Nama sekarang bukan sekedar panggilan, tetapi
sudah menjadi merk yang memiliki nilai komersial.
Saya harus mengucapkan terimakasih yang
tak terhingga kepada Ayah. Namun, saya sebagai manusia sadar kalau semua itu
kehendak Tuhan. Bukan hanya soal nama, tapi juga jalan karir yang saya lalui
hingga terasa indah. Saya menikmatinya, meski kini kehidupan pemain sepak bola
tak berbeda dengan selebritis. Harga kontrak dan gaji yang terus melambung tiap
tahun membuat para pemain bergelimang uang. Mereka bebas berbuat apa saja
dengan uang yang diperoleh dengan cara berlari, menendang, mengumpan,
menyundul, serta mencetak gol. Bergelimang uang
berarti pula objek liputaan yang menjual bagi media. Media menganggap
keseharian pemain sepak bola, termasuk saya, layak jadi konsumsi publik. Tak
hanya sisi baik saya yang mereka beberkan, sisi buruk pun menjadi komoditi yang
wajib diketahui public. Sama sekali tak menyangka kalau saya termasuk salah
satu selebritis bola. Hidup menjadi pesepak bola terkenal memang terasa
berbeda. Di satu sisi kita punya fisik yang sama sebagai manusia biasa. Namun
di sisi lain, kita seperti tidak punya kesempatan dan kehilangan ruang untuk
diri sendiri. Kita sulit berekspresi. Kita selalu berusaha tampil baik di
setiap kesempatan. Padahal itu jelas tidak mungkin, Setiap orang pasti punya
sisi negative. Saya terkadang ingin tampil cuek karena malas. Saya kadang ingin
memanjakn diri dengan berjalan kemanapun saya mau. Tapi jelas itu tidak mungkin
karena jadwal saya sangat padat. Satu dengan yang lain seakan saling memburu
dan kemudian menghadang di depan mata. Belum lagi mata-mata para pemburu berita
yang ingin mencari sisi-sisi keseharian kita. Dengan kamera-kamera berlensa
panjangnya mereka berusaha membidik di setiap kesempatan. Mereka beradu
mendapatkan yang terbaru. Yang sering menjengkelkan adalah ketika mereka ingin
mengungkapkan sisi negative saya. Saya kesal sekali, mereka tidak menghargai
privacy orang lain.
Kembali ke soal nama. Ada 2 alasan
mengapa Ayah memilih nama ‘’Ronaldo’’. Pertama, karena nama Ronaldo memang
jarang digunakan oleh orang-orang Portugal. Nama ini terdengar cukup unik,
tetapi punya power yang kuat. Alasan yang lain, ini menarik, karena
4
ayah saya mengidolakan Ronald Reagan. Mungkin
terdengar sedikit konyol, tetapi itulah kenyataannya. Tokoh Amerika Serikat
itulah yang menjadi inspirasi beliau untuk memanggilku dengan nai ma ‘’Ronny’’.
Katanya, nama ini menggugah semangat untuk maju.
Ini cerita menarik lainnya. Mungkin
banyak orang yang lebih mengenal Ronald Reagan sebagai salah satu presiden
Amerika Serikat. Anehnya, kekaguman ayah saya kepada Ronald Reagan bukan karena
ketampana ataupun menduduki jabatan tertinggi sebagai Presiden Amerika Serikat,
melainkan karena Reagan menjadi bintang film. Ayah adalah salah satu fans
beratnya. Akting Reagan yang membuat Ayah terpesona. Beberapa judul film pernah
dibintanginya sebelum banting stir ke dunia politik. Ayah kurang suka Reagan
berkiprah di paanggung politik. Menurutnya, itu menghancurkan minat para
penggemarnya. Sebagai pekerja seni, ia lebih tampak humanis. Maklum, Ayah tak
menyukai bidang yang di dalamnya rentan akan hasutan, gesekan, serta tak jarang
terjadi adu fisik. Sepanjang hidupnya, Ayah tak pernah sama sekali
bersinggungan dengan politik.
Nama ‘’ Cristiano’’ adalah nama pemberian
Ibuku. Tak ada alasan pasti mengapa beliau mengusulkan nama tersebut. Ibuku
hanya berfikir jika nama ‘’ Cristiano’’ lebih enak didengar sebagai kata
pertama sebelum kata ‘’Ronaldo’’. Ibu hanya tersenyum ketika ditanya mengapa
saya diberi nama itu. Setelah saya dewasa, saya baru mengerti ternyata nama ini
memang bagus dan cocok dengan kata ‘’Ronaldo’’. Tetapi saya belum juga mengerti
ada arti apa dibalik nama itu.
Saya anak bungsu dar 4 bersaudara. Elma
adalah kakak perempua tertua. Dua saudara lainnya adalah Hugo kakak lelakiku
dan Katia kakak perempuanku. Hugo senang dengan kehadiranku, ia tidak lagi
bermain sendiri.
Saya
menikmati masa kanak-kanak yang menyenangkan. Ketika itu, saya termasuk paling
sering bermain diluar rumah. Tak jarang Ibu sampai marah-marah karena
mengetahui saya tidak ada dirumah. Masa kecil saya dihiasi dengan beragam
permainan dan kesenangan. Saya biasa bermain dengan teman-teman jika berada diluar
rumah, jarang dengan Hugo kakak saya.
Hugo lebih banyak membantu saya. Ia adalah kakak yang baik, karene sering
membantu saya jika sedang berkelahi dengan teman-teman.
Sebagai anak ‘’desa’’, gaya bermain kami
agak berbeda. Tidak seperti di kota-kota besar, anak-anak lebih sering
memainkan permainan dengan teknologi atau permainan yang menggunakan listrik.
Sedangkan kami hanya bermain dengan memanfaatkan alam Madeira yang indah.
Karena itu, sampai sekarang saya masih memiliki keinginan agar tetap bersahabat
dengan alam. Kenanagn waktu kecil itu tak bisa terhapus. Teman-teman dan
jenis-jenis permainan disana selalu saya rindukan. Terkadang, saya suka
tersenyum sendiri mengingat kekonyolan-kekonyolan sewaktu kecil.
Kami hidup dengan sederhana. Tapi kami
tidak kekurangan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi terkadang, kalau
ingin membeli sesuatu yang baru, kai harus menabung. Kami sekeluarga nyaris tak
pernah berlibur ketika itu. Sebab kami beruntung memiliki alam Madeira yang
benar-benar indah, sehinnga setiap hari seperti liburan rasanya.
Tuntutan
hidup mengharuskan Ayah bekerja keras demi menghidupi keempat anaknya.
Pekerjaannya tidak tetap. Beberapa kali ia harus berpindah kantor. Dari cerita
Ibu, bahwa Ayah itu tidak sabar menanti karier. Begitu tidak ada perkembangan
dalam pekerjaannya, 1-2 tahun ia sudah pindah ke kantor lain. Selain itu, ia
juga pindah jika mendapatkan tawaran gaji yang lebih besar. Ayah selalu
berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Ia tampak tidak mengurus
dirinya sendiri. Ia banting tulang, bekerja apa saja untuk menghidupi
keluarganya. Hidup untuk berjuang dan pantang menyerah di tengah jalan.
Kehidupan penuh perjuangan ini selalu membayang di kepala saya. Sebagai pekerja
keras, Ayah kerap pulang larut malam. Biasanya tak ada senyum yang mengembang
sebagai symbol penyambutan dari kami anak-anaknya ketika pintu rumah terbuka.
Ibu yang selalu membukakan pintu meski dalam balutan wajah yang jauh dari
senyum karena Ibu mengantuk. Hilang sudah waktu beliau menghabiskan waktu
dengan keempat anaknya. Hari demi hari kami jarang makan bersama. Hanya akhir
pekan saja kami berkumpul seharian, bermain, dan berbincang. Saya banyak
belajar dari Ayah, terutama soal kerja keras dan semangat seorang laki-laki.
Kata Ibu, sejak usia satu tahun saya
tumbuh menjadi bayi yang mungil dan sehat. Kedua orang tua saya dan ketiga
kakak saya begitu bahagia melihat pertumbuhan saya. Sampailah pada tanda-tanda
awal yang kemudian membawa saya
berkiprah di panggung sepak bola.
Saya mulai tertarik pada ‘’si kulit bundar’’
di usia 3 tahun. Saat itu taka da permainan yang lebih menarik selain sepak
bola. Begitu juga dengan teman-teman sepermainanku, semua mrnyukai sepak bola
seakan-akan bola sudah menjadi sahabat terdekat.
Di Portugal, sepak bola sudah menjadi salah
satu sendi kehidupan. Dimana-mana kita akan menemui orang-orang bermain bola,
di lapangan, di pantai, di jalan-jalan kota, sampai di pelosok-pelosok desa.
Olahraga rakyat ini seperti sudah mendarah daging. Melihat kenyataan ini,
sangat mungkin darah Brazil dekat dengan orang-orang Portugal.
Waktu terus berkembang. Pengetahuan saya tentang sepak bola juga terus
bertambah. Gaya permainan yang itu-itu saja membuat saya jenuh. Saya terus
mencari, dan akhirnya punya kebiasaan baru. Saya mulai gemar menonton
pertandingan di depan televisi. Saya biasa bermain di tanah kosong bekas
perkebunan atau jalanan. Melihat hobi saya seperti itu, Ayah menghadiahi saya
sebuah bola. Mulanya saya puas dengan hanya mendekap gemas sambil memandangi si
kulit bundar tersebut. Tetapi kemudian Ayah menyuruh saya untuk segera
memainkannya dengan kaki. Ia ingin mengajari saya dan meminta saya mengambil
jarak beberapa meter dalam posisi berhadapan. Dia memberi contoh gerakan
menendang dan mengoper. Seperti masyarakat Portugal lainnya, Ayah saya juga
gila sepak bola. Ia cukup senang melihat saya sudah mencintai bola sejak kecil.
Ayah biasanya menghabiskan banyak waktu di akhir pecan dengan menonton
pertandingan dan sesekali ikut bertanding di lapangan. Ayah saya termasuk cukup
ahli bermain bola. Ia punya kemampuan yang bagus dan gaya permainannya enak
dilihat. Ayah pun menyuruh saya bermain dengan teman-teman. Saya sangat
menikmati ketika bermain bola dengan mereka. Begitu sore dating, tanpa di
komando,
kami menuju tanah lapang yang tak jauh dari rumah. Kehadiran saya selalu
ditunggu oleh teman-teman, karena waktu itu hanya saya yang masih memiliki bola
sendiri. Permainan pun berlangsung seru. Pola permainan anak-anak di usia
tersebut masih ala kadarnya. Sifat dan perilaku kami saat ramai-ramai memainkan
si kulit bundar dipenuhi kepolosan. Masing-masing hanya bertujuan mengincar
bola. Dimana bola berada, disitulah kami
berlari.haha…:D Nyaris tak mengenal kawan atau lawan dalam situasi bergerombol
seperti ikan kecil di laut. Namun untuk ukuran usia kami saat itu, hal tersebut
sangat menghibur. Yang penting bagaimana bisa menguasai bola dan menciptakan
gol ke kandang lawan. Usai bermain, kami pulang kerumah sambil membawa kotoran
yang melekat di baju. Ibu tidak marah, tetapi kalau sampai kotor sekali, saya
disuruh membantu mencucinya. Jika saya sedang tidak bermain dengan teman-teman
saya, saya pun mengajak Hugo kakak lelaki saya. Kami bermain di halaman rumah
yang sempit. Dibanding saya, Hugo tak begitu tertarik bermain bola. Terlihat
dari semangat tandingnya yang mudah menyerah.
TRIK
DARI TELEVISI
Waktu terus bergulir. Tiga tahun kemudian
saya masuk sekolah dasar. Tetapi saya lebih berminat untuk menggeluti sepak
bola. Ketika jam pelajaran olahraga, saya bermain bola dengan teman-teman di sekolah saya,
mereka tak segan memuji penampilan saya. Sebab, kemampuan saya memang terbilang
paling menonjol di antara teman-teman saya. Sanjungan mereka tak lepas dari
trik-trik yang sudah saya peragakan. Meski saat itu masih jauh dari kesan
sempurna, tetapi saya bisa melakukan tipuan yang mengelabui lawan. Menurut
mereka kemampuan saya ini sungguh mengagumkan dan sulit ditiru. Mereka sering
bertanya dari siapa saya belajar trik-trik permainan itu, lalu saya jawab bahwa
saya tak punya pelatih, sebab saya hanya belajar dari bimbingan Ayah dan trik
dari televisi.
Kegemaran saya menonton pertandingan bola
di televisi membuat pandangan saya terasa lebih lebar. Saya pun mulai tahu
tehnik-tehnik gerakan tipu, mendribbling, hattrick, mengumpan, menggiring,
menyundul, mematahkan serangan lawan, sampai
gol dengan cara backheel ( gol
dengan memakai tumit kaki belakang). Itulah kombinasi permainan yang enak
dilihat. Hari demi hari, saya banyak belajar dari televise. Saya meniru
trik-trik yang dilakukan para pemain bintang . Setelah berhari-hari saya bisa
mempraktekkannya dan langsung tersenyum lebar ketika ada trik baru yang sudah
saya kuasai.
Teman-teman hampir tidak percaya kalau
saya hanya belajar sendiri. Tetapi itulah kenyataannya. Sore hari saya langsung
menuju lapangan kecil untuk belajar trik-trik permainan dari pertandingan yang
sudah saya lihat di televisi. Ayah ikut membantu menyempurnakan gerakan-gerakan
saya.
Seperti kebanyakan anak kecil lainnya yang
selain menggemari pemain-pemain bola yang sedang bersinar, saya juga menjadi
pendukung salah satu klub di liga Portugal. Dulu, Benfica adalah klub favorite
saya, lalu di urutan kedua saya menyukai Sporting Lisbon. Tetapi, justru awal
karier saya berada di Sporting Lisbon, yang tak lain adalah rival terkuat
Benfica.
Meski saya mencintai sepak bola, saya
justru hampir tidak pernah melihat pertandingan secara langsung. Keinginan
untuk menonton pertandingan Benfica secara langsung menjadi keinginan yang
dipendam dalam-dalam. Sebab Ayah tak punya cukup uang untuk datang ke stadion.
Lagi pula, jarak Funchal, tempat saya tinggal antara Benfica sangat jauh, harus
menyeberangi pulau.
Ibuku justru pendukung berat Sporting
Lisbon. Meski kami berbeda selera, Ibuku
menyimpan keinginan besar seiring munculnya bakat permainanku. Ia ingin suatu
saat nanti aku bisa memakai mostum kebesaran Sporting Lisbon.
Suatu hari, Ayah bertanya apakah saya ingin
benar-benar menjadi pemain bola yang hebat? Sambil menganggukkan kepala saya
menjawab ‘’ya’’. Polosnya jawaban tersebut membuat Ayah terkesan.
Melihat kesungguhan saya, umur 8 tahun Ayah
mendaftarkan saya ke sebuah klub amatir, Andhorina. Klub inilah jalan pertama
yang saya lalui guna mewujudkan mimpi saya. Kemampuan dasar sepak bola saya
boleh dibilang sudah saya kuasai. Kini tinggal bagaimana mematangkan lewat
latihan yang terprogram. Di Andhorina , saya selalu semangat berlatih dan
serius mendengarkan instruksi pelatih.
INSPIRASI
MARADONA
Ayah sempat membayangkan saya bisa seperti Diego
Maradona. Sejak kecil, saya memang menyukai Maradona, sebab keahliannya di
lapangan membuat saya kagum. Jika sekarang kehidupan Maradona dirundung
kemuraman karena narkoba dan obat bius, itu urusan lain. Saya hanya
memandangnya sebagai panutan dalam bermain bola dan tidak ingin terjebak
narkoba seperti dirinya.
Pemain favorite saya yang kedua adalah
Luis Figo, pemain Real Madrid. Dia berasal dari Portugal, namun saya
menyukainya bukan karena dia memiliki Negara yang sama dengan saya, melainkan
peran vitalnya di lini tengah permainan. Saya ingin berperan seperti Luis Figo.
Lalu, setelah saya agak dewasa, saya juga
menyukai permainan Thierry Henry. Striker asal Prancis itu punya karakter
permainan yang khas.
Ketika saya ingin berlatih, Ayah rela
mengurusi semua perlengkapan latihan saya, mulai dari sepatu, kostum, sampai
mengantar ke tempat latihan. Sebenarnya Ayah sudah lebih dulu bergabung di klub
Andorinha, tetapi hanya sebagai manajer perlengkapan tim. Sebelumnya, dia
menjabat sebagai hakim garis di lapangan.
Setelah 2 tahun menimba ilmu di klub
amatir, Andorinha, kemampuan saya mengolah bola mulai terlihat. Saya bukan
sekolah di sekolah sepak bola. Sebab ketika saya berlatih di Andorinha, saya
masih duduk di sekolah dasar. Trik-trik kecil dalam bermain bola yang saya
perlihatkan menyita perhatian ribuan pasang mata. Saya pun menjadi pembicaraan
hangat di Madeira. Ada yang mengatakan saya berlari cepat seperti menembus
angin, dan cara menggiring bola saya unik, sehingga menjadi hiburan tersendiri.
Saat itulah saya merasa hari-hari yang saya lalui tampak indah. Pandangan di
lapangan semakin jernih. Saya bertambah yakin bahwa masa depan saya memang
berhubungan dengan sepak bola. Waktu itu, orang sudah menyebut saya sebagai
pemain muda terbaik di Madeira. Semakin hari, media pun mulai memghampiri saya.
Baru berusia 10 tahun di tahun 1995 , saya sudah dihampiri banyak media dan
penuh wawancara dari mereka. Tak lama kemudian, saya sudah mulai akrab dengan
pers Portugal. Hampir setiap hari , ada saja yang ingin mewawancarai saya. Dan
itu tidak hanya di tempat latihan saja, tetapi pers pun mulai berdatangan ke
rumah. Tak hanya saya yang diwawancarai, tetapi seluruh anggota kelaurga pun
ikut diwawancarai. Karena saat itu saya masih bau kencur, saya belum merasa
terbebani dengan kondisi tersebut. Setiap pertanyaan yang diajukan saya jawab
dengan polos. Akhirnya efek dari pemberitaan pers ini membuat 2 klub kawakan di
Madeira, yaitu Maritimo dan Nacional terlibat persaingan ketat untuk
mendapatkan saya. Wah wah wah..saya jadi heran sendiri. Ketika itu saya tidak
berat sebelah untuk memilih klub mana yang akan saya masuki diantara 2 klub
kawakan tersebut. Akhirnya, Nacional yang berhasil merekrut saya dari
Andorinha.
BAB 2
SPORTING
LISBON
Dari segi prestasi tak ada yang bisa saya banggakan
selama bergabung di Nacional de Madeira. Saya memang memiliki kemampuan yang
menonjol, tetapi Nacional tetap miskin gelar di level Junior. Kiprah Nacional di berbagai
kejuaraan tak menuai hasil maksimal.
Setelah menghabiskan waktu dua tahun bergabung di
Nacional barulah saya menemukan jawaban atas kegagalan tim ini. Pengalaman dan
kemampuan. Itulah jawaban pastinya. Dua tahun yang begitu cepat berlalu memberi
saya banyak pemgalaman berharga.
Setelah saya mendapat predikat sebagai
pemain muda paling berbakat di Madeira, kini wilayah jelajah saya melebar
hingga seantero Portugal. Masih di usia 12 tahun, saya dilirik sejumlah klub
tenar Portrugal. FC Porto dan Boavista adalah 2 klub besar Portugal yang ingin
mendatangkan saya sebagai asset. Keduanya terang-terangan ingin menggaet saya.
Tetapi ambisi keduanya bertepuk sebelah tangan. Di akhir episode perebutan
justru Sporting Lisbon yang mendapatkan saya di tahun 1997. Keberhasilan
Sporting Lisbon mendapatkan saya sama sekali tak di sangka oleh FC Porto dan
Boavista. Sporting lebih cerdik, mereka membuat negosiasi lebih cepat ketika
Porto dan Boavista sedang berebutan untuk mendapatkan saya. Cerita ini berawal
ketika saya yang masih memakai jersey Nacional akan mengadakan laga eksebisi.
Berita ini langsung terdengar ke markas Sporting Lisbon yang memang menyimpan
rasa penasaran kepada saya. Kesempatan pun tak disia-siakan. Sporting Lisbon
mengirim utusan untuk mengamati penampilan saya. Utusan tersebut adalah
Presiden Sporting Lisbon, Marques Freitas
dan pelatih Sporting Lisbon, Leonel Pontes yang datang secara langsung
ke Funchal. Pertama kali melihat cara saya mempertontonkan kemampuan mengolah
bola, Freitas langsung terheran-heran. Ia seakan tak percaya pemain seusia saya
yang tergolong masih kecil bisa dengan enaknya mempermainkan bola. Kecepatan
lari saya pun tak luput dari pujian. Berkali-kali Freitas dan Pontes terlibat
diskusi panjang mengenai penilaian mereka tentang saya. Sampai akhirnya
keduanya menyatakan niat ingin memboyong saya dan mereka membuat penawaran
resmi.
Sepertinya keinginan Ibu agar saya
memakai kostum Sporting Lisbon memang terwujud. Usai kesepakatan, saya tak
dapat menyembunyikan kebahagiaan. Pengalaman baru yang lebih menantang di salah
satu klub impian segera saya lalui.
Kepindahan saya ke Sporting Lisbon
membuat saya harus rela berpisah dengan kedua orang tua dan ketiga saudara.
Sebab, jarak antara Funchal, tempat kami tinggal, dan Lisbon 600 mil. Terasa cukup untuk memendam
kerinduan akan kampong halaman. Inilah pertama kali saya harus menjalani
kehidupan sendiri. Tak ada lagi orang-orang tercinta yang mendampingi saya.
Saya dipaksa oleh keadaan. Bukan tangisan dan ketakutan yang saya tunjukkan
pada mereka, sebab hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Saya harus lebih
mandiri dan harus mempersiapkan perlengakapan latihan tanpa dibantu Ayah lagi.
Berpisah
dengan keluarga adalah salah satu pengorbanan yang harus saya jalani.
FOTO
PENGOBAT RINDU
Sebelum menuju Sporting Lisbon, Ayah
sempat mengatakan pada saya, bahwa bukan hanya saya yang mengalami situasi
seperti ini. Sebab pemain bola terkenal juga dulunya mengalami hal yang sama
sepertiku. Sebenarnya ketika itu tak mudah untuk melaksanakannnya. Sebab saya
selalu rindu dengan keluarga. Sebagai pengobat rindu , saya hanya bisa melihat
foto mereka yang terpajang di atas meja. Foto itu diselipkan oleh Ibu di
tumpukan baju saya.
Baru beberapa hari merasakan atmosfer
Sporting Lisbon dan menikmati fasilitas yang disediakan, emosi saya langsung
diuji. Bukan karena kekerasan. Sebagai penghuni baru, saya harus tahu diri.
Tujuan saya adalah menimba ilmu sepak bola, lalu menjadi pemain yang hebat dan
terkenal di dunia. Kami disini saling bersaing secara sehat. Tetapi ada cerita
yang masih membuat saya kesal hingga saat ini. Ceritanya ketika saya datang ke
Sporting Lisbon, mulanya teman-teman disana menyambut kedatangan saya dengan
ramah. Perkenalan berlangsung penuh persahabatan. Kami saling bertanya alamat,
hobi, dan sebagainya. Dan ternyata bukan hanya saya yang datang dari luar
Lisbon, bahkan beberapa ada juga datang dari luar pulau. Namun, mereka
tiba-tiba berubah sikap. Saya merasa tertekan ketika mereka sengaja mengobrol
dengan saya. Sebab mereka tahu logat bicara saya yang lahir di Funchal agak
berbeda dengan orang-orang di Sporting Lisbon, meskipun masih berada di satu
Negara, yaitu Portugal. Nah keanehan logat bicara saya tersebut menjadi bahan
tertawaan bagi mereka.
MELEMPAR
KURSI DI KELAS
Merasa heran, saya pun
bertanya,’’Adakah yang aneh dari ucapan saya?’’,. Bukannya menjawab, tawa
mereka malah semakin lebar mendengar pertanyaan saya. Salah satu dari mereka
menjawab,’’Aksen Madeira mu terdengar aneh dan lucu!’’,. Mereka tetap tertawa
dan saya merasa itu adalah hinaan. Mulanya saya tidak bereaksi sedikitpun.
Tetapi lama kelamaan kekesalan saya semaikin menggunung dari hari ke hari.
Sebab kondisi ini berlangsung hingga beberapa bulan. Lalu suatu hari saya
ceritakan hal ini pada Ayah dan Ibu. Tapi lagi-lagi keduanya hanya mengatakan
bahwa saya harus bisa mengendalikan diri, sebab perjuangan pemain sepak bola
terkenal pasti sangat berat. Saya sempat mengutarakan keinginan untuk keluar
dari Sporting Lisbon tetapi Ayah tak
mengizinkan.
Suatu hari, saat saya masih belajar ilmu
pendidikan sekolah menengah pertama di Lisbon, guru saya juga menertawakan
keanehan logat bicara saya di depan teman-teman sekelas. Tanpa memikir panjang,
dengan geram saya lalu mengambil kursi dan melemparkannya kearah guru saya.
Semua yang ada di kelas sama sekali tak menyangka saya bisa berbuat hal seperti
itu. Tetapi guru saya sempat menghindar , tetapi dia malah marah besar kepada
saya. Saya didamprat habis-habisan dan dikeluarkan dari kelas. Beberapa hari
kemudian, Ayah dan Ibu dating dari Funchal ke sekolahku. Pihak sekolah sudah
melaporkan kejadiannya. Kedua orang tua saya datang untuk membela saya bukan
semata-mata karena saya anak kandungnya. Tetapi keduanya sangat menyesalkan
seorang guru yang seharusnya menjadi contoh para siswa, malah menunjukkan sikap
yang kekanak-kanakan dan tidak berwibawa kepada saya. Setelah pihak sekolah
berfikir mengenai hal ini, akhirnya saya terbebas dari sanksi. Pihak sekolah
sudah memaafkan guru tersebut dan juga memaafkan sikap saya yang tak bisa
mengendalikan emosi. Sejak saat itu, tak ada yang berani menertawakan aksenku
yang aneh. Adapun manajemen Sporting
Lisbon harus berfikir 2 kali untuk mengeluarkan saya. Sebab, saya adalah asset
yang paling berharga di klub tersebut. Jika dilepas, tentu saya dengan cepat
akan diperebutkan banyak klub. Hal itu diliihat dari kemampuan saya yamg lebih
menonjol dibandingkan teman-teman yang sama-sama masih dalam tahap
pemggemblengan. Skill individu saya
paling atraktif disbanding pemain muda lainnya. Pergerakan kedua kaki saya,
utamanya saat melakukan dribbling
dianggap luar biasa. Naluri gol juga mulai terlihat.
***
ALCHOCHETE
YANG TERSOHOR
Ketika umur 13 tahun, saya berhenti
sekolah di sekolah menengah pertama, sebab saya lebih memfokuskan diri dengan
dunia sepak bola. Saya bergabung di Sporting Lisbon Junior. Sedikit demi
sedikit, saya mulai didatangi oleh para penggemar. Saya dan pemain muda lainnya
berlatih keras di Alchochete yang merupakan markas tersohor di Portugal.
Fasilitas latihan tergolong lengkap dan sangat mendukung bagi pembentukan
sekaligus program regenerasi pemain.
Aturan yang ada di Sporting Lisbon sangat
ketat, mulai dari pagi sampai malam hari. Lalu, di umur 16 tahun, tepatnya
pertengahan 2001, saya mendapatkan kesempatan bergabung ke level Senior, karena
pelatih junior Sporting Lisbon mengatakan bahwa kemampuan saya sudah bisa
disejajarkan dengan pemain senior.
Pertumbuhan fisik saya semakin terlihat
di usia 16 tahun. Saya tak lagi terlihat kurus. Porsi latihan fisik telah
mengubah bentuk tubuh saya menjadi atletis dan saya merasa lebih kuat di
lapangan. Sebab tak mudah jatuh saat neradu badan dan juga terlihat lentur
dalam setipa pergerakan. Karena perubahan fisik itulah saya kemudian mendapat
julukan ‘’The New Patrick Kluivert’’. Meski
saya tak mengagumi Patrick,striker Belanda, namun julukan itu membuat saya
lebih percaya diri.
Kehadiran saya di usia 16 tahun yang
sudah masuk ke level senior pun ‘’tercium’’ hingga ke Inggris. Pujian datang
dari pelatih Liverpool, Gerard Houllier. Namun ia hanya sebatas kagum dan belum
berniat merekrut saya, sebab masih terlalu muda untuk masuk skuad Liverpool.
LIMA
TIM DALAM SEMUSIM
Tak lama kemudian Liga Portugal
2001/2002 bergulir. Namun nama saya masih belum terdaftar sebagai pemain inti
Sporting Lisbon. Bukan tak pernah merasakan pertandingan, sebab tenaga dan
kemampuan saya justru terbagi dalam 5 tim berbeda : Sporting Lisbon U-16, U-17,
U-18, U-21, dan Sporting Lisbon B. Dalam semusim saya bermain untuk 5 tim
berbeda. Cukup membanggakan.
Sebelum masuk pekan keenam, saya masih
diperbolehkan duduk di bangku cadangan. Barulah tanggal 5 Oktober 2002, saya
dipercaya tampil. Saya mendadak terkejut ketika pelatih menyebutkan nama saya
sebagai starter. Saya pun bertekad harus bisa memanfaatkan kesempatan dan
berdo’a dalam hati. Ibu menyempatkaan diri datang dari Funchal untuk melihat
secara langsung penampilan perdana saya di Sporting Lisbon. Beliau sama sekali
tak menduga anaknya berada diantara 11 pemain Sporting Lisbon yang berjalan ke
tengah lapangan. Begitu melihat saya melambaikan tangan kea rah supporter, Ibu
berteriak histeris sambil menyebut nama saya. Julukan ‘’ The New Patrick Kluivert’’ kepada saya benar-benar menjadi
inspirasi di lapangan. Saya sama sekali tidak demam panggung dan memainkan bola
dengan lincahnya. Koran pun memberitakan bahwa saya tampil luar biasa. Aksi dribbling saya sambil melewati pemain
Moreirense menjadi daya tarik penonton. Ribuan pasang mata tanpa ragu
memberikan tepuk tangan sewaktu saya beraksi menembus pertahanan lawan. Pemain
Sporting Lisbon lainnya pun memuji penampilan saya dan mereka juga bermain
semakin impresif. Saya sering membuat assist sampai saya sendiri yang menciptakan gol
kedua ke gawang Moreirense, (gol pertama oleh Vitaly Kutuzov). Bermula dari
umpan sector tengah, saya langsung berlari ke sayap kanan. Bola saya dribbling maju, melewati 2 pemain lawan
dan langsung menembaknya ke gawang. Goooooolll!!!!! Saya senang sekali, sambil
berlari saya berteriak sekeras-kerasnya dan kemudian dikerumuni oleh
pemain-pemain Sporting Lisbon. Semua orang terpana dan berteriak. Para pelatih,
manajer, dan fans fanatic Sporting Lisbon seakan tak percaya kalau seorang anak
kecil yang baru tampil di liga professional bisa mencetak gol pada penampilan
perdananya untuk Sporting. Hingga jeda babak pertama, skor masih tetap untuk
Sporting 2-0. Di babak kedua, meskipun pemain lawan mengubah strategi
permainan, tetap saja Sporting Lisbon lebih unggul. Sebab di injury time ,saya mendapat peluang emas,
yaitu menciptakan gol dari tendangan jarak jauh. Akhir pertandingan ,skor 3-0
untuk Sporting Lisbon. Debut yang cukup membanggakan.
Saya masih mengingat kenangan itu.
Sepertinya kaki ini seakan ringan sekali dibawa berlari, dan peluang mencetak
gol itu ada di depan mata. Begitu seterusnya, sampai saya banyak menciptakan
gol untuk Sporting Lisbon. Pelan tapi pasti, pelatih mulai menaruh kepercayaan
di pundak saya. Mereka berharap besar jika di setiap pertandingan saya bisa
mencetak gol. Sejak itu, saya tak pernah absen dari posisi starter. Dengan
langkah mantap, Sporting Lisbon melaju di urutan teratas klasemen Liga
Portugal.
Saya yang sejak awal sudah memiliki fans,
kini semakin menjadi favorite di Sporting Lisbon. Fans berkumpul dan membentuk fans club. Saya hanya tersenyum
mengingatnya. Nama saya pun masuk daftar paling atas dengan jumlah penggemar paling
banyak diantara pemain-pemain Sporting Lisbon.
Sekembalinya Ibu dari Lisbon, Ayah dan
ketiga saudara saya tak dapat menyembunyikan kebahagiaan. Dukungan terus mereka
berikan meski lebih sering melihat penampilan saya dari televisi.
Ternyata, tak hanya pers Portugal yang
membesarkan nama saya. Gazzetta dello
Sport ,salah satu media cetak terbesar Italia turut mengabarkan kiprah
professional saya di Sporting Lisbon. Dalam ulasannya, saya dianggap sebagai
salah satu pemain muda dari kawasan Eropa yang punya prospek cerah. Keluarga
saya menangis terharu ketika pendukung Sporting Lisbon meneriakkan nama saya
serta yel-yel penyebar semangat bertanding. Mereka ikut bertepuk tangan ketika
saya melewati pertahanan lawan sambil menggiring bola.
Banyak yang mengatakan saya punya sejumlah kelebihan. Fisik kuat,
keseimbangan, kecepatan, pergerakan yang sulit diduga, dan macam-macam pujian
lain sudah saya dengar. Tetapi di akhir musim 2002/2003, Sporting menempati
posisi 3 klasemen. Juara direbut FC Porto, klub yang dulu memperebutkan saya,
dengan mengantongi 86 poin. Peringkat kedua, Benfica 75 poin, disusul Sporting
Lisbon dengan 59 poin.
Saya juga tidak hanya berkiprah di Liga
Portugal. Sebab debut kancah Eropa lebih dulu saya lalui. Peristiwa ini terjadi
saat saya memperkuat Sporting Lisbon melawan Inter Milan di laga putaran ketiga
babak kualifikasi Liga Champions. Sebelumnya, saya juga tampil membela Portugal
di pentas Piala Eropa U-17.
Suatu pagi, saya melihat ada sebuah jalan
jernih di depan mata. Meskipun itu maya, saya telah melihat masa depan saya
akan lebih bersinar di dunia sepak bola.
BAB 3
MANCHESTER
UNITED
Ada
perasaan tak percaya ketika Manchester United menyatakan ingin merekreu saya.
Sesungguhnya saya menyimpan tanda Tanya besar dalam hati, benarkah tawaran
dating dari Manchester United? Apakah saya sedang bermimpi bisa bermain di Old Trafford?
Tak terbayangkan sebelumnya bermain bersama deretan
pemain bintang di bawah arahan Sir Alex Ferguson. Nama Ferguson tentu taka sing
di telinga. Di Portugal sendiri, nama pelatih MU yang berasal dari Skotlandia
ini sangat popular. Ferguson memang identic dengan Manchester United. Publik
pun mengenalnya sebagai sutradara bola dengan reputasi kelas dunia. Kadang saya
berfikir, apakah Ferguson memang benar-benar ingin merekrut saya di timnya?
Padahal saya samasekali minim di pentas sepak bola Eropa ketika itu. Baru
semusim menjalani karier di Sporting Lisbon, saya langsung diminati salah satu
klub tenar dan kaya di dunia ( saat itu MU berpredikat sebagai klub terkaya di
dunia,tetapi posisi klub terkaya dunia sejak tahun 2009 hingga kini telah
didapatkan oleh Real Madrid ).
UNITED ADALAH IMPIAN
Mungkin kedatangan saya ke Manchester
United membuat pemain lain merasa iri. Mereka yang lebih dulu memendam impian
ingin bermain di Old Trafford harus gigit jari setelah mereka tahu saya berada
di jajaran pemain baru MU. Bayangkan, seorang anak muda belia dari Portugal
sudah bermain untuk MU.
Setan Merah (julukan MU) memang magnet.
Sebab MU adalah momen yang ditunggu-tunggu banyak pemain dunia. Bisa memperkuat
MU dianggap lompatan karier yang harus dicatat tebal dengan tinta emas.
***
Cerita manis bergabungnya saya ke
Manchester United sebenarnya terjadi secara tak terduga. Saat itu, tanggal 6
Agustus 2003 digelar pertandingan persahabatan antara Sporting Lisbon melawan
Manchester United. Saat itu saya menginjak usia 18 tahun dan masih berstatus
pemain Sporting Lisbon. Sebelum aba-aba memasuki lapangan terdengar, kedua tim
terlebih dahulu bersiap di ruang koridor. Masing-masing pemain terlihat
melakukan pemanasan ringan. Beberapa pemain Sporting Lisbon saling berjabat
tangan sambil melempar senyum kearah pemain-pemain Manchester United. Mereka
sudah saling kenal. Entah apa yang menjadikan saya gugup dan sedikit tegang.
Untuk menghindari perasaan itu, saya melakukan pemanasan ringan. Sambil
melakukan hal itu, saya mengarahkan pandangan kearah pemain-pemain Manchester
United. Baru kali ini saya melihat langsung wajah-wajah pasukan Sir Alex
Ferguson. Tampak Gary Neville sedang bercanda, Paul Scholes menggerak-gerakkan
kedua kakinya, sementara Ryan Giggs terlibat perbincangan santai dengan salah
satu asisten wasit.
Begitu aba-aba masuk lapangan diberikan,
kedua tim berjalan menuju lapangan. Sambutan pendukung kedua tim terlihat luar
biasa. Laga ini berlangsung di kandang Sporting Lisbon, sehingga wajar
pendukung Sporting Lisbon lebih banyak menduduki tribun daripada pendukung
Manchester United. Teriakan para fans sangat membahana. Dalam pertandingan,
saya langsung menunjukkan skill individu dan kecepatan saya di depan lawan.
Akhir pertandingan ternyata justru Sporting Lisbon yang berhasil mempecundangi
Manchester United dengan skor telak 3-1. Dua dari gol Sporting Lisbon adalah
hasil ciptaan saya.
Usai bertanding dan bersalaman, kedua tim
berjalan menuju ruang ganti. Terdengar suara gaduh dari ruang ganti Manchester
United. Bukan karena Sir Alex Ferguson marah besar karena timnya kalah, tetapi
ternyata para pemain Manchester United ramai-ramai membicarakan penampilan saya
di lapangan tadi. Dengan terang-terangan mereka membeberkan apa yang saya
peragakan selama pertandinagn berlangsung.
Pembicaraan Ryan Giggs dan kawan-kawan
akhirnya bermuara pada satu keinginan, yakni sepakat ingin mndapatkan saya
untuk Manchester United. Mereka lalu menyampaikan keinginan tersebut kepada Sir
Alex Ferguson. Salah satu pemain Manchester United sempat mengeluarkan
pernyataan yang bernada bergurau tapi pasti. Bunyinya kira-kira begini :’’
Daripada kita susah-susah menghentikan gerakan licinnya ketika bertemu lagi,
lebih baik jika dia menjadi bagian dari Manchester United’’.
Tanpa fikir panjang, Sir Alex Ferguson
merspons positif keinginan para pasukannya. Pihak MU langsung bergerak cepat
dan langsung mengadakan pembicaraan dengan kubu Sporting Lisbon hingga
tercapainya kesepakatan soal harga. Sikap tenang yang diperlihatkan Ferguson
pada saat perundingan mengundang tanda Tanya. Sebab seorang pelatih pastilah
menampakkan rasa gembira ketika pemain yang diincar berhasil didapat. Raut muka
Ferguson terkesan biasa saja. Misteri itu naru terpecahkan setelah saya
mengetahui bahwa sebenarnya Ferguson sudah lama mengincar saya. Tepatnya sejak
saya berumur 14 tahun.
Kabar ini kontan membuat beberapa klub yang
jauh-jauh hari ingin mendapatkan saya harus gigit jari. AC Milan dan Juventus
adalah 2 klub yang kabarnya mengincar saya. Begitu juga dengan Chelsea dan
Liverpool. Padahal dulu pelatih Liverpool belum berminat merekrut saya, karena
dia menganggap saya masih terlalu muda untuk bermain. Tetapi di akhir musim,
Liverpool mulai serius ingin mendapatkan saya. Tetapi saya masih berfikir untuk
hal yang satu ini.
Pada musim terakir saya di Sporting Lisbon
dan Liga Portugal saya meraih yang terbaik. Sporting neraih gelar juara Liga
Portugal. Teman saya di Sporting, Quaresma juga telah mencapai hasil yang
maksimal. Quaresma kemudian terbang ke Spanyol dan bergabung dengan Barcelona,
sementara saya terbang ke Inggris dan bergabung dengan Manchester United.
Publikasi Inggris telah memberitakan bahwa MU telah mendapatkan pengganti David
Beckham, yaitu saya. Beckham dulu bermain untuk MU lalu kemudiam hijrah ke
Spanyol dan bergabung dengan Real Madrid.
Saya resmi bergabung dengan Manchester
United pada 12 Agustus 2003 dalam ikatan kontrak 5 musim. Harga yang jadi
kesepakatan berjumlah12,24 juta pound. Padahal, untuk seusia saya ketika itu,
bandrol tersebut tergolong tinggi. Bahkan menjadi yang tertinngi di kawasan
Inggris raya. Bagi MU, saya adalah pemain termuda sepanjang sejarah yang pernah
direkrut. Tak hanya itu, Portugal juga mencatat saya sebagai pemain Portugal
pertama yang memperkuat Setan Merah. Luar biasa.
ANGKA
7, ANGKA KERAMAT.
Dipercaya menggunakan nomor punggung 7
sungguh membahagiakan. Nomor tersebut tergolong keramat untuk Manchester
United. Padahal sebelumnya, di Sporting Lisbon saya memakai nomor punggung 28.
Terakhir kali nomor punggung 7 tersebut dipakai oleh David Beckham. Beckham
yang pindah ke Real Madrid justru tidak memakai nomor punggung 7, sebab El Real
sudah memiliki Raul Gonzales yang memakai nomor punggung 7. Beckham harus
mengalah dan memilih nomor punggung 23. Awalnya para fans MU masih meragukan
apakah saya pantas menggantikan posisi Beckham. Tetapi Sir Alex Ferguson tetap
meyakinkan saya pasti bisa. Sebab Ferguson mendatangkan saya ke MU semata-mata
karena ia ingin saya menggantikan posisi Beckham. Ferguson yakin bahwa sebentar
lagi saya akan menjadi salah satu pemain terbaik dunia. Fergusonlah yang
membujuk manajemen MU untuk memberikan nomor punggung 7 itu kepada saya.
George Best, Bryan Robson,dan Eric Cantona
adalah 3 legenda Manchester United yang lebih dulu menggunakan nomor keramat
tersebut. Ketiganya telah mengarumkan nama Manchester United. Dan ternyata,
saya juga menjadi salah satu legenda Manchester United. Sebab di musim
2007-2008, saya berhasil membawa Manchester United menjuarai Liga Champion dan
saya mendapatkan gelar pemain terbaik dunia 2008. Ceritanya sangat panjang.
Saya harus menguraikannya satu persatu dari awal karier saya di Manchester
United.
Ketika
saya baru dating, Ryan Giggs dan kawan-kawan menyambut hangat kehadiran saya di
markas Setan Merah. Satu persatu mereka menyalami saya sambil tersenyum, dan
saya pun membalas dengan senyuman pula. Berbagai pertanyaan mereka lontarkan,
mulai dari menyakan kabar sampai dengan pendapat saya mengenai atmosfer sepak
bola Inggris. Saya yang awalnya pemalu
merasa harus berubah mulai saat itu dan harus beradaptasi dengan Inggris.
UNITED ADALAH FERGIE (FERGUSON)
Sambutan yang luar biasa juga saya
dapatkan dari Sir Alex Ferguson. Bagaimana tidak, dia yang dari dulu sudah
mengincar saya sejak umur 14 tahun
berhasil mendapatkan saya meski saya baru didatangkan ke MU pada umur 18
tahun. Ferguson menaruh harapan besar pada saya. Oleh karena itu, dia selalu
memfokuskan diri melihat saya berlatih. Jika ada yang salah, dia langsung
mengoreksi. Saya sangat dekat dengan Ferguson. Bahkan dia sudah seperti Ayah
saya, sebab dia sering memperlihatkan sifat layaknya seorang Ayah di depan para
pemain. Saya terus diberi semangat olehnya. Sekali lagi, dia yakin bahwa
sebentar lagi saya akan menjadi pemain bintang yang terhebat di dunia.
Pada laga perdana MU, Ferguson masih menyimpan saya di bangku
cadangan. Ya, sebagai pendatang baru, saya harus tahu diri. Yel-yel dan
teriakan para pendukung MU membuat saya merinding. Gol 1-0 ke gawang Wanderers
diciptakan oleh Ryan Giggs. Semenit kemudian, Ferguson memberi kepercayaan pada
saya untuk segera ikut bertanding. Pendukung Setan Merah menyambut dengan standing ovation begitu saya berlari
masuk lapangan. Saya bermain di posisi sayap kanan. Hingga akhirnya skor di
akhir menjadi 4-0 untuk kemenangan MU. Saya pun terpilih menjadi Man of The Match (pahlawan dalam
pertandingan). Di ruang ganti, semua bergantian menyalami dan memeluk saya.
Akhirnya public pun tidak meragukan kapasitas saya lagi. Tak lupa saya ucapkan
terimaksih pada Fergie karena sudah mengizinkan saya bermain. Ternyata kekuatan
fisik, kelincahan, kecepatan, serta dribbling
yang jadi gaya permainan saya masih ampuh di kancah Premiership.
Keesokan harinya, debut saya menjadi headline di media cetak
Inggris.’’Ronaldo Hipnotis Bolton’’, demikian salah satu bunyi headline tersebut. Ferguson memberikan
pujian tentang saya kepada wartawan dalam jumpa pers usai pertandingan. Fergie
mengatakan,’’Debut yang mengagumkan dan tak bisa dipercaya. Dia masih 18 tahun
dan anda lihat sendiri bagaimana kemampuannya!,’’.
Segenap
pujian tidak membuat saya menjadi silau. Justru hal itu menjadi pendorong
semangat saya untuk bertanding. Ternyata, penampilan perdana saya untuk MU
telah memberikan kesempatan bagi saya untuk ikut bergabung di timnas Portugal.
Saya dan timnas Portugal menghadapi Kazakhstan pada tanggal 20 Agustus 2003.
Senang sekali rasanya memakai kostum Negara saya sendiri. Meskipun saya diakui
bermain bagus di timnas, tetapi hal itu belum mencapai hasil yang optimal
menurut saya. Tak apa-apa, yang penting Portugal menang tipis 1-0. 3 hari
kemudian, saya kembali ke Old Trafford untuk membela MU melawan New Castle di
kandangnya. Pada babak pertama, MU kewalahan , sehingga Castle mendapatkan skor
1-0. Tetapi di babak kedua, MU membalikkan keadaan dengan skor 2-0. Ada sebuah
jargon di antara klub-klub Inggris :’’hati-hati dengan Manchester United ketika
memasuki injury time.’’
Pertandingan demi pertandingan sudah
dijalani, termasuk dengan pertandingan melawan Arsenal yang ketika itu menjadi
musuh bebuyutan MU. Ada satu cerita yang menyesakkan dada saya. Di pertandingan
melawan Aston Villa pada tanggal 15 Mei 2004., saya mendapatkan kartu merah
untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Awalnya saya mampu menyumbangkan gol
ketika pertandingan masih berjalan 4 menit. Lalu 6 manit kemudian Nistelrooy
menggandakan kemenangan menjadi 2-0. Di babak kedua, Aston Villa mulai bermain
kasar dan sering memprovokasi lawan. Akhirnya kartu kuning demi kartu kuning
dikeluarkan oleh wasit. Pemain-pemain MU juga mendapatkan kartu kuning,
termasuk saya setelah melakukan tackling
dari belakang. Ujungnya bisa ditebak, saya mendapatkan kartu merah dan harus
keluar dari lapangan. Sedih sekali rasanya, sebab emosi saya saat itu tidak
terkontrol melihat kekasaran pemain lawan.
Kekecewaan terobati dengan
keberhasilan kami menjuarai Piala FA, yang sekaligus menjadi koleksi gelar ke
11 Setan Merah. Selain gelar juara tim, saya juga kebagian gelar individu.
Penghargaan Sir Matt Busby Player of the year melengkapi kiprah saya musim
2003-2004. Tetapi, justru setelah itu Setan Merah agak meredup. Orang-orang
mulai bertanya, ada apa dengan The Red
Devils? Kemenangan baru didapat pada pecan ke 6 . Tetapi pada musim ini,
saya lebih banyak mencetak gol untuk timnas Porrugal daripada untuk MU. Tetapi
tak apa-apa, sebab ketika itu saya berhasil menciptakan 2 gol ke gawang
Arsenal, ketika MU berhasil menggulung Arsenal 4-2 di kandangnya pada leg
kedua. Musim 2004-2005 MU harus puas berada di posisi 3 klasemen liga Inggris.
Musim itu, Chelsea memang sangat hebat dan merebut tahta juara dengan 95 poin.
Arsenal tergeser di posisi ke2.
Terlepas
dari hasil kalah menangnya kami, penampilan saya selalu ditunggu-tunggu para
fans dan pendukung MU. Ternyata menurut mereka, saya memang cocok digantikan
dengan David Beckham. Wilayah operasi permainan saya tidak hanya tak terpaku
pada sector kanan, bisa dikiri atau tengah. Tepatnya bisa striker atau
gelandang serang. Melewati pemain-pemain lawan ketika itu sangat mudah sekali.
Karenanya, setiap bola sudah berada di kaki saya, pemain-pemain lawan mulai
mendekat dan berusaha mendapatkan bola dari saya. Sebab saya diibaratkan musuh
abadi bagi pemain lawan, khususnya pemain belakang lawan. Namun, satu kekurangan
saya hingga saat ini, terkadang saya tampil egois, mungkin karena dorongan
naluri gol yang tak tertahan dan melihat situasi tim yang belum juga
menciptakan sebuah gol.
SEPAK
BOLA ADALAH GOL
Produktivitas gol saya mulai meningkat
di musim 2005-2006. Gol terbanyak yang pernah saya buat ada di musim ini dan
juga musim 2007-2008 ketika saya bergelar pemain terbaik dunia. Saya sempat
absen membela Setan Merah di beberapa partai, karena harus kehilangan Ayah
tercinta yang meninggal pada 7 September 2005.
Di musim 2005-2006, kami berhasil
menggeser Arsenal di posisi runner up dan kami masih tertinggal dari Chelsea.
Tetapi di akhir pecan ke 10, Manchester United melesat ke posisi teratas
klasemen liga Inggris dengan rekor tampilan yang memikat pada musim 2006-2007,
meninggalkan Chelsea dengan selisih 6 poin, selanjutnya diikuti Liverpool,
Arsenal, Tottenham Hotspur dan Everton. Gelar ini semakin membuat Sir Alex
Ferguson berpredikat sebagai manajer terbaik sepanjang masa. Saya sendiri
mendapatkan penghargaan ganda sebagai Pemain Terbaik dan Pemain Muda terbaik
2006-2007 oleh FPA.
***
Kami bersyukur ketika Chelsea sudah
mulai sering kalah dalam beberapa pertandingan, sebab mereka kehilangan
beberapa pemain kunci yang cedera. Sebenarnya di musim ini, ada cerita negative
antara saya dan Wayne Rooney. Padahal di musim ini saya mendengar tawaran baru
yang melambai-lambai di seberang sana. Klub raksasa terhebat di Spanyol, Real
Madrid dikabarkan ingin mendapatkan saya, sebab Madrid yang sudah 9 kali meraih
juara liga champion (melebihi rekor klub-klub lain di liga champion), di empat
musim terakhir ini, Madrid kehilangan gelar tersebut. Tetapi Real Madrid saat
ini sudah mengantongi rekor juara la liga terbanyak di liga Spanyol,
mengalahkan rival abadinya, Barcelona. Real Madrid ingin menawar saya 40 juta
euro ketika itu. Tapi MU belum mau mengirimkan saya ke Spanyol. Kabarnya, MU
mau menawarkan saya jika harga sudah mencapai 70 juta euro atau sekitar Rp.840
milliar. Tetapi itu masih rumor. Lain halnya dengan pelatih timnas Portugal.
Sang pelatih menyarankan saya meninggalkan MU dan bermain untuk Barcelona.
Barcelona
memang sedang bersaing ketat dengan Real Madrid untuk mendapatkan saya. Barca
langsung membuat tawaran terbuka, tetapi MU lagi-lagi belum mengizinkan saya
hijrah ke Spanyol. Pihak MU sudah mempertegas saya akan tetap di MU sampai
habis masa kontrak. Barcelona pun menarik kembali tawarannya dan menghapus nama
saya dari daftar pemain yang akan dibeli pada musim panas.Di musim 2006-2007,
MU masih belum bisa meraih gelar Liga Champion. Menyedihkan sekali. Tetapi,
kemudian stuasi berubah sejak MU memasuki musim 2007-2008. MU menjadi musuh
bebuyutan bagi klub-klub yang masuk ke kualifikasi Liga Champion. Pertandingan
demi pertandingan berhasil dilalui MU dengan saya sebagai pencipta gol
terbanyak. Chelsea yang merupakan musuh bebuyutan kami saat itu, berhasil
dikalahkan oleh MU. Begitu juga dengan Arsenal, Real Madrid, dan Barcelona.
Penampilan saya yang semakin meningkat di lapangan membuat Sir Alex Ferguson
bertambah yakin di tahun ini saya akan bergelar pemain bintang yang terbaik di
dunia. Hal itu terbukti ketika saya membawa MU meraih gelar Liga Champions
musim 2007-2008. Di musim ini, saya mendapatkan gelar pemain terbaik dunia oleh
FIFA. Saya sangat bahagia ketika itu,sebab saya menjadi salah satu pemain
legendaris dunia. Nama saya mendunia dan saya dikenal sebagai pemain bola yang
memiliki fans terbanyak di dunia. Keluarga saya kembali menangis terharu dan
merasa bangga dengan saya. Sepak bola memang indah, dan saya menikmati setiap
kemenangan maupun kekalahan.
Kembali
ke belakang, mengenai timnas Portugal, meskipun Negara saya itu sangat jarang
meraih gelar kemenangan di Piala Dunia, saya tetap bisa bermain bagus dengan
memakai nomor punggung 17 ketika membela
mereka.Dan saya cukup puas meski Portugal sering mencapai hasil hingga
semifinal saja di Piala Dunia. Tetapi,
apa jadinya kalau saya bermain bagus, sementara teman satu tim tidak banyak
membantu? Tentu akan kacau balau. Luis Figo dan kawan-kawan pada musim 2004
mulai kewalahan mendapatkan serangan dari lawan.
Meskipun
ada kepahitan dalam hal tersebut, ada hal yang membanggakan tentang saya.
Ketika umur 19 tahun, saya sudah dipercaya masuk timnas Portugal.
BAB 4
PIALA DUNIA
2006
Sebuah peristiwa pada putaran final Piala Dunia 2006
ketika Portugal melawan Inggris sempat membuat nama saya tercemar. Sial!!!! Mungkin itu kata yang tepat
untuk menjabarkan apa yang saya alami. Sebab saya samasekali tidak terlibat
dalam kejadian yang kemudian membuat rekan setim saya Carvalho, menjadi korban
pelanggaran. Padahal Wayne Rooney yang bermain untuk Inggris adalah pelakunya.
Ketika itu aku dan Rooney adalah kedua pemain yang sama-sama membela Manchester
United. Yang membuat nama saya tercemar, adalah : Pertama, tentu saja karena
Portugal melawan Inggris yang banyak pendukung MU-nya. Kedua, saya dianggap
memprovokasi wasit hingga Rooney diusir keluar lapangan. Ketiga, karena aku dan
Rooney sama-sama bermain membela MU.
Saya
menyaksikan sendiri pelanggaran yang dilakukan Rooney. Meski saya berdiri dari
jarak jauh, terlihat jelas kalau Rooney melakukan pelanggaran keras terhadap
teman setim saya, Carvalho. Dengan sengaja Rooney mendaratkan kakinya di
selangkangan Carvalho yang masih dalam posisi terjatuh. Wasit Horacio Elizondo
langsung mendekaati kedua pemain. Saya juga ikut berlari menghampiri wasit.
Saya katakan sampai beberapa kali kalau itu adalah pelanggaran. Wajar jika saya
melakukan pembelaan sambil meyakinkan wasit karena salah satu pemain kami
mendapat perlakuan yang kurang sportif dari pihak lawan. Saya berani melakukan
itu karena Carvalho jelas-jelas dilanggar. Rupanya Rooney merasa kesal dengan
apa yang saya lakukan. Ia mendekat lalu mendorong saya, tapi saya hanya
memandang geram Rooney. Tindakan Rooney tersebut tak luput dari perhatian
wasit. Elizondo langsung mengganjarnya dengan kartu merah. Kami mendapat
keuntungan karena Inggris harus bermain dengan 10 pemain. Tapi jujur, saya sama
sekali tidak memprovokasi wasit agar mengeluarkan kartu merah pada Rooney.
Sejak Rooney mendorong saya, atmosfer stadion berunah panas. Dari pinggir
lapangan, pendukung Inggris ramai-ramai menyalahkan saya. Umpatan-umpatan
terlontar dari mulut mereka. Saya tak boleh terpancing situasi. Saya tak ingin
permainan Portugal kacau hanya karena seorang pemain yang tak bisa mengontrol
emosi. Pertandingan tetap dilanjutkan, tetapi pendukung Inggris marah besar pada
saya. Mereka menganggap saya adalah dalang dari kartu merah Rooney. Inggris
semakin terdepak ketika saya membuahkan gol penalty untuk kemenangan Portugal.
Usai pertandingan, saya memiliki 2 perasaan yang bertolak belakang. Di satu
sisi, saya gembira Portugsl lolos ke semifinal, tetapi di sisi lain saya harus
menerima kenyataan jadi bahan gunjingan di balik kartu merah Rooney.
Pers di Inggris ketika itu menempatkan
kasus saya sebagai headline. Tak hanya memojokkan saya, tetapi juga mendonkrak
tiras. Jelas-jelas hal tersebut menyudutkan posisi saya di Manchester United.
Tak berapa lama, saya memutuskan untuk
berlibur ke kampung halaman saya, Funchal untuk menghindari kejaran wartawan.
Hari demi hari berlalu di Funchal. Ayah selalu mendorong saya untuk selalu
tabah menerima perlakuan seperti itu. Ayah tak ingin melihat saya cengeng. Dari
Inggris sendiri, saya sangat terkejut mendengar pendukung Manchester United
meminta kepada Alev Ferguson untuk mendepak saya.
Saya memang pernah mengutarakan ingin
keluar dari Setan Merah karena tak tahan dengan situasi seperti itu. Ditambah
lagi tekanan pers Inggris membuat saya emosi, sehingga saya sempat mengucapkan
kata-kata selamat tinggal pada Ryan Giggs dan kawan-kawan.
Pers
kemudian mengaitkan saya dengan 2 klub besar Spanyol, Real Madrid dan
Barcelona. Real Madrid yang tengah memilih presiden baru ingin mendapatkan
saya. Tetapi kabar itu hilang dengan sendirinya. Ketika itu, saya tidak
mempunyai fikiran akan hijrah ke Real Madrid. Tapi sama sekali tak menyangka,
di tahun 2009 saya hijrah ke klub
raksasa Spanyol, Real Madrid.
Kembali ke masalah saya dan pers
Inggris. Ketika itu saya sempat dicekam rasa takut jika harus kembali ke
Inggris. Tetapi Queiros, asisten Alex Ferguson dating menemui saya. Beliau
meyakinkan saya agar saya tetap bermain untuk Manchester United. Dia juga
menjamin bahwa pendukung Inggris akan menyambut kedatangan saya kembali tanpa
ada prasangka buruk. Mulanya saya ragu. Tetapi Ayah dan Ibu tetap meyakinkan
saya dengan sepenuh hati. Pelatih Real Madrid, Jose Mourinho pun ikut memberi
dukungan dan simpati kepada saya. Juga Eric Cantona dan Bobby Charlton
mendukung saya. Akhirnya semua itu membuat saya semakin mantap untuk kembali ke
Inggris.
Beruntung saya mempunyai pelatih seperti Alex
Ferguson. Saya menganggapnya sebagai seorang Ayah, sebab sosoknya memang
terlihat begitu tenang di lapangan, dan selalu membantu saya. Dia selalu
berfikir positif dan dia mengatakan bahwa kemarahan pendukung Inggris terhadap
saya sama sekali tak beralasan. Dia masih menghargai saya dan tetap
memposisikan saya di Setan Merah. Manajemen Manchester United pun mengumumkan
kepada public bahwa saya tidak akan di depak dari Setan Merah dan tidak akan
dilepaskan meskipun klub-klub besar ingin membayar saya dengan harga tinggi.
Usai kejadian tersebut, saya dan Wayne
Rooney tidak pernah bertemu sama sekali. Saya ke Portugal, dia dan pasukan 3
Lions terbang ke Inggris. Sama sekali tak ada komunikasi.
Tetapi
hal itu berakhir ketika suatu hari secara tak terduga Rooney mengirim sms
singkat pada saya. Awalnya sekadar menanyakan kabar saya di Funchal. Saya
menjawab apa adanya. Lalu sms yang awalnya sangat singkat menjadi melebar.
Keberanian Rooney menirim sms pada saya dikarenakan inisiatif dari Sir Alex
Ferguson. Beliau menyuruh Rooney untuk berbicara empat mata, sampai akhirnya
Rooney mengaku tidak memendam amarah pada saya. Rooney pun membantu saya untuk menjernihkan segala
persoalan dan mengembalikan nama baik saya. Kami saling meminta maaf satu sama
lain.
Ketika saya kembali ke markas MU, saya
disambut teman-teman dengan senang hati. Tetapi kesan berbeda sangat terasa
ketika ketika saya kembali bertemu dengan Rooney. Awalnya kami bersalaman
dengan canggung dan jantung berdebar-debar , tetapi kemudian kami saling
melempar senyum. Tepuk tangan pun pemain Setan Merah pun membahana di markas
besar MU. Pemain-pemain MU sama sekali tak pernah mengungkit kejadian insiden
kartu merah kembali. Saya tahu semua harus memiliki sikap professional.
Perlahan
namun pasti, kebencian pendukung Inggris terhadap saya mulai sirna. Mereka
kembali mendukung saya. Para fans kembali mengelu-elukan nama saya ketika
bermain di lapangan. Tak ada lagi yang saya khawatirkan seiring bergulirnya
musim 2006-2007. Hingga akhirnya saya terbukti bisa membawa Manchester United
menjuarai Liga Champion di tahun 2007-2008 dan saya meraih gelar sebagai pemain
terbaik dunia. Pendukung Manchester United semakin bangga pada saya dan
menyesal sempat membenci saya.
BAB 5
CERITA
TENTANG WANITA
Sebelum Cristiano Ronaldo, maksudnya saya sendiri,
menjadi actor dan pangeran di Manchester United, David Beckham juga sempat
menjadi bintang di Manchester United. Pemujanya bukan hanya laki-laki, tetapi
wanita juga. Wanita Inggris yang awalnya tak suka bola berubah fikiran begitu
mengetahui ada actor lapangan hijau berwajah tampan. Mereka rela berdesakan
masuk lapangan hanya ingin melihat Beckham.
Ketika Beckham justru hijrah ke Real
Madrid, wanita Inggris menjadi galau karena tak bisa melihatnya lagi bermain di
Setan Merah. Tetapi, saya sungguh tak menyangka bisa menggantikan posisi
Beckham. Saya menjadi bintang baru di Old Trafford dan mendapat julukan
pangeran Manchester United. Ketika saya bermain di lapangan ribuan kursi
Stadion Old Trafford diisi para wanita. Ketika itu, baru 2 minggu saya
menghirup udara Inggris, rasanya seperti terbang menggapai langit ketujuh.
Meskipun kata mereka saya memiliki wajah tampan, tetapi pesona yang saya
tebarkan bukanlah wajah, melainkan keterampilan mengolah bola.
Tanpa disadari, rutinitas saya tak luput
dari perhatian wanita Inggris. Mereka mulai membuat saya kerepotan dan salah
tingkah. Saat sesi latihan, mereka berteriak histeris memanggil nama saya dari
pinggir lapangan. Sifat saya dulu yang pemalu membuat saya hanya membalas
dengan senyuman dan lambaian tangan. Usai latihan, mereka mencoba mendekati
saya. Ada yang hanya memandang sambil senyum-senyum, minta tanda tangan, atau
foto bersama. Tetapi mereka sempat mengatakan bahwa disamping pemalu, saya juga
terkesan dingin. Anggapan mereka memang tak salah, sebab ketika itu saya memang
tak banyak bicara. Apalagi baru beberapa hari saya di Inggris, saya belum fasih
berbicara bahasa Inggris. Berbeda ketika saya sudah mulai beradaptasi di
Inggris. Ketika musim 2007-2008, saya mulai fasih berbahasa Inggris dan saya
tidak malu untuk berbicara. Teman-teman pun memuji bahasa Inggris saya yang
memang sudah fasih. Ketika itu, sayalah satu-satunya pemain bola di Manchester
United yang bisa menguasai 2 bahasa, yaitu Inggris dan Portugal. Ditambah lagi
ketika tahun 2009 saya dikontrak oleh Real Madrid, saya harus bisa berbicara
dengan menggunakan bahasa Spanyol.
Kembali ke sifat saya yang pemalu, dulu saya
tak pernah berteman akrab dengan lawan jenis, apalagi menjalin hubungan cinta.
Tetapi para wanita tak bosan menggoda saya. Mereka mengajak saya kencan,
menjadikan pacar, bahkan suami. Mereka beranggapan bahwa saya pantas
menggantikan David Beckham sebagai idola baru. Mereka mengatakan penampilan
saya atraktif, bentuk badan seksi dan atletis, juga wajah tampan dan baby face.
Manchester adalah kota di Inggris yang
membuat saya tumbuh menjadi pria yang mengagumi lawan jenis saya. Agresivitas
wanita Inggris membuat saya semakin berani. Saya mencoba menjalin hubungan
dengan wanita. Pertama kali saya menjalani hubungan dengan gadis Brazil bernama
Jordana Jordan. Ketika itu, kami sama-sama berusia 18 tahun. Jordan berprofesi
sebagai model di Lisbon. Sepak bola bukan hal baru baginya. Dia adalah saudara
dari Mario Jardel. Mario yang memperkenalkan Jordana pada saya.\Selama Agustus
2003, media Inggris menempatkan hubungan kami sebagai headline. Nama Jordana
yang sebelumnya kurang terdengan di jajaran model langsung melejit dan menjadi wanita
yang paling dicari untuk diwawancarai. Selama 15 minggu wajahnya menghiasi
media Inggris. Tetapi hubungan kami tak berlangsung lama, karena kesibukan
profesi kami masing-masinglah yang membuat kami berpisah.
Setelah Jordana, saya mendapatkan Lauren
Frain yang juga berprofesi sebagai model. Usia saya ketika itu 19 tahun,
sedankan Lauren 21 tahun. Lauren adalah mantan pacar Alan Smith yang menjadi
rekan saya di Manchester United. Tetapi sama saja, hubungan saya dan Lauren
tidak bertahan lama.
Hati saya kemudian berlabuh pada wanita
ketiga yang usianya lebih tua 9 tahun dari saya. Merche Romero namanya. Selain
berprofesi model, Merche juga tercatat sebagai artis serta presenter di salah
satu stasiun TV Portugal. Saya tidak tahu kenapa waktu itu saya bisa menyukai
seorang wanita yang usianya lebih tua 9 tahun dari saya. Saya merasakan gairah
setiap kali memandangnya. Merche pun sangat menggilaiku. Setiap kali bertemu,
ia selalu berusaha tampil seperti wanita yang berusia 20 tahun.
Sebagai
aktris, kehidupan Merche memang tak lepas dari kesan hura-hura dan glamor. Ia senang menhadiri pesta dan
pergi ke klub-klub malam. Ia sering terlihat menghabiskan bergelas-gelas
minuman beralkohol hingga kehilangan akal sehat. Tanpa diminta ia juga tak
segan-segan menari di depan para undangan.
Tetapi
entah mengapa, saya tetap menyukainya dan saya tak ingin hubungan kami
diketahui media. Setiap kali wartawan menanyakan hubungan kami, saya tidak
banyak menjawab. Berbeda dengan Merche, ia sama sekali tak keberatan membeberkan
hubungan kami pada media. Komentar blak-blakan muncul di bibirnya sambil
menunjukkan photo-photo kami saat berlibur usai Piala Dunia (pertengahan Juni
2006).
Saya
tak menduga bahwa media pun sudah mengetahui tentang liburan kami. Merche
justru bangga dengan artikel dan photo-photo mesra kami. Sifat Merche yang
seperti itu membuat fans-fans saya membencinya. Fans saya tak rela melihat saya
berpacaran dengan wanita seperti Merche. Mereka beramai-ramai menyerang Merche
lewat dunia maya. Mereka membuat situs anti-merche dan situs yang menyatakan
pembebasan saya dari Merche. Mereka memberi alasan bahwa Merche tak pantas
menjadi pacar Ronaldo, Merche terlalu tua, brntuk kaki seperti burung gagak,
serta sering operasi plastic. Ditambah lagi mereka mengetahui bahwa Ibu saya,
Maria Dolores dos Santos Aveiro tak menyukai Merche. Hal ini diperkuat ketika
kakak perempuan saya, Elma, diwawancarai salah satu stasiun TV Portugal (TV
Guia) Juni 2006. Elma berkata, ‘’ Merche bukan wanita yang tepat untuk Ronaldo.
Kami sekeluarga, terutama Ibu, berupaya sekuat tenaga agar Ronaldo tak menikah
dengan Merche’’.
Komentar Elma tersebut membuat saya sadar.
Tekad saya sudah bulat untuk mengakhiri hubungan dengan Merche. Meski berat,
saya sampaikan keinginan ini padanya. Kapan tepatnya perpisahan terjadi, hanya
Tuhan, saya dan Merche yang tahu. Kami sepakat tak mengatakannya pada media.
Namun, pada akhirnya media mengetahui bahwa kami memang sudah berpisah, tetapi
media belum mengetahui kapan tepatnya kami berpisah.
Sampai sekarang saya memiliki kurang lebih 27 mantan
pacar. Teman-teman mengatakan saya plaboy. Tetapi hal itu bisa saya bantah,
sebab setiap kali saya memiliki hubungan dengan seorang wanita, saya tidak
pernah berselingkuh. Hanya setelah putus hubungan, saya mendapatkan wanita yang
saya sukai. Ke-27 mantan pacar Ronaldo yang tercatat di situs-situs internet
diantaranya Jordana Jarel(2002), Karina Ferro(2003), Daniele
Aguiar(2004), Isabel Figuier (2005), Diana Chaves (2006), Nuria Bermudez
(2006), Soraia Chaves (2006), Merche
Romero(2006), Luciana Abreu (2007), Gemma
Atkinson (2007), Bipasha Basu (2007), Karina Bacchi (2007), Carolina
Petrocinio (2007), Lucia Garcia (2008),
Maria Sharapova (2008), Niki Ghazian (2008), Tyese Cunningham (2008), Nereida
Gallardo (2008), Mia Judaken (2008), Imogen Thomas (2008), Letizia Filippi(2008), Alyona Haynes (2008), Olivia Saunders (2009), Gabriela Endringer (2009), Luana Belleti
(2009), Paris Hilton (2009),
Raffaella Fico (2009),.dan terakhir Ronaldo di tahun 2010 hingga 2012 sekarang
mempunyai pacar bernama Irina Shayk,
yang juga seorang model. Banyak yang
memperkirakan hubungan mereka akan bertahan lama, terlihat sudah hampir 3 tahun
mereka menjalin hubungan.
BAB 6
SIMPATI UNTUK ACEH
Kalau bukan
karena bocah kecil bernama Martunis, mngkin seumur hidup saya tak pernah
menginjakkan kaki di Indonesia.
Di
telinga saya, nama Indonesia memang asing. Yang kerap terdengar adalah Bali.
Awalnya, saya menganggap Bali adalah sebuah Negara yahng letaknya berdekatan
dengan Indonesia. Tetapi setelah melihat peta dunia, barulah saya tahu kalau
Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia. Keindahan Bali saya tahu dari
Koran, majalah, dan televisi.
Di
penghujung tahun 2004, saya sangat terkejut ketika melihat tayangan bencana
alam, gempa bumi disusul datangnya gelombang tsunami dahsyat yang menerjang
Aceh pada 26 Desember 2004. Hati saya sangat tercabik-cabik begitu mengetahui
dampaknya. Ribuan nyawa melayang, mereka menangis, dan bangunan-bangunan hancur
rata dengan tanah. Saya pun ikut menangis karena merasa iba. Saya percaya ini
kehendak Tuhan dan yakin dibalik itu semua ada hikmahnya. Karena kuasa-Nya lah
saya bisa mengunjungi Aceh. Cerita awalnya bermula dari bocah kecil bernama Martunis.
SELAMAT DENGAN SIMBOL
Sulit
membayangkan bocah asal Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Allah, yang
saat itu belum genap berumur 8 tahun mampu bertahan hidup dengan cara mengapung
di permukaan air selama 19 hari. Namun, fakta itulah yang terjadi. Taka da yang
biasa mengalahkan kuasa Tuhan.
Sebelum
bencana tsunami terjadi, Martunis hendak bermain sepak bola dengan
teman-temannya di lapanagn kampong. Tetapi tiba-tiba gempa yang dahsyat
menggoyang daratan Aceh, dan kemudian disusul datangnya gelombang tsunami.
Martunis beserta kakak, adik, kakak menyelamatkan diri dengan menumpang mobil
pick up tetangga. Ayahnya, Sarbini sedang tidak ada di rumah. Tetapi sayangnya,
mobil pick up tersebut terseret arus gelombang tsunami. Sebelum keluarga tersebut
terpisah, Martunis sempat menarik lengan adiknya yang berteriak minta tolong.
Namun apa daya, kekuatan tangan mungilnya dikalahkan arus gelombang tsunami.
Sang adik pun terseret arus, begitu pula kakak dan ibunya. Martunis kehilangan
ketiganya untuk selamanya.
Martunis yang juga terseret arus berhasil meraih
sepotong kayu yang membuatnya terapung. Lalu ia beralih pada sebuah kasur yang
dilihatnya mengambang, tetapi kasut tersebut tenggelam. Martunis pun memanjat
batang pohon Bangka. Kuasa Tuhan membuatnya selamat. Martunis terapung-apung
dan terdampar di kawasan rawa-rawa tak jauh dari Makam Ulama Aceh, Tgk Syiah
Kuala, di desa Deah Glumpang. Dengan mengandalkan mie instan kering dan air
mineral yang terapung disekitarnya, ia mampu bertahan hidup sampai akhirnya
ditemukan di Pantai Kuala pada 15 Januari 2005 dengan kondisi lemah.
Saat
ditemukan, bocah kecil ini masih mengenakan kostum timnas Portugal bernomor 10
yang biasa dipakai Manuel Rui Costa, rekan saya di timnas Portugal. Martunis
memang menyukai Costa. Kebetulan saat itu, kru sebuah televisi Sky News dari
Inggris meliput di kawasan itu. Gambar Martunis pun beredar di stasiun televisi
Eropa. Dalam sekejab, cerita tentang Martunis tersebar luas di seantero Eropa,
termasuk Portugal.
Martunis dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kondisinya lemah karena kurang makan, kulitnya juga mengelupas karene
terus-menerus terkena air laut. Usai perawatan, Ayahnya yang ternyata selamat
dari korban tsunami pun menjemput Martunis dari rumah sakit.
***
Kostum
Portugal yang dipakai Martunis selama 19 hari terapung-apung, memancing rasa
simpati dari pemain-pemain timnas Portugal, termasuk saya serta pelatih Luis
Felipe Scolari. Simpati juga datang dari FIFA,Federasi sepakbola dunia.
FPF,Federasi Sepak Bola Portugal secara khusus mengundang Martunis. Kami siap
untuk membantunya.
Pada 1 Juni 2005, Martunis telah menghirup udara
Lisbon, Portugal. Dia ditemani Ayahnya dan dokter yang ditugaskan memantau
kesehatannya. Sayangnya, kunjungan mereka ke Portugal tidak diketahui media
Indonesia. Kepergian mereka difasilitasi oleh Duta Besar Portugal untuk
Indonesia, Jose Braga Saints dan pihak KBRI di Portugal. Hari itu juga Presiden
FPF menyempatkan diri menemui Martunis.
SUMBANGAN UNTUK MARTUNIS
Presiden FPF,Madail, memberikan hadiah uang sebesar 40
ribu Euro (Rp 460 juta) kepada Martunis. Pelatih timnas Portugal membelikan
tanh di Aceh untuk tempat tinggal Martunis, Aya, dan kakeknya. Rumah tersebut
juga sudah diisi perabotan dari pemerintah Portugal. Esoknya, Martunis
berkesempatan mengunjungi para pemain timnas Portugal. Kami menyambutnya dengan
senang hati sambil bersalaman. Ia hanya tersenyum sambil mengumbar senyum.
Sejenak ia terdiam. Dia melihat kami, pemain timnas Portugal, satu persatu.
Tetapi saya bisa melihat kegelisahan di wajahnya. Rupanya ia tidak melihat
sosok pemain favoritnya Rui Costa. Jelas sekali, sebab Rui Costa sudah pension
dari timnas Portugal. Awalnya Martunis terlihat kecewa. Tetapi kemudian sorot
matanya mengarah pada saya. Ternyata, Ayahnya berkata saya adalah pemain idola
Martunis setelah Rui Costa. Untuk yang kedua kali, kami bersalaman, saling
memandang dan tersenyum.
Kami telah menyiapkan sebuah kostum orisinil timnas
Portugal untuk Martunis sebagai kenang-kenangan. Saya didaulat menyerahkan
kostum yang telah ditanda tangani seluruh pemain timnas Portugal. Pada bagian
belakang kostum, tertera nama Martunis.
Martunis juga diperlakukan bak tamu Negara yang
penting. FPF mengundangnya menyaksikan secara langsung laga Portugal melawan
Slovakia. Martunis yang duduk diantara para penonton VIP mengundang perhatian
ribuan penonton. Betapa tidak, penonton VIP diisi oleh orang-orang penting
dalam dunia Sepak bola, yaitu presiden FIFA, Presiden Portugal, Perdana Menteri
Portugal,legenda Portugal,dan PM Timor Leste. Martunis duduk disamping Rui
Costa. Akhirnya ia bisa bertemu Costa kembali meskipun Costa tidak bermain bola
lagi.
Ketika 22 pemain memasuki lapangan, Martunis berkesempatan
menyalami mereka satu persatu. Kami menyudahi pertandingan dengan kemenangan
2-0 dengan gol dari Meira dan di injury time, saya menciptakan gol.
Dua hari pasca kemenangan Portugal, saya berharap
Martunis melupakan kejadian tsunami di Aceh. Sebelum Martunis pulang ke
Indonesia, saya katakan padanya bahwa saya akan mengunjungi Indonesia.
Mendengar itu, dia sangat senang. Sabtu, 11 Juni 2006 , untuk pertama kalinya
saya menginjakkan kaki di Indonesia. Ternyata, kondisi Aceh yang saya lihat
secara langsung lebih menyedihkan daripada hanya menyaksikan dari televisi.
Ketika saya tiba di Aceh, anak-anak melambaikan tangan sambil memanggil nama
saya. Aparat keamanan tak bisa berbuat banyak ketika anak-anak tersebut berebut
mendekati saya, sehingga saya tak leluasa bergerak.
Saya langsung bertemu Martunis. Saya dan dia kembali
terbang ke Jakarta. Dalam perjalanan, dia masih malu untuk berbicara. Akhirnya,
saya yang mengajaknya bicara terlebih dahulu. Saya senang melihatnya bahagia.
Di Jakarta, saya berkesempatan bertemu dengan Wakil
Presiden Indonesia, Jusuf Kalla di rumah Dinas wapres pada 12 Juni. Kami
terlibat perbincangan dengan dibantu seorang penerjemah Dubes Portugal di
Indonesia, Jose Manuel Santos Braga. Saya memberi cindera mata pada Jusuf Kalla
berupa kostum timnas Portugal bernomor 17 ( di timnas Portugal saya menggunakan
nomor 17). Singkatnya, beliau mengucapkan terimakasih atas kesediaan saya
mengunjungi Aceh dan simpati dari rakyat Portugal.
Malam
harinya, sebagai puncak agenda saya di Indonesia, berlandsung acara penggalangan dana yang
bertempat di Hotel Ritz Carlton. Total dana yang terkumpul malam itu sebesar Rp
842 juta. Jumlah tersebut didapat dari penjualan tiket ke Aceh, undangan makan
malam, serta pelelangan 5 buah barang saya. Kelima buah barang tersebut
diantaranya : bola,sepatu, 2 buah jersey Manchester United, dan jersey timnas Portugal. Oleh PT. Bintang 7,
total dana yang didapat digenapkan menjadi Rp.1 miliar, and disumbangkan untuk
korban tsunami melalui Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias.
BAB 7
SISI LAIN DARI CRISTIANO RONALDO
Berbacara tentang sepakbola memang tidak ada habisnya.
Yang menyukai Fabio Cannavaro pastilah bercerita panjang lebar di tahun 2006
dengan 2 gelar yang diraihnya, yaiti Pemain Terbaik Eropa dan Pemain Terbaik
Dunia 2006. Ada juga Ronaldinho, roh Barcelona, terpilih sebagai pemain pemain
terbaik Dunia 2004 dan 2005, serta pemain terbaik Eropa 2005. Ditambah lagi
Zinedine Zidane, mantan pemain Real Madrid yang sempat juga meraih gelar Pemain
Terbaik Dunia. Saya sendiri, meraih gelar Pemain Terbaik Dunia 2008,Pemain Muda
Terbaik Inggris 2006-2007 versi PFA, dua kali sebagai Pemain Muda Terbaik
2005-2006 versi FIFPro dan Barclays, Top Scor La Liga Spanyol, dan lain-lain.
Ada hal lain yang ingin diketahui oleh para fans saya
selain menyangkut sepak bola. Salah satunya, badan atletis saya. Saya
memanfaatkan fasilitas di markas Latihan Manchester United, berkonsultasi
dengan dokter klub, dan di rumah saya sering push-up minimal 50 kali. Dengan tubuh atletis seperti itu, saya
dinobatkan sebagai pemain terseksi versi Gay Krant 2004, majalah komunitas Gay
terbitab Spanyol. Saya juga masuk 10 besar daftar lelaki terseksi di dunia
selama 3 tahun berturut-turut. Untuk tahun 2009, ada actor baru bernama Chris
Evan, pemain Fantastic 4, juga masuk 10 besar lelaki terseksi. Dan di tahun
2012, ada Taylor Lautner, pemain film Twilight, juga masuk daftar diantar 10
lelaki terseksi. Tetapi saya sempat heran mengapa kaum gay mengatakan tubuh saya yang atletis identic dengan kaum gay.
Yang menggelikan lagi, saya sempat dinobatkan sabagi pemain paling cantik versi
Hola, majalah Spanyol.
Saya juga harus memperhatikan pola makan, sebab saya
tidak mau gemuk, karena akan mengurangi kelincahan bermain bola. Saya lebih
suka mengkonsumsi ikan, daging putih/mentah, pasta, serta susu. Makanan
favorite saya adalah Bacalhau a Braz (salah satu jenis ikan di Portugal). Di
lidah saya, akan lebih enak jika dcampur kentang dan telur. Saya juga menyukai
Santal, minuman buah yang terkenal dari Madeira, Portugal. Sebagai seorang
atlit, saya tidak boleh minum minuman yang beralkohol tinggi dan tidak boleh
mabuk-mabukan. Sebab, hal itu bisa memacu serangan jantung ketika bermain di
lapangan. Di Manchester sendiri, saya masih bisa merasakan masakan dan minuman
favorite buatan Ibu. Saya gembira akhirnya Ibu
saya mau tinggal di Manchester dengan saya, ketiga kakak saya masih di
Portugal, sedangkan Ayah sudah meninggal. Dulu, karena seringnya saya pergi
keluar dengan Ibu, sebutan anak mami sering terdengar di telinga saya.
Saya juga sering menabuh bongo, alat music khas
Portugal. Terkadang, ketika pertandingan usai, saya pulang dan makan, memandang kilau bintang malam sambil
merebahkan diri di tempat tidur. Besoknya, saya langsung disediakan makanan
favorite oleh Ibu.
Di rumah, saya juga memiliki sasana tinju untuk
menghilangkan stress. Tetapi ada hal gila yang pernah aku lakukan jika stess
belum juga hilang. Ceritanya, saya mengambil TV di ruang tamu, membawanya
keluar, dan meletakkannya di sela-sela batang pohon yang agak tinggi. Lalu saya
berdiri beberapa meter dari pohon. Dengan mengambil ancang-ancang, saya
menendagn bola dengan kekuatan penuh kea rah TV tersebut. Al hasil,
braakkkkk….kotak ajaib itu pun jatuh berkeping-keping. Tidak hanya itu, bola
tendangan saya juga pernah memecahkan kaca rumah ketika saya bermain dengan
keponakan saya, Nuno yang berlibur ke Manchester.
Saya suka jaln-jalan, mendengarkan music, dan nonton
film. Tempat favorite saya untuk berlibur tentu saja Madeira, Portugal.
Keindahan alam dan pantainya membuat saya tidak akan pernah lupa dengan kampong
halaman saya itu. Saya juga mengagumi Australia. Ada kerabat yang tinggal
disana.
Oh ya, ketika saya baru dikontrak dan awal perdana
bermain untuk Manchester United, para pendukung menciptakan dan menyanyikan
sebuah lagu khusus untuk saya yan berjudul ‘’ There is only one Ronaldo’’ (
Hanya ada satu Ronaldo). Ketika awal saya bermain unuk MU ketika itu, replica
kostum saya terlaris kedua setelah replica kostum Rooney. Adapun setelah saya
membawa MU menjuarai liga champion 2008, justru replica kostum saya lah yang
paling laris. Yang membeli kebanyakan anak muda. Kabarnya para Ayah juga sempat
ingin mengadopsi saya sebagai anak. Tujuannya agar saya bisa mewariskan skill
saya pada anak-anak mereka. Sedangkan para Ibu beramai-ramai memperlihatkan
anak perempuannya agar bisa menjadi kekasih saya.Di Real Madrid sendiri, kostum
saya juga termasuk menjadi favorite para fans.
Terkadang, saya bermain bola dengan sifat individualis.
Hal itu disebabkan karena saya bisa bermain di 3 posisi, yaitu gelandang
serang, sayap kanan, dan sayap kiri. Dulu, saya juga terkenal suka melakukan
diving(pura-pura jatuh di depan lawan). Hal itu merupakan taktik untuk menipu
lawan, sehingga tak jarang wasit akan memberikan kesempatan penalty. Jadi,
sebagai pemain professional, kita harus cerdik dalam permainan. Tetapi entah
kenapa, semenjak saya bermain untuk Real Madrid, saya mulai jarang melakukan
diving. Justru Dani Alves (Barcelona) yang sering melakukan hal itu. Entahlah,
saya hanya harus melakukan yang terbaik untuk Real Madrid saat ini.
BAB 7
REAL MADRID
Hijrah dari Manchester
United awalnya memang sangat menyedihkan. Saya yang sudah terbiasa bergabung
dengan teman-teman di Old Trafford rasanya sangat sulit melepaskan kebersamaan
itu. Ketika saya dulu di kontrak oleh MU dengan bayaran termahal di dunia, maka
di tahun 2009 pun saya kembali dikontrak dengan harga yang jauh lebih mahal
dari sebelumnya. Sudah bertahun-tahun saya dinobatkan sebagai pemain termahal
di dunia. Ketika MU dulu mengontrak saya dengan harga tinggi, bagi mereka itu
tak masalah sebab MU sempat menjadi klub terkaya di dunia. Namun julukan itu
berpindah kepada Real Madrid. Sebab, manajemen Real Madrid yang memiliki
pengurus yang kaya-kaya, mampu membeli banyak pemain-pemain bintang membuat
Real Madrid mendapatkan julukan klub
terkaya di dunia. Real Madrid harus merogoh kocek dalam-dalam dengan
mengeluarkan dana sebesar US$ 131 juta (hampir Rp. 1,31 triliun) untuk mendapatkan
saya, sekaligus memberi nomor punggung 9 untuk saya, dengan julukan CR9, (namun
seiring waktu, saya kembali mendapat nomor punggung 7 dengan julukan CR7,
sebagai pengganti Raul Gonzales, pangeran di Real Madrid sebelumnya). Real
Madrid yang awalnya sempat saya tolak sebelumnya, tetap ingin membeli saya dari
MU . Sampai akhirnya saya pun memutuskan untuk pindah ke Real Madrid dan
bermain di Santiago Bernabeau, Madrid, Spanyol. Padahal beberapa hari sebelum
saya di beli dengan harga mahal oleh Real Madrid, klub raksasa Spanyol ini juga
memboyong Ricardo Kaka, pemain Brazil dengan harga US$ 80 juta (Rp 800 milyar).
Real Madrid mampu mendapatkan pemain yang diinginkan karena mereka memiliki
uang banyak. Dengan kemampuan mereka yang sering membeli mahal pemain bintang,
membuat Real Madrid dijuluki Los Galacticos (tim galaksi). Sebagai klub terkaya
di dunia Real Madrid memilik penghasilan sebesar 438,6 jua euro pada tahun
2011.
NOMOR PUNGGUNG 7 DAN 9
Cukup
semusim saya mengenakan nomor punggung 9 di Real Madrid. Saat nomor punggung 7
tak bertuan, sayapun menjadi pemilik nomor penting itu. Nomor 7 sebelumnya
dipakai oloeh Raul Gonzales di Real Madrid. Tetapi setelah Raul pergi ke
Schalke 04, nomor punggung 7 menjadi lowongan.
‘’Saya senang dan bangga akan mengenakan nomor 7 di
musim mendatang,’’ tulis Ronaldo di twitter resminya, Cristiano.
‘’Saya ingin menghormati para pemain Real Madrid yang
pernah mengenakan nomor ini sebelumnya,’’
Ketika itu, saya berusia 23 tahun di tahun 2009. Awal
bermain untuk Real Madrid, semua pendukung El Real yakin saya bisa membawa
Madrid menjadi lebih baik lagi. Sebab, sudah beberapa tahun belakangan ini,
Real Madrid belum mendapatkan trophy Liga Champion kembali. Terakhir didapat
pada musim 2003. Akan tetapi sejarah mencatat bahwa Real Madrid merupakan salah satu tim terbaik dunia, sebab
sejauh ini hanya Real Madrid lah yang sudah menjuarai 9 kali trophy liga
Champion, mengalahkan rival abadinya, Barcelona yang masih 4 kali meraih trophy
tersebut, juga Manchester United, Chelsea, Arsenal, Liverpool, dan klub-klub
lainnnya.
Real Madrid berdiri pada 6 Maret 1902 di ibu kota
Spanyol, Madrid. Sebelumnya bernama Madrid club de Futbol (bahasa Spanyol).
Gelar ‘’Real’’ (dari kerajaan) di dapat setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol
memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920, sehingga nama Madrid
menjadi Real Madrid. Real Madrid juga merupakan klub sukses di liga Spanyol
berdasarkan jumlah trophy la liga yang mereka dapatkan, mengalahkan jumlah
trophy Barcelona. Real Madrid juga sempat menjadi tim terbaik dunia pada abad
20 menurut FIFA.Mereka meraih 31 gelar la liga, 18 gelar Copa Del Rey, 8 piala
Super Spanyol, 9 gelar Piala Liga Champions, 2 piala UEFA,1 Piala Super Eropa,
dan 3 piala Interkontinental.
Kostum Real
Madrid sangat indah dipandang mata. Kalau dulu saya mengenakan kostum MU yang
berwarna merah, saya semakin memiliki sifat pemberani. Sedangkan kostum Real
Madrid yang berwarna putih membuat hati ini menjadi damai dan tenang. Saya
menyukai pemain bola yang mengenakan jersey putih, kaus kaki putih, dan sepatu
putih. Itulah Real Madrid. Jika kamu melihat pemain Real Madrid dari atas
stadion, atau dari TV, kamu pasti akan senang melihat kecerahan warna putih
yang dikenakan pemain Real Madrid. Ketika pemain-pemain berlari di lapangan,
maka mata selalu tertuju pada mereka. Dengan kostum putih ini, Real Madrid
dijuluki Los Merengues (tim putih). Stadion kandang untuk Real Madrid bernama
Santiago Bernabeau yang berkapasitas 80.354 penonton.
CRISTIANO RONALDO & RICARDO KAKA
Awal saya hijrah ke Real Madrid, saya
sungguh tak menyangka mendapatkan sambutan luar biasa dari pendukung El Real.
Sejarah mencatat bahwa saya lah satu-satunya pemain yang ketika awal hijrah ke
Real Madrid, memiliki jumlah penyambut terbanyak daripada pemain-pemain
sebelumnya. Saya sangat bersyukur jika mereka memang mendukung saya sepenuh
hati. Sebab saya memecahkan rekor Diego Maradona. Saya memegang rekor sebagai
pemain dengan jumlah penonton terbanyak pada saat hari presentasi saya. Ketika
saya diperkenalkan sebagai pemain Real Madrid yang baru di Stadio Santiago
Bernabeau, stadion tersebut penuh sesak dengan kehadiran kurang lebih 80.000
penonton dan penggemar di kota Madrid. Dengan begitu, saya berhasil memecahkan
rekor Diego Maradona yang hanya dihadiri 75000 penonton. Sedangkan mengenai
fans terbanyak dunia, saya berada di peringkat pertama sebagai pemain bola
dengan fans terbanyak dunia.
Pelatih Real
Madrid, Jose Mourinho tak jauh berbeda dengan pelatih saya di MU dulu, Sir Alex
Ferguson. Jose Mourinho yang sebelumnya pernah menjadi pelatih Chelsea itu juga
menganggap saya sebagai anaknya. Ternyata, Mourinho pun menjabat status sebagai
pelatih terbaik dunia jika dilihat dari prestasinya. Saya mengaguminya, sama
seperti ketika saya mengagumi Sir Alex Ferguson.
Teman-teman di Real Madrid yang semuanya rata-rata berstatus sebagai
pemain bintang yang dulunya dibeli dari beberapa klub juga menyambut saya
dengan senang hati. Ketika itu, saya mulai akrab dengan Ricardo Kaka, yang juga
baru dibeli Real Madrid dari AC Milan. Sebelumnya saya ingin menceritakan bahwa
saya ,ketika masih bermain untuk MU dan Kaka yang masih bermain untuk AC Milan,
kami berdua sempat disandingkan sebagai pemain muda terbaik di Eropa ketika
itu. Lalu, Lionel Messi (Barcelona), pemain terbaik dunia 2011 yang dulunya
juga sempat meraih gelar pemain muda terbaik Eropa. Namun, nominasi mereka
ketika itu masih kalah dibandingkan dengan saya. Saya sudah sering meraih title
pemain muda terbaik Eropa daripada mereka ketika itu.
Seiring berjalannya waktu, saya dan Ricardo Kaka
menunjukkan kekompakan yang luar biasa. Ada banyak kesamaan antara saya dan
Kaka. Pertama, kami memiliki nama belakang yang sama. Jika saya memiliki nama
lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro, maka Kaka memiliki nama lengkap
Ricardo Kaka dos Santos Aveiro. Seperti yang sudah saya katakan pada bab awal,
nama orang-orang Portugal memang panjang-panjang seperti nama orang Brazil yang
juga banyak menetap di Portugal. Jadi tak heran nama belakang saya seperti nama
belakang orang Brazil, seperti Kaka. Tetapi sungguh tak menyangka kalau nama
belakang kami berdua memang benar-benar sama.
Saya sudah
menganggap Kaka seperti adik saya sendiri. Ketika saya butuh bantuan, dia
dengan senang hati menolong saya, begitu juga sebaliknya. Di lapangan pun dia
kerap membantu saya. Misalnya, ketika saya dijatuhkan secara sengaja oleh
pemain lawan, dia akan membantu menolong saya dan segera melaporkannya pada
wasit, begitupun sebaliknya. Awal musim di Real Madrid, jika Kaka mencetak gol,
maka hal pertama yang sering dia
lakukan adalah akselerasi dengan berlari
sambil berteriak menuju ke arahku dan langsung memelukku erat-erat diikuti
pemain-pemain Madrid lainnya. Ketika itu duet kami berdua di lapangan memang
menjadi mesin utama di Real Madrid dan sangat berbahaya bagi lawan. Kami berdua
pernah mengatakan hal yang tak terduga. Ketika kami ditanya mengenai siapa
pemain yang paling hebat menurut kami. Dengan mantap, Kaka menjawab bahwa
pemain paling hebat yang pernah dia temukan adalah saya. Saya juga menjawab
bahwa pemain terhebat yang pernah saya temukan adalah Kaka. Kami hanya
senyum-senyum mendengar pengakuan dari mulut kami sendiri.
Kami semua sebagai pemain Real Madrid pun sudah
mengetahui sifat-sifat para pemain. Selain Kaka, saya juga terkagum-kagum
dengan Mesut Ozil. Pemain bintang itu adalah seorang Muslim. Hampir di setiap
tempat dia selalu berdo’a dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika Real Madrid
akan bertanding melawan tim lain, maka sebelum bertanding , Ozil selalu berdo’a
dan terkadang membaca Al-Qur’an demi kemenangan Real Madrid. Jika Ozil
menciptakan gol, dia terkadang langsung berdo’a mengangkat tangannya
tinggi-tinggi. Ketika kami semua di bus, dia juga sering membaca Al-Qur’an.
Saya kagum dengan sifatnya itu. Saya jadi teringat salah satu pemain legenda
Real Madrid, Zinedine Zidane yang juga seorang Muslim, yang sering melakukan
hal yang sama seperti Ozil. Pemain Real Madrid yang sekarang menjadi duet utama
saya adalah Karim Benzema. Pemain bintang asal Prancis itu juga beragama Islam.
Dia banyak membantu saya untuk menciptakan gol-gol indah. Begitu juga dengan
Angel Di Maria, Callejon, Higuain, dan pemain-pemain Real Madrid lainnya.
Seiring berjalannya waktu, di musim 2012 ini Ricardo
Kaka justru sering menjadi pemain
cadangan di Real Madrid. Awalnya saya
sangat sedih karena jarang di duetkan dengan Kaka. Hal itu juga yang
membuat saya sering tak punya banyak waktu untuk terus bersama dengan dia. Dua
orang utama yang membantu saya di bagian penyerang saat ini adalah Benzema dan
Higuain. Para fans menyebut kami bertiga adalah mesin berbahaya bagi tim lawan,
dan kami mendapat julukun ‘’Three HiBeRo’’ yang merupakan singkatan dari ‘’
Three Higuain Benzema Ronaldo’’. Kami hanya tersenyum mendapatkan julukan
seperti itu. Mengenai Casillas, dia adalah kiper terbaik yang pernah aku lihat selama ini. Dia lah kiper yang paling sering mendapatkan penghargaan. Aku mengaguminya juga.
RIVAL ABADI, BARCELONA
Real
Madrid dan Barcelona merupakan 2 klub raksasa Spanyol. Keduanya juga merupakan
salah satu tim terbaik dunia yang pernah ada. Jika dilihat dari hasil prestasi,
Real Madrid jauh lebih unggul dari
Barcelona, namun beberapa tahun belakangan ini, Barcelona mulai menunjukkan
kebolehannya. Jika keduanya sudah bertanding maka para pendukung dari kedua
kubu langsung terlibat dalam pembicaraan yang sangat seru. Tak jarang mereka sering
adu mulut mengenai pertandingan yang sedang berlangsung.
Sebenarnya, ada kisah yang membuat saya merasa
bersalah terhadap pendukung saya. Di tahun 2011 lalu, terjadi sebuah peristiwa
menyakitkan antara seorang anak dan ayah. Keduanya saling beradu mulut mengenai
siapa yang akan menang, Real Madrid atau Barcelona. Karena tak sampai pada satu
kesepakatan, sang anak yang sudah emosi langsung menembak mati Ayahnya. Sungguh
miris sekali. Sang anak pun dipenjara selama beberapa tahun, dan saya belum
mengetahui nasibnya sekarang.
Bukan hanya satu peristiwa itu yang membuat saya
merasa syok. Tetapi masih banyak peristiwa mengenai para pendukung dari kedua
kubu yang terlibat adu mulut. Di dunia maya saja, seperti Facebook dan Twitter,
kedua pendukung tim tersebut sering adu mulut dan memberi komentar-komentar
mengenai pemain Real Madrid ataupun Barcelona.
Bukan hanya para pendukung kedua tim saja yang beradu
mulut. Terkadang, di lapangan para pemain dari kedua tim pun sering adu mulut
di sela-sela pertandingan. Saya akui, pemain Real Madrid, termasuk saya,
terkadang mudah terpancing emosi. Sehingga permainan menjadi kasar. Namun tentu
saja hal itu tidak disengaja. Pemain Barcelona yang sering menimbulkan
keributan membuat kami jadi hilang kendali. Para pendukung el barca sering
mengatakan bahwa permainan Real Madrid sangat kasar. Padahal itu tidak selalu
terjadi. Mungkin mereka hanya melihat dan mengingat dari satu peristiwa saja.
Justru Barcelona juga pernah bermain kasar. Pendukung El Real mengatakan bahwa
Barcelona bermain seperti perempuan. Sebab, jika disenggol sedikit saja, mereka
sering terjatuh. Hal itu sering disengaja oleh mereka. Terkadang, mereka
melakukan diving ( pura-pura jatuh,
padahal tidak disenggol). Hal itu yang sering menjadi permasalahan antara kedua
tim. Yang membuat saya geram adalah ketika Real Madrid melawan Barcelona pada
Maret 2012 lalu. Saat itu Real Madrid yang lebih banyak melakukan pola
penyerangan daripada Barcelona, justru harus menerima ketidak adilan wasit.
Ketika di babak kedua Real Madrid mendapatkan peluang tendangan sudut, Sergio
Ramos( Real Madrid) langsung mencetak gol. Tetapi apa yang terjadi? Sang wasit
justru menganulir alias membatalkan gol Ramos dikarenakan Dani Alves
(Barcelona), terjatuh di depan Sergio Ramos ketika Ramos menciptakan gol.
Sungguh miris sekali. Sebab, ketika itu saya dan teman-teman setim melihat
secara langsung bahwa Dani Alves terjatuh bukan karena dicegal oleh Ramos,
tetapi Alves sendirilah yang menjatuhkan dirinya. Saya dan teman-teman sempat
beradu mulut dengan wasit. Tetapi saya masih harus menyimpan emosi saya
dalam-dalam, sebab saya khawatir jika melawan wasit, saya akan diberi kartu
merah. Rupanya, kesabaran kami masih diuji. Disaat salah satu pemain Barcelona
tak sengaja menyenggol bola dengan tangan (handsball) selama 2 kali di daerah
kotak penalty, wasit tak memberi kesempatan bagi Real Madrid untuk menghasilkan
gol penalty. Akhirnya skor hanya berakhir imbang 2-2. Padahal jelas, peluang
lebih banyak untuk Real Madrid. Tapi tak apa-apa, sebab dari segi permainan,
Real Madrid jauh lebih jujur dan terhormat. Berbeda ketika Barcelona merasa
dirugikan sedikit saja, wasit langsung berpihak pada mereka. Sungguh tak adil!
Dan saya menganggap permintaan para pemain Barca sangat tidak gentle.
Masih banyak kejadian-kejadian yang sangat merugikan
kami di 2 tahun belakangan ini ketika menghadapi Barcelona. Tak tahu kenapa,
setiap melawa tim-tim lain, kami bermain baik-baik saja dan tak ada kontroversi
dengan pemain lawan. Tetapi jika bertemu Barcelona, maka dengan senang hati
mereka bermain dengan tidak jujur dan sering memanfaatkan wasit.
Pernah suatu ketika, usai pertandingan pada awal 2011
lalu, pemain Real Madrid sempat beradu mulut dengan pemain Barca sambil
dorong-dorongan. Tak disangka, David Villa ( Barcelona) mengeluarkan kata-kata
yang tidak terpuji di depan Mesut Ozil. Villa melontarkan kalimat yang
melanggar Shara, dengan melecehkan agama Islam di depan Mesut Ozil dan meninju
wajah Ozil. Dengan geram dan marah, Ozil yang tidak terima diperlakukan seperti
itu langsung mencengkeram baju Villa dan
membalasnya dengan tonjokan di wajah Villa. Sedangkan saya dan teman-teman
lainnya saling dorong-mendorong dan adu mulut. Sampai akhirnya kedua pelatih
Madrid dan Barca melerai keduanya untuk kembali ke ruang ganti baju. Hingga
sekarang Villa belum meminta maaf pada Ozil.
Hal yang tak terduga langsung terjadi. Beberapa minggu
kemudian, kami mendapat kabar bahwa David Villa mengalami cedera dengan patah
kaki yang sangat parah. Hal itu membuatnya menjadi tidak bisa bermain bola
hingga beberapa bulan ke depan, bahkan hingga memasuki 2012. Mungkin itu adalah
balasan bagi mereka yang suka melecehkan agama. Saya akui, saya yang beragama
Kristen saja tidak berani melecehkan Islam, apalagi di depan Ozil dan Benzema.
Pemain Barcelona seperti David Villa benar-benar tidak professional. Kenapa dia
membawa nama agama selama pertandingan berlangsung? Itu tak ada sangkut pautnya
dengan sepak bola. Seharusnya, adu mulut hanya membahas tentang pertandingan
yang baru saja dilewati.
Usut punya usut, ternyata selama beberapa musim ini,
ternyata Barcelona memang sering melakukan kerjasama dengan wasit. Hal itu
diperkuat dengan bukti pernyataan mantan presiden Barcelona, Godall. Godall
mengatakan di akun twitternya bahwa Barcelona selama beberapa musin ini sering
bekerja sama dengan wasit. Pantaslah selamai ini, mereka sering menang dengan
cara tidak jujur. Juara Liga champion di 2 tahun belakangan ini memang
Barcelona, tetapi itupun tak luput dari kerjasama mereka dengan wasit. Tetapi lagi-lagi
anehnya, tidak ada tindak lanjut dari FIFA maupun liga Spanyol sendiri. Ini
merupakan tanda Tanya besar. Apakah mereka juga bekerja sama? Hanya Tuhan yang
tahu ketidak jujuran mereka. Yang jelas, prestasi Real Madrid lebih gemilang
dalam meraih berbagai ajang trophy dan mengoleksinya daripada Barcelona. Berita
inipun hilang dengan sendirinya tanpa ada solusi.
CERITA PADA SAAT
COPA DEL REY 2010-2011.
Ketika
itu, Real Madrid menang tipis 1-0 di leg kedua melawan Barcelona pada ajang
piala Copa Del Rey. Saya dinobatkan sebagi pahlawan yang menyumbangkan gol
ketika itu dengan hattrick dari saya. Kami pun
meraih piala Copa Del Rey dengan senang hati.
Ketika itu, kami berinisiatif untuk merayakannya
dengan berkeliling bus di Ibu kota Spanyol, Madrid. Tetapi terlebih dahulu kami
harus menyimpan piala asli ke markas besar Real Madrid. Sergio Ramos yang
memegang piala duplikatnya berdiri diatas bus sambil berteriak dan mengacungkan
piala tersebut tinggi-tinggi. Tapi sungguh tak disangka, piala itu terlepas
dari tangan Ramos dan langsung jatuh ke jalan, menyebabkan piala tersebut
menjadi lecet dan jelek. Media pun langsung menyebarkan berita ini secara
cepat. Para fans sempat kecewa mendengar berita ini. Tetapi setelah dijelaskan
kembali, bahwa piala yang terjatuh ini hanyalah piala duplikatnya saja.
Sedangkan yang asli sudah disimpan di markas besar Real Madrid, para fans
kembali tersenyum lebar. Kami semua sempat menegur Ramos. Bagaimana kalau
seandainya yang jatuh adalah piala asli? Wah, kami harus menggantinya dengan
biaya mahal. Dia pun meminta maaf. Dia tak sengaja karena terlalu bahagia. Kami
hanya tertawa mengingat kekonyolan tersebut.
Pada akhir Oktober 2012, dua klub raksasa Spanyol ,Real Madrid dan Barcelona bertanding di Camp Nou, dalam La Liga 2012 . Babak pertama, Cristiano Ronaldo berhasil menciptakan sebuah gol melalui tembakan kaki kirinya yang ganas, sehingga skor 1-0 untuk Madrid. Tak mau kalah, di babak kedua Lionel Messi (Barcelona) juga melesakkan gol yang diambilnya sebagai kesempatam karena kesalahan Pepe (Real Madrid) di lini belakang. Beberapa menit kemudian, Messi melesakkan gol melalui tendangan bebas. Skor sementara 2-1 untuk Barcelona. Namun, Cristiano Ronaldo yang sudah menunggu kesempatan, kembali menciptkan gol indah dengan kaki kirinya. Skor berakhir 2-2, imbang. Setelah pertandingan tersebut, Ronaldo dan Messi menjadi headline news di dunia sepakbola maupun TV dan koran/majalah, mengingat keduanya merupakan pemain terbaik dunia saat ini.
CERITA KEMBALI TERULANG
Jika dulu
saya pernah dikecam pers Inggris karena masalah saya dan Rooney ketika itu,
maka cerita yang hampir sama kembali terulang di Real Madrid. Selama satu
musim, saya memang bisa menciptakan gol lebih banyak dari Lionel Messi. Ketika
itu saya di elu-elukan dan memang pantas dinobatkan sebagai pemain terbaik
dunia. Tetapi di tahun 2009-2011, saya belum juga membawa Real Madrid menjuarai
Liga Champion. Tuntutan dari para pendukung Real Madrid, Madridista, yang
mengharuskan saya bermain lebih sempurna lagi sungguh menekankan saya.
Bagaimana tidak? Saya yang sudah dinobatkan sebagai salah satu pemain terbaik
dunia dituntut harus bermain secara sempurna. Padahal saya juga manusia, yang
terkadang bisa melakukan kesalahan. Pernah di tahun 2011, suatu kali saya tidak
memanfaatkan umpan dari teman untuk menciptakan gol, hal itu dikarenakan saya
kurang focus. Tetapi apa yang terjadi? Para pendukung beramai-ramai menyalahkan
saya karena tidak memanfaatkan umpan tersebut. Komentar-komentar yang tidak
enak mulai bermunculan dari beberapa pendukung Real Madrid di Santiago Bernabeau.
Tidak hanya di lapangan, tetapi di dunia maya seperti facebook dan twitter pun
banyak yang menyalahkan saya. Sungguh tidak professional. Ketika saya bermain
bagus, mereka dengan senang hati memuji saya, tetapi disaat performa saya
sedang turun, saya malah disalahkan. Mungkin inilah ujian bagi seorang pemain
bola yang sudah terkenal di seantero dunia. Tetapi pada saat pertandingan
selanjutnya, saya bisa menyumbangkan banyak gol. Pendukung El Real pun meminta
maaf pada saya karena sempat menyalahkan saya. Tetapi ini juga belum berakhir,
sebab di akhir tahun 2011, saya yang baru saja melakukan kesalahan tetapi
langsung menciptakan gol di menit akhir pertandingan tidak melakukan akselerasi
dengan berlari sambil teriak, sebab saya langsung berjalan ke pinggir lapangan.
Pendukung di Bernabeau langsung menyoraki saya. Padahal saya sengaja tidak
melakukan akselerasi karena saya sudah terlalu lelah setelah menciptakan gol.
Melihat hal itu, teman-teman dan pelatih saya, Mourinho segera menghibur saya.
Sampai akhirnya manajemen Real Madrid dan media memberitakan bahwa akselerasi
yang tidak saya lakukan karena saya terlalu lelah. Pelan tapi pasti, akhirnya
kembali para Madridista meminta maaf pada saya. Baik secara langsung, maupun
menuliskan sesuatu di twitter saya ataupun fans page di facebook. Mereka
berjanji, bagaimanapun performa saya, mereka terus mendukung saya untuk terus
bermain dengan sempurna. Dan saat ini, focus saya adalah membawa Real Madrid
kembali menjuarai Liga Spanyol dan Liga Champion. Tetapi para fans sering
mengatakan bahwa skill saya ketika bermain untuk Manchester United lebih bagus
daripada skill saya sekarang yang sedang bermain untuk Real Madrid. Ditambah
lagi, mereka berkata, ketika saya memakai jersey Real Madrid yang berwarna
merah, maka keberuntungan akan terjadi. Mereka mengaitkannya dengan jersey
merah MU yang dulu pernah saya pakai. Hal itu disebabkan karena saya sering
menciptakan skill hebat dan gol-gol indah dengan jersey merah tersebut. Tetapi
saya yakin, jika saya berusaha sungguh-sungguh, saya pasti bisa membawa Real
Madrid,salah satu tim terbaik dunia,
kembali menjuarai ajang trophy yang bergengsi. Semua itu tak lepas dari
dukungan keluarga, pelatih saya, Jose Mourinho,Ricardo Kaka dan kawan-kawan,
juga para fans.
Perjuangan saya
di Real Madrid ternyata membuahkan hasil. Selama satu musim saya menjadi pemain
yang menciptakan gol terbanyak dalam setiap kompetisi dan saya kembali
mendapatkan penghargaan invidu, yaitu piala El Pichichi. Adapun mengenai liga
champion 2012, banyak orang yang memfavoritekan Real Madrid juara. Dari awal
hingga memasuki semifinal liga champion , Real Madrid dengan perjuangan penuh
mampu melawan tim-tim lain. Rival abadi Real Madrid, yaitu Barcelona tidak
mampu menembus semifinal karena mereka dikalahkan oleh Chelsea di semifinal
liga champion. Saya sangat menyayangkan hal tersebut karena sejujurnya saya
ingin agar Real Madrid dan Barcelona bertemu di semifinal maupun final final
liga champion. Dan ketika di final tersebut, Real Madrid akan bertanding
melawan Bayern Munchen , yaitu salah satu klub di liga jerman. Kedua tim bermain sangat antusias dan mampu
melakukan pertahanan dan serangan yang baik. Tetapi di akhir babak kedua, Real
Madrid dan Bayern Munchen belum menciptakan gol satupun. Sehingga diadakan adu
penalty sebanyak 5 kali dari setiap tim dengan syarat setiap satu pemain hanya
boleh menciptaka 1 gol penalty. Entah apa yang menghalangi saya ketika
itu, baru kali ini saya gagal
menciptakan gol penalty dan rekan saya Ricardo Kaka juga gagal melakukannya.
Sebaliknya, beberapa pemain Bayern Munchen berhasil menciptakan gol tersebut.
Skor tipis 3-2 dengan kemenangan Bayern Munchen membawa mereka di final dan
bertemu Chelsea. Dan di final tersebut, Chelsea berhak mendapatkan kemenangan
di liga Champion 2012.
SPONSOR
Status selebritis memang menjanjikan dari segi materi.
Profesi pemain sepak bola pun tak kalah menjanjikan. Selain dari nilai kontrak,
gaji dan bonus, pendapatan pribadi actor lapangan hijau pun datang dari luar
lapangan. David Beckham, Alessandro Del Piero dan Raul Gonzales adalah 3 dari
sekian pemain yanmg mempunyai sponsor pribadi. Kocek mereka tentu bertambah
tebal. Saya sendiri hingga sekarang memiliki jumlah sponsor pribadi terbanyak.
Di tahun 2006 saja, saya sudah diikiat oleh 6 perusahaan sebagai model atau
bintang iklan. Soal besarnya nilai kontrak saya, tak perlu dibeberkan karena
hasilnya sangat memuaskan dan lebih dari cukup.
Diantara sponsor pribadi saya hingga saat ini adalah :
Coca cola (2006), FIFA Street 2 (2006), yang merupakan sebuah game sepakbola,
Fuji Xerox (2006), NIKE (ada sepatu dan baju)(2006), dengan bentuk badan
atletis saya dipercaya menggunakan baju NIKE ketat dengan menonjolkan bentuk
badan saya untuk sebuah iklan, Extra Joss (2005) (orang Indonesia tak menyangka
kalau Extra Joss mengontrak saya sebagai bintang iklan), Suzuki (2005),.Clear
Shampoo (2010), Kacang Dua Kelinci (2011) untuk sponsor saya dan untuk tim saya
saat ini, Real Madrid.
Hingga saat ini, saya terus mendapat pasokan sepatu
terbaru dari NIKE. Di tahun 2012 ini saya memperkenalkan Nike Mercurial Vapour
Eight ketika Real Madrid menghadapi APOEL pada leg pertama liga Champion
2012. Saya juga memakai sepatu tersebut
di sebuah iklan, dimana saya dan pemain bulu tangkis nomor satu dunia, Roger
Federer, sedang bermain bulu tangkis. Bedanya , di iklan itu saya memukul bola
kecil tersebut dengan menggunakan kaki yang sudah mengenakan sepatu Nike,
sementara Federer memukul dengan raket. Dengan cepat, saya bisa memukul bola
yang diberikan Federer, sampai akhirnya saya berhasil melakukan smash dengan
kaki bersepatu Nike saya. Rupanya, Federer tidak mau kalah,sebab dipenghujung
iklan, dia yang memakai sepatu Nike baru itu juga melakukan smash dengan
kakinya.
Saat ini, saya
dan Lionel Messi sedang bersaing untuk Perusahaan Apparel. Gaji yang saya dapat
selama sepekan adalah Rp 3 miliar. Tetapi itu masih gaji dari hasil permainan,
sebab saya juga mendapatkan gaji lain dari sponsor-sponsor pribadi saya. Oleh
karena itu, saya berpredikat sebagai pemain termahal di dunia. Sedangkan di
urutan kedua, ada Wayne Rooney, dan ketiga ada Lionel Messi, diikuti urutan
selanjutnya ada Yaya Toure, Samuel Etoo, Bastian Schweinster, Zlatan
Ibrahimovic, Ricardo Kaka, John Terry, Emmanuel Adebayor.
SPESIAL 10 MOMENT YANG MENJADIKAN CRISTIANO RONALDO MENJADI PEMAIN TERBAIK
2012.
Saya dan
teman-teman di Real Madrid merasa bangga menjadi kandidat pemain terbaik dunia
di tahun 2012. Saya dan 8 teman saya di Real Madrid menjadi pemain terbanyak
yang berhasil dicalonkan sebagai pemain terbaik versi goal.com. Tetapi yang
membuat saya merasa hebat adalah saya mendapatkan suara terbanyak dari para
fans dan rekan-rekan saya, sehingga saya memenangkan gelar pemain terbaik dunia
versi goal. Com di tahun 2012 dan menduduki peringkat pertama.. Saya sangat
berterimakasih pada Tuhan , rekan , dan para fans.
Kesepuluh moment 2011- 2012 tersebut diantaranya :
10. Dominasi Di Derby Madrid Jilid 1.
2 Gol
lewat titik putih penalty dilesakkan Ronaldo di derby Madrid pertama pada 26
November, yang mengantar Real Madrid mencatat 13 kemenangan beruntun. Ronaldo
juga sering menciptakan assist.
9 Bola Mati
Mematikan di Lyon.
Ronaldo
menunjukkan kapabilitasnya dalam mengeksusi bola-bola mati. Lyon yang menjadi korban
Ronaldo pada 2 november di ajang Liga Champions dengan 2 golnya dari bola mati.
8. 100 gol tercepat
Ronaldo menjadi
pemain tercepat yang bisa mencatat 100 gol di la liga dengan hanya tampil di 92
pertandingan. Sedangkan ratusan gol lainnya di ciptakan di semua ajang
kompetisi.Sehinnga Ronaldo berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Spanyol
, mengalahkan rival abadinya, Barcelona.
7. Dua gol penting di Benito Villamarin.
6. Catat Gol ke-4000 Di Stadion Santiago Bernabeau.
Ronaldo menjadi satu-satunya pemain Madrid yang bisa
menciptakan gol sebanyak itu selama dia bermain untuk Real Madrid, melebihi
legenda pemain-pemain Real Madrid lainnya.
5. Membawa Portugal Ke Semifinal.
Ronaldo
bisa menciptakan 2 gol ke gawang Republik Ceko, sehingga dia bisa membawa
Portugal sampai ke semi final dengan mempermalukan Belanda yang merupakan juara
3 Piala Dunia. Namun, Ronaldo bisa menciptakan 2 gol tersebut dan menjawab
serta membungkam para pengkritiknya.
4. Dominasi Derby Madrid Jilid 2.
Dengan gol-gol
indah dari Ronaldo, Real Madrid semakin melesat ke posisi puncak liga Spanyol,
mengalahkan Barcelona, dengan kompetisi menyisakan 10 hari lagi.
3. Rekor Di 19 Klub
Ronaldo
tercatat sebagai pemain yang bisa mencetak gol di gawang semua lawannya di La
Liga hanya dalam satu musim. Klub besar Spanyol, Real Madrid pun mengakhiri
musim dengan koleksi angka 100.
2. Mengobrak- Abrik Belanda.
Di laga
terakhir fase grup Piala Eropa 2012, Ronaldo tampil kesetanan. Ia mencetak 2
gol, memporak porandakan gawang Belanda. Skuad Belanda merasa kewalahan menutup
pergerakan dari Portugal dan determinasi Ronaldo. Alhasil, Belanda yang
merupakan juara 3 di Piala Dunia 2010 itu mampu dikalahkan oleh 2 gol Ronaldo,
sehingga Portugal mendampingi Jerman lolos ke perempat final.
- Membungkan Nou Camp.
Ronaldo selalu mendapatkan nilai kompetisi tinggi saat
Real Madrid melawan Barcelona. Rivalitas kedua tim menjadi penyebabnya dan
kedua tim adalah tim terkuat di Liga Spanyol. Dan disini Ronaldo sering
menunjukkan penampilan terbaiknya , terutama saat bermain di kandang Barcelona,
Camp Nou. Ditambah lagi selama pertandingan EL-CLASICO ( Real Madrid vs
Barcelona ), selama 3 kali berturut-turut Ronaldo menciptakan gol-golnya.
Sementara dalam waktu 3 kali berturut-turut, Lionel Messi, yang notabene adalah
salah satu pemain terbaik dunia, tidak bisa menghasilkan gol satupun.
EUROPE 2012.
Europe
2012 berjalan dengan penuh persaingan. Seperti yang sudah mendarah daging,
Spanyol adalah Negara yang paling sering meraih kemenangan baik di Piala Dunia
maupun piala Eropa. Saya sendiri merasa bangga dapat bermain di Real Madrid,
yang notabene merupakan salah satu klub terbaik di dunia dan liga Spanyol.
SIMPATI UNTUK PALESTINE
BERITASATU.COM - Sepatu Emas (Golden Boot) yang diraih
Ronaldo pada 2011 itu berharga sekitar Rp22 miliar.
Situs resmi Real Madrid berbahasa Arab menyatakan ikon klub
itu, Cristiano Ronaldo, menyumbangkan dana sekitar Rp22 miliar untuk anak-anak
Palestina di Gaza. Sumbangan itu berupa tropi Sepatu Emas (Golden Boot) yang
diterima Ronaldo pada 2011 lalu.
Sepatu itu akan dilelang oleh Yayasan Real Madrid, dan
hasilnya seluruhnya akan digunakan untuk membangun sekolah di Jalur Gaza.
Real Madrid Foundation telah membantu pendirian 167 sekolah
di 66 negara.
Ini bukan pertama kalinya Ronaldo beramal. Tahun lalu dia
menjual sebagian besar sepatu olahraga miliknya pada lelang Yayasan Real
Madrid, yang hasilnya juga didedikasikan untuk mengumpulkan dana bagi sekolah-sekolah
di Gaza.
Ronaldo menjadi pemain sepak bola termahal dalam sejarah
setelah pindah dari Manchester United ke Real Madrid. Kontraknya dengan Madrid
membuat kantung Ronaldo bertambah sekitar Rp18 miliar per tahun.
CR7 juga pernah secara langsung berkunjung ke Palestina dan menyaksikan penderitaan warga setempat.
Kamis, 22 November 2012 20:37
Ronaldo dan Real Madrid Ternyata Menjadi Donatur Bagi Anak-anak Palestina
Madrid (22/11), Bantenesia - Tahukah anda? Ternyata pemain bola
kawakan Cristiano Ronaldo menyumbangkan Sepatu Emas miliknya yang
bernilai 1,5 juta euro untuk anak-anak Palestina, menyusul konflik yang
terjadi di jalur Gaza.
Pemain Portugal yang menjadi salah satu
pemain terbaik dunia ini sudah mengumpulkan uang sumbangan dari
penjualan Sepatu Emas miliknya melalui yayasan amal. Kejadian ini
berlangsung setahun lalu.
Dalam sebuah lelang Yayasan Real Madrid
yang juga didedikasikan untuk sekolah di Gaza, Ronaldo ikut menjual
sepatu miliknya yang paling berharga. Selama ini, pemain yang pernah
merumput bersama Manchester United ini memang tercatat sebagai donatur
tetap untuk Palestina.
Pemain Portugal yang menjadi salah satu
pemain terbaik dunia ini sudah mengumpulkan uang sumbangan dari
penjualan Sepatu Emas miliknya melalui yayasan amal. Uang penjualan
Sepatu Emas yang didapatkan Cristiano Ronaldo pada 2011 tersebut akan
didonasikan untuk sekolah-sekolah di Gaza, seperti dikutip laman
footballtarget.com, Rabu (21/11).
Tak hanya ke Palestina,
ternyata Ronaldo juga pernah membantu Martunis, seorang bocah asal Aceh
yang selamat dari Tsunami dan tersangkut di atas pohon kelapa selama
beberapa hari ditahun 2004 saat Aceh dihantam tsunami. (NWS/B01).
Barcelona zionis, real madrid dan C.Ronaldo ♥ Palestine
Republika.co.id, Tim raksasa spanyol Barcelona CF adalah teman dekat
israel Lewat video berdurasi 3 menit terlihat foto Presiden Barcelona
dan israel berfoto bersama dibelakang Tempat Suci Yahudi, Pemain
Barcelona Gerard Pique menyembah Tempat suci tersebut dan di stadion Nou
Camp para fans barcelona mengibarkan bendera zionis israel.
Berbeda dgn Rivalnya Real Madrid. Madridnsta mengibarkan bendera
palestine, Dan bintang mereka Cristiano Ronaldo yang melelang sepatu
emasnya untuk anak anak.
Todos Com, kata CR7 dalam bhasa spanyol menyemangati anak anak palestina
Sepatu emas Ronaldo laku dalam lelang seharga 1,4 juta pounds yg
semuanya disumbang untuk Palestina dan sekaligus dengan sumbangan Real
Madrid CF untuk Palestina
Tindakan Real Madrid ini segera
dikecam Israel, Israel Segera memperketat Pertahanan di jalur gaza agar
tak ada bantuan dari Real madrid lagi.
Itulah sebabnya terkadang FIFA (asosiasi sepakbola tertinggi dunia) yang didalamnya terdapat orang-orang Israel, lebih mendukung Messi menjadi pemain terbaik, sebab Messi dan kru-kru Barcelona sangat dekat dengan dengan oramg-orang Israel. Israel mengecam Real Madrid dan Cristiano Ronaldo hanya karena mereka memberi bantuan terhadap Palestina.
Orang-orang( haters) mungkin mengatakan bahwa Ronaldo adalah orang yang arrogan. ATas dasar apa mereka mengatakan hal itu??? Apakah mereka hanya melihat dari gaya Ronaldo ketika bermain di lapangan?? Apakah mereka selalu mencaci maki bahwa Ronaldo adalah playboy??.
Kalau kita melihat Ronaldo bermain di lapangan, dia sering menonjolkan gaya ''sok'' jagoan. Tetapi hal itu sangat wajar, karena dia memang hebat dan sering menciptakan gol yang baik. Kita seharusnya tidak melihat dari sisi tersebut, tetapi kita melihat ke dalam hati Ronaldo. Dia berhati mulia dan memiliki jiwa sosial. Terbukti, saat ini dia merupakan pemain termahal dunia dan satu- satunya pemain termahal yang mau menyumbangkan uang maupun barang-barang mahal miliknya kepada negara yang dilanda musibah. Mana Lionel Messi??? Apakah dia mau menyumbangkan uangnya meskipun dia juga termasuk pemain terkaya saat ini??..
Kenapa selalu sisi negatif yang dilihat dari seorang Ronaldo??? Justru sebenarnya dia memiliki tanggung jawab yang besar menjadi seorang bintang sepakbola. Dia tidak pernah merokok, tidak pernah mencoba Narkoba, dan mabuk- mabukan. Makanan selalu dijaga. Itulah sebabnya Ronaldo memiliki postur tubuh tinggi sebagai pemain bola, dan otot seksi yang disukai para wanita maupun lelaki. Dia teringat akan kematian ayahnya yang disebabkan oleh rokok dan minuman keras. Sehingga dia tidak ingin meninggal seperti ayahnya dahulu. Lihatlah messi, saya mendengar dan melihat fotonya sedang merokok dan mabuk-mabukan. Apakah itu yang disebut pemain bola??
Apa yang didapat oleh Ronaldo justru kecaman dari pemerintah Israel. Sungguh tidak adil mengecam seseorang yang sudah menolong negara yang susah. Tetapi itulah resiko pemain terkenal. Memiliki fans terbanyak di dunia, bukan berarti Ronaldo jauh dari kritikan dan kecaman dari orang-orang yang membencinya. Be patient Ronaldo.we proud of uuuu :)
POSTED On : 23 -
Nov -
2012
― EDITOR By : el-Asyi
MADRID - Situs resmi Real Madrid berbahasa Arab menyatakan ikon
klub itu, Cristiano Ronaldo, telah mendonasikan 1,5 juta Euro atau
sekitar Rp18,4 miliar untuk anak-anak Palestina di Gaza. Sumbangan itu
berupa tropi Sepatu Emas (Golden Boot) yang diterima Ronaldo pada 2011
lalu.
Menurut Russian Today, Kamis (22/11), Sepatu itu akan dilelang oleh
Yayasan Real Madrid, dan hasilnya seluruhnya akan digunakan untuk
membangun sekolah di Jalur Gaza. Yayasan Real Madrid Foundation telah
membantu pendirian bangunan 167 sekolah di 66 negara.
Ronaldo menjadi pemain sepak bola termahal dalam sejarah setelah pindah
dari Manchester United ke Real Madrid. Kontraknya dengan Madrid
menjadikannya sebagai salah satu pemain yang dibayar tertinggi sedunia.
Hal ini membuat kantung Ronaldo bertambah sekitar Rp18 miliar per tahun.
Ini bukan pertama kalinya Ronaldo beramal. Tahun lalu dia menjual
sebagian besar sepatu olahraga miliknya pada lelang Yayasan Real Madrid,
yang hasilnya juga didedikasikan juga untuk mengumpulkan dana bagi
sekolah-sekolah di Jalur Gaza.
PROFIL CRISTIANO RONALDO
Nama Lengkap
: Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro
Nama Panggilan :
Ronnie, Ron, Rocket Ronaldo, CR7,Buzzed.
Tanggal Lahir
: 5 Februari 1985
Tempat Lahir :
Funchal, Madeira, Portugal
Tinggi
: 1.86 m (6 ft 1 in) [1] / 184 cm
Berat
: 75 kg
Ayah : Jose Diniz Aveiro
Ibu
: Maria Dolores dos Santos Aveiro
Saudara
: Hugo Aveiro, Elma Aveiro, Katia
Aveiro
Kebangsaan
: Portugal
Julukan masa kecil : Little Kluivert
Agen : Luis Correia
Pemain Kebanggaan: Maradona
Pemain favorite ;
Luis Figo, Zinedine Zidane dan Thierry Henry.
Posisi bermain :
Sayap kanan, sayap kiri, penyerang.
Klub saat ini
: Real Madrid
Nomor punggung : 7
Karier Junior : - 1993-1995 Andorinha
-
1995-1997 Nacional
-
1997-2001 Sporting Lisbon
Karier Senior
: - 2001-2003 Sporting Lisbon
-
2003-2009 Manchester United
-
2009-kini Real Madrid
Tim Nasional :
- 2001-2002 Portugal U-17
-
2003
Portugal U-20
-
2002-2003 Portugal U-21
-
2004
Portugal U-23
-
2003-kini
Portugal
Makanan Favorite :
Bacalhau a Braz ( makanan Portugal yang
terbuat dari ikan, kentang,
Dan orak arik
telur)
Minuman favorite :
Santal ( minuman buah kemasan produk local Portugal )
Gelar Bersama Sporting Lisbon
-
Juara Liga Portugal (2002-2003)
Gelar Bersama Manchester United
-
Juara
Piala FA (2003-2004)
-
Juara
Piala Coca Cola (2005-2006)
-
Juara
Liga Inggris ( 2006-2007)
-
Juara
Liga Champions (2007-2008)
Gelar bersama Real Madrid
- Juara La Liga 2009.
- Juara La Liga 2012.
- Juara Copa Del Rey ( Piala Raja Spanyol
2010)
- Juara Copa Del Rey ( 2011 ).
Penghargaan Individu
:
-
FIFA World Player of The Year 2009.
-
Pemain Muda Terbaik 2006.
-
Barclays Player of The Month (2006).
-
Pemain Muda Terbaik PFA 2007.
-
Pemain Terbaik PFA 2007.
-
Pemain favorite Terbaik PFA 2007.
-
Penghargaan dari Asosiasi Football Writer’s
-
PFA Fans Player of the month( 2006-2007)
-
Pemain Terbaik Sir Matt Busby (2006-2007).
-
Barclays Player of the Season (2006-2007)
-
Pemain Terbaik Portugal 2007.
-
Pemain Terbaik Manchester United ( 2006-2008)
-
Pemain Terbaik Dunia versi FIFA( 2008).
-
5 Besar Cowok Terseksi tahun 2007-2008.
-
Piala El-
Pichichi di Liga Spanyol.(2009-2011)
-
Golden Boot ( Sepatu Emas) di liga Spanyol 2012.
-
Pemain Terbaik Dunia 2012 versi goal.Com
-
Kandidat pemain Terbaik Dunia versi FIFA 2012.
-
Calon pemain legenda di Real Madrid.
Referensi Penulis
(buku, majalah, surat kabar, tabloid, situs internet,
Televisi)
The Sun, The
Guardian, The Observer, USA Today, BBC, Four Four Two, World Soccer, Match, FA
Premiership, Ronaldo7, Ronaldo-Attack, Fifaworldcup, ManUtd.com, Redcafe,
Soccer, Sportinglife, Soccerage, Soccerway, Soccerassociation, Soccernet,
Football365, SkySport, TWISport, Soccerstat, OneStopFootball(Trans7), SoccerOne
(TVOne),realmadridnews.com, Dunia Real Madrid (facebook), Real Madrid C.f
(facebook), CR7 Fans Club (facebook), Times Online, The Independent,
Sport&Style,Google search,
www.realmadrid.com,
Square Football, GiveMeFootball, British Soccer Week, Footie51, Football News,
FoxSoccer.com, Manchester Evening News, Optasoccer, Sportculture,
Telegraph.co.uk, ESPNsoccernet,TWISport.